Sekolah Gratis dan Bawaku Sekolah Bantu Selesaikan Pendidikan Siswa

Belum bangkitnya keterperukan ekonomi nasional ditambah kebijakan kenaikan harga BBM, dipastikan semakin menambah beban dan himpitan kehidupan sosial ekonomi se

Sysadmin Saturday, 13 August 2016 09:34
Sekolah Gratis dan Bawaku Sekolah Bantu Selesaikan Pendidikan Siswa
Sekolah Gratis dan Bawaku Sekolah Bantu Selesaikan Pendidikan Siswa

Belum bangkitnya keterperukan ekonomi nasional ditambah kebijakan kenaikan harga BBM, dipastikan semakin menambah beban dan himpitan kehidupan sosial ekonomi sebagian masyarakat, khususnya keluarga kurang mampu yang mempunyai anak usia wajib belajar. Pada kondisi seperti ini, kemungkinan yang bakal terjadi adalah,  anak tidak bisa sekolah, putus sekolah dan tidak bisa melanjutkan sekolah. Jika tidak cepat diatasi, dipastikan akan terjadi kemiskinan yang terstruktur yaitu pewarisan  kemiskinan yang bermuara pada kebodohan dan keterbelakangan.

“Untuk menyelamatkan anak didik kita, tidak ada jalan atau cara lain kecuali dengan memajukan pendidikan. Kami menyadari, meski secara konstitusional, pemerintah sudah ditugaskan untuk melakukan peningkatan SDM dengan mencerdaskan kehidupan bangsa, namun pemerintah tidak akan mampu menyelesaikan sendiri tanpa keikutsertaan masyarakat. Untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada para pejuang pendidikan yang telah melaksanakan kependidikan dan kesekolahan baik negeri maupun swasta yang begitu baik di Kota Bandung dan banyak prestasi. meski pada posisi keuangan kita yang masih harus ditingkatkan,” ungkap Walikota Bandung, H. Dada Rosada SH, M.Si  dalam acara launching sekolah gratis dan bantuan wali kota khusus (Bawaku) sekolah, di Plaza Monumen Bandung Lautan Api (BLA) Tegallega Bandung, Rabu (11/608). Dihadiri komunitas pendidikan, diantaranya Dewan Pendidikan, PGRI, Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS), Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak (IGTK), Komite Sekolah, Kepala Sekolah dan para Guru.

Lebih lanjut dikatakan walikota, persoalan berat dihadapi pemerintah Kota Bandung, adalah kondisi sosial ekonomi atau kesejahteraan guru yang masih memprihatinkan. Karena upaya untuk meningkatkan status termasuk dukungan anggaran melalui APBD, pemerintah kota belum bisa memenuhi yang diharapkan. Namun Dinas Pendidikan (Disdik) dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bandung, dalam seminggu terakhir, telah melakukan upaya ke Depdagri, Depdiknas dan Kementrian PAN untuk melakukan perubahan-perubahan aturan.

“Kalu mungkin atau yang paling maksimal, adalah perubahan status guru swasta menjadi PNS yang diperbantukan ke sekolah swasta. Dan bagaimana bantuan Pemkot kepada guru sekolah swasta dalam menambah jumlah kesejahteraan dari belanja penambahan jam pelajarannya. Mudah-mudahan upaya pemkot dan persatuan guru honorer daerah swasta maupun negeri ini dapat diwujudkan. Kalau tidak, minimal kita akan mengupayakan bantuan Pemkot Bandung kepada guru-guru swasta untuk kesejahteraannya, meminta ke  DPRD untuk dapat menyetujuinya. Saya kira tidak salah, walaupun aturan tidak boleh tapi untuk kepentingan masyarakat, APBD dari masyarakat kita berikan kembali kepada masyarakat,” kata wali kota.

Program sekolah gratis dan bawaku sekolah, dikatakan walikota, tidak hanya persoalan teknis penyampaian bantuan dana ke sekolah dan siswa, tapi terlebih penting adalah memotivasi siswa bertahan bersekolah dan bisa menyelesaikan dengan baik. Sekolah gratis ini diprioritaskan pada sekolah yang prasarana dan sarananya kurang memadai dan kumuh, kebanyakan orang tua siswanya tidak mampu termasuk kesejahteraan gurunya. Di Tahun 2008, telah ditetapkan 244 sekolah SD Negeri maupun swasta termasuk Madrasah Ibtidaiyah, SMP/MTs  (51) dan SMA/SMK/Madrasah Aliyah ( 30).  

Kepala Disdik Kota Bandung Drs. Odji Mahrodji menuturkan, kebijakan sekolah gratis meliputi pengembangan sekolah gratis, pembinaan SMP terbuka, pemberian bea siswa kepada yang tidak sekolah disekolah gratis dalam kondisi yang tidak mampu, bantuan kepada warga belajat Paket A, B dan C, penyiapan beasiswa retrival untuk siswa yang putus sekolah. Untuk menunjang program ini, Pemkot melalui APBD 2008, menyediakan anggaran Rp. 41,250 milyar.

Ketua Dewan Pendidikan Kota Bandung, Drs. H. Dana Setia mengemukakan, biaya sekolah adalah salah satu hambatan yang sering menghadang proses pendidikan. Banyak anak berbakat bahkan jenius, tidak dapat menyelesaikan pendidikan hanya karena ketidak mampuan orang tua membayar biaya pendidikan. “Melalui sekolah gratis dan bawaku sekolah, mereka mendapat perhatian sehingga diharapkan dapat menyelesaikan pendidikannya dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, sesuai dengan kemampuan nalarnya,” tandasnya..

Komunitas pendidikan dikatakannya wajib bersyukur,  mempunyai pimpinan sekaliber Dada Rosada yang bukan hanya memahami pentingnya melanjutkan sekolah bagi anak-anak, tapi juga memiliki komitmen tinggi dan kuat terhadap dunia pendidikan. Dibuktikan dengan dicanangkannya Bandung Cerdas 2008 yang merupaka satu diantara 7 program prioritas pembangunan Kota Bandung yang strategis dan realistis. “Terimakasih kami tidak dapat diungkap dengan kata-kata, beurat nyuhun beurat nanggung berat narimakeunnana. Kami berharap Bapak Wali dapat terus meningkatkan perhatiannya dalam pembangunan sektor pendidikan di Kota Bandung. Oleh karena itu kami tak henti-hentinya berdoa, agar kepempinan Bapak sebagai walikota Bandung terus berlanjut untuk lima tahun mendatang, sehingga pembangunan pendidikan dapat terjamin kesinambungannya. Mudah-mudahan bisikan kami ini didengar Allah SWT,” ujarnya mewakili komunitas pendidikan.    (www.bandung.go.id)