Walikota Bandung Serahkan Hibah Bawaku Sehat

Kebijakan Pemerintah Kota (Pemkot) <?xml:namespace prefix = st1 ns = "urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" />Bandung membantu masyarakat miskin di

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:34
Walikota Bandung Serahkan Hibah Bawaku Sehat
Walikota Bandung Serahkan Hibah Bawaku Sehat

Kebijakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung membantu masyarakat miskin di bidang kesehatan melalui hibah bantuan wali kota khusus (Bawaku) Sehat, sangat tepat dan bagus, karena Pemerintah Pusat tidak mungkin untuk bisa membiayai seluruh  pelayanan kesehatan keluarga miskin.

Kota Bandung mempunyai masyarakat miskin yang cukup tinggi, sementara dana dari pemerintah pusat sangat kecil, sehingga sangat diperlukan bantuan Pemerintah Daerah,” kata Direktur Medis dan Keperawatan Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Dr. Rizal Chaidir dalam acara Launching Bawaku Sehat 2008, di Plaza Balaikota Jalan Wastukancana 2 Bandung, (16/06/08).

Kebijakan Bawaku Sehat, menurutnya memberikan akses kepada masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik. Program ini sangat banyak membantu masyarakat miskin untuk mendapatkan tambahan pembiayaan didalam pelayanan kesehatan, yang semua tahu biayanya tidak murah. “Jadi program ini harus dilanjutkan dan sangat menolong masyarakat miskin, karena sebenarnya Pemerintah Daerah sangat bertanggungjawab terhadap pelayanan kesehatan masyarakatnya terutama masyarakat yang tidak punya pilihan untuk berobat, tidak seperti masyarakat mampu,” ujarnya.

Meski Rp. 3 milyar Bawaku diterima RSHS cukup besar, tetapi masih belum bisa mencukupi apa yang dibutuhkan. Ia mencontohkan, sampai dengan Mei 2008, RSHS menghabiskan tidak kurang Rp. 5 milyar untuk pelayanan masyarakat miskin. Selain itu, agar kebijakan ini tidak salah sasaran, perlunya kejelasan kepesertaannya sehingga tidak menyulitkan pihak rumah sakit karena ada beberapa orang yang memposisikan dirinya sebagai masyarakat miskin. Untuk itu kami usulkan agar Pemkot dan BPS, ke depan melakukan seleksi ulang masyarakat miskin yang benar-benar berhak,” tandasnya.

Dirut RS Boromeus, dr. Listyantotot yang juga menerima dana hibah Bawaku Sehat sebesar Rp. 150 juta mengemukakan, meski rumah sakit swasta, namun institusinya yang sudah berusia 87 tahun, sejak awal tidak provit eriented atau mengejar keuntungan semata. Dari total anggarannya setiap tahun, RS Boromeus menyisihkan untuk kegiatan sosial termasuk membantu pasien dari masyarakat tidak mampu.

“Sifat organisasi kami adalah organisasi nirlaba, artinya semua sisa hasil usaha,  akan kami kembalikan lagi kepada masyarakat. Boromeus tidak hanya bicara, Piutang pasien tidak mampu, setiap tahunnya tidak kurang dari Rp. 1,5 milyar. Sejak awal kami berkomitmen, ingin seiring dan sejalan dengan masyarakat Bandung. Artinya problema kesehatan masyarakat Kota Bandung pun menjadi problematik kami,” tuturnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, dr. H. Gunadi S Bhiknekas menuturkan, dalam APBD 2008, tersedia untuk Bawaku Sehat sebesar Rp. 15 milyar. Dana ini merupakan dana cadangan atau pendamping Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) keluarga miskin. Jadi tidak berarti harus dihabiskan, sepanjang masih bisa tertanggulangi Jamkesmas termasuk Askeskin.

”Prinsipnya jika ada pasien keluarga miskin berobat ke rumah sakit, kekurangannya akan kita bayar. Jadi tigapuluh dua rumah sakit baik pemerintah maupun swasta di Kota Bandung, harus melayani dan tidak ada alasan untuk menolak pasien miskin,” tandasnya.  (www.bandung.go.id)