Walikota Bandung, H. Dada Rosada Lakukan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Pasar Balubur

Warga pedagang Pasar Balubur, pantas bergembira dan bersyukur, keinginannya agar Walikota Bandung, H. Dada Rosada SH, M.Si segera melakukan peletakan batu perta

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:34
Walikota Bandung, H. Dada Rosada Lakukan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Pasar Balubur
Walikota Bandung, H. Dada Rosada Lakukan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Pasar Balubur

Warga pedagang Pasar Balubur, pantas bergembira dan bersyukur, keinginannya agar Walikota Bandung, H. Dada Rosada SH, M.Si segera melakukan peletakan batu pertama, dimulainya pembangunan Pasar Balubur baru, dapat terpenuhi.

 Hal ini diungkapkan perwakilan pedagang, Ketua Forum Komunikasi Pasar (Forkompas) Balubur, H. Neri dan seorang pedagang lainnya, Ngatinem disela acara peletakan batu pertama dimulainya pembangunan Pasar Balubur, di kawasan RW 12 Kebon Kembang RW 12 Kelurahan Tamansari kecamatan Bandung Wetan Bandung, Minggu (15/06/08). 

Ngatinem yang kesehariannya berjualan sayuran dan keringan, mengemukakan, dirinya dan 240 pedagang lainnya, yang sudah hampir 5 tahun berjualan di tempat penampungan sementara (TPPS) di lahan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung menyusul pembangunan proyek jalan dan jembatan layang Pasupati, sudah sangat merindukan berjualan ditempat yang layak dan nyaman.

 “Pada kondisi TPPS, pembeli enggan datang untuk berbelanja. Banyak diantara kami para pedagang yang jatuh bangun agar bisa tetap bertahan dan berjualan untuk bisa memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga,” ujarnya seraya minta perhatian walikota, membantu warga pedagang yang kurang mampu dalam membeli kios atau ruang tempat berdagang.

 Pembangunan Pasar Balubur oleh pengembang PT Hexa Pilar Utama, dikatakan walikota, adalah suatu ikhtiar untuk meningkatkan derajat dan martabat pedagang, berjualan ditempat yang layak dan bersih, juga nyaman bagi pembeli. Namun persoalannya, pada pengalaman sebelumnya, pembangunan sejumlah pasar setelah selesai dibangun, sering menyisakan persoalan. Antara pengembang dan pedagang masih berselisih tentang harga, ukuran luas dan ruang dagang pedagang ditempatkan.

“Kembali saya tegaskan, saya tidak akan tergesa-gesa melakukan penandatanganan perjanjian kerjasama dan melakukan peletakan batu pertama, sebelum ada kesepakatan diantara pihak yang terkait. Saya bersyukur, hari ini saya bisa melakukan peletakan batu pertama karena antara pengembang dan pedagang sudah ada kesepakatan,” kata walikota.

Menurutnya, pembangunan pasar harus benar-benar memperhatikan aspirasi pedagang karena mereka yang akan menempati bangunan. Setiap pihak yang terlibat dituntut saling percaya, menjaga intensitas komunikasi pada posisi yang wajar, mampu meredam potensi konflik sehingga dapat memberikan kemaslahatan yang luas bagi semua pihak. “Saya berharap pembanguan Pasar Balubur ini, akan menjadi contoh bagi pembangunan pasar-pasar lainnya di Kota Bandung. Kita harapkan pembangunannya dapat berjalan lancar, segera dapat digunakan pedagang sesuai jadwal yang telah ditentukan. Lebih dari itu, dapat memenuhi harapan semua pihak,” ujarnya.

Walikota juga mengingatkan pengembang, untuk memberikan perhatian penuh membantu pedagang lama, jangan sampai ada yang tidak masuk, menjadi PKL berjualan di luar pasar karena tidak mampu beli kios. Sementara, sesuai kemampuan anggaran, Pemkot akan berupaya membantu melalui APBD seperti yang telah dilakukan kepada para pedagang lainnya yang pasar di revitalisasi.

Dirut PD Pasar Bermartabat, Drs. H. Doddy Soeryadi menuturkan, Pasar Balubur seluas 13.000 M2, dibangun kerjasama dengan pengembang berdasarkan system Build, Operation and Transfer (BOT), ditargetkan selesai dalam setahun.  “Selain akan meningkatkan pelayanan kepada para pedagang, kami PD Pasar juga berharap dapat memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung yang bersumber dari retribusi pasar,” kata Doddy.

Dengan dimulainya pembangunan Pasar Balubur, menyusul sejumlah pasar lainnya, yaitu Pasar Karapitan, Pasar Elektronik Bancey, Pasar PKL  dan Cimol di kawasan Pasar Induk Gedebage, kualitas pasar di Kota Bandung semakin meningkat sehingga menambah potensi PAD.

Dalam pembangunan pasar, menurutnya, tidak kalah pentingnya adalah komitmen untuk menjaga dan memelihara kepentingan kesehatan masyarakat, perlindungan konsumen dan keasrian lingkungan. “Pengelolaan pasar nantinya akan dilakukan secara professional yang berorientasi kepada peningkatan daya saing para pedagang tyradisonal sehingga bisa berdiri sejajar dengan pasar-pasar modern yang telah ada selama ini,” ujarnya.  (www.bandung.go.id)