Pelantikan Dewan Pengurus FPK Kota Bandung

Dikalangan investor dan wisatawan baik lokal, regional, nasional maupun internasional, Kota Bandung diakui memiliki keunikan strategis karena besarnya potens

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:34
Pelantikan Dewan Pengurus FPK Kota Bandung
Pelantikan Dewan Pengurus FPK Kota Bandung

Dikalangan investor dan wisatawan baik lokal, regional, nasional maupun internasional, Kota Bandung diakui memiliki keunikan strategis karena besarnya potensi dan keragaman wisata ekonomi dan budaya termasuk bangunan warisan bersejarah yang tetap terpelihara. Pesona dan popularitasnya ini, harus tetap terjaga bahkan dikembangkan secara berkelanjutan dengan menjadikan Bandung lebih berkarakter dan memiliki identitas yang khas. Untuk itu diperlukan kesamaan persepsi dan strategi pemasaran yang handal dan terintegrasi dari para stakeholder (pemangku kepentingan), yang menitik beratkan pada aspek perencdanaan, penentuan sasaran dan penetapan bauran pemasaran kota.

Hal ini disampaikan Pelaksana harian Wali Koata Bandung, Dr H Edi Siswadi M.Si saat melantik Dewan Pengurus Forum Pemasaran Kota (FPK) Bandung masa bhakti 2008 - 2011, di Audiotorium Rosada Balaikota, Jalan Wastukancana 2 Bandung, kamis (3/7/08).

Jajaran Dewan Pengurus FKP yang dilantik, diantaranya Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Unpad Popy Rufaidah, SE, MBA, Phd sebagai Ketua, Ir H Ahmad Rekotomo SE, M.Si (Wakil Ketua 1), Ir Adang Sudrajat dari Indonesian Marketing Assosiation Jabar Chapter Bandung (Wkl Ketua 2), Manajer Humas HU Pikiran Rakyat Bandung (Wkl Ketua 3), Kabag Ekonomi Drs Ema Sumarna (Sekretaris), Dra Sulis Setiawati, M.Si (Bendahara).

Lebih lanjut dikatakan Plh Wali Kota, untuk tercapainya sinergitas dan keselarasan diantara para stakeholder, Pemerintah Kota Bandung memandang perlu adanya wadah yang mampu menggabungkan semua program dan potensi dalam memsarkan kota.

Dengan dibentuknya Forum Pemasaran Kota, diharapkan, seluruh stakeholder dapat mengintegrasikan diri pada pencapaian tujuan bersama, yakni meningkatnya kualitas pemasaran dan penjualan berbagai produk unggulan Kota Bandung. Pembentukan FKP menurutnya, sekaligusjawaban terhadap anggapan berbagai kalangan pemasaran kota cenderung belum terintegrasi, belum terbentuk rantai nilai organisasi yang memiliki keselarasan dalam mendukung potensi dan belum adanya model pemasaran kota serta membangun Brand Kota Bandung yang memiliki identitas dan karakter.

“Dalam jangka pendek, wadah ini akan menjamin intensitas dialog yang berkaitan dengan pemasaran kota, sedangkan dalam jangka panjang diharapkan akan terbentuk Pusat Pemasaran Kota Bandung (PPKB) yang berfungsi sebagai portal informasi bisnis kota, kampanye kota ke pasar lokal, nasional dan internasional serta membangun Brand Kota Bandung,” tuturnya.

Asisten Ekonomi Pembangunan Setda Kota Bandung, Ir. Drs H Taufi Rachman, MH menuturkan, dengan berbagai fungsi yang diemban Kota Bandung, diantaranya sebagai kota pemerintahan, kota etalase produk Jawa Barat, kota kolektif dan distributif, pusat pelayanan jasa (keuangan, hukum, enginering, planning, design dlsb), memberikan anugerah daya tarik yang sangat kuat baik untuk wisata, bekerja maupun belajar.

Konsekuensi logis dari semua ini, menjadikan Kota Bandung semakin “terbuka” terhadap wilayah sekitarnya, mengakibatkan tingginya tingkat migrasi penduduk. Bandung menjadi kota terpadat penduduknya di Indonesia dengan jumlah penduduk 2.329.928 jiwa atau rata-rata 16.524 jiwa/km2, padahal luasnya hanya 16.729,65 Ha. Namun Bandung memiliki pertumbuhan ekonomi rata-rata cukup tinggi. Di Tahun 2007 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) tercatat mencapai 8,24 %.

Berdasarkan draft Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2020, Taufik mengemukakan, dalam upaya mewujudkan ekonomi kota yang tangguh, berdaya saing, sehat dan berkeadilan, strategi yang dilakukan Pemkot Bandungadalah dengan meningkatkan pertumbuhan dan kontribusi riil sektor inti perekonomian kota, yaitu jasa wisata dan perdagangan berbasis industri kreatif dan teknologi informasi. Ini diperkuat dengan hasil pertemuan di Yokohama – Jepang (Juli 2007), Kota Bandung terpilih sebagai pilot project kota kreatif se Asia Timur. Pada data nomenklatur Menteri Perdagangan RI, 8 dari 15 sektor yaitu seni/art, craft, design, fashion, musik dan seni pertunjukan, penerbitan, riset dan pengembangan serta software yang tergolong industri kratif, dipelopori Kota Bandung. ”Industri kreatif Kota Bandung sangat potensial dan cukup beragam, namun masih perlu secara optimal, profesional dan terintergrasi dikembangkan,” ungkapnya.

Ketua Dewan Pengurus FKP, Popy dalam presentasinya menuturkan, pemasaran kota adalah satu fungsi yang dipraktekan suatu pemerintah daerah di beberapa negara maju. Secara konseptual, pemasaran kota adalah suatu proses menciptakan, mengkomunikasikan dan menghantarkan para stakeholder pemerintah kota untuk terciptanya keberlanjutan perekonomian, keberlanjutan kehidupan bermasyarakat dan keberlanjutan lingkungan. Segera setelah pelantikan, FPK akan membentuk komisi-komisi, yaitu komisi city branding (membangun merek kota), komisi rantai nilai promosi kota, komisi perencana landmark kota, komisi pengembangan komunitas masyarakat, komisi pengembangan investasi dan komisi optimalisasi kawasan kecamatan.