Wisata Gedung Bersejarah

Kota Bandung memiliki banyak potensi wisata, salah satunya wisata sejarah. Banyak hal bersejarah mulai dari awal berdirinya Kota Bandung hingga saat ini. Bangunan - bangunan di Kota Bandung tak lepas dari salah satu sejarah yang ada sejak zaman kolonial. Kota Bandung memanfaatkannya untuk menjadi potensi wisata gedung bersejarah. Berikut diantaranya bangunan bersejarah di Kota Bandung

img

Gedung Sate

Gedung Sate pada Zaman Kolonial Belanda dikenal dengan nama bangunan Gouvernements Bedrijven disingkat "GB" atau Pusat Instansi Pemerintahan. Pada dinding fasade depan Gedung Sate terdapat ornamen berciri tradisional, seperti pada bangunan candi-candi Hindu. Sedangkan ditengah-tengah bangunan induk Gedung Sate, tegak berdiri menara dengan atap bersusun atau yang disebut "tumpang" seperti Meru di Bali atau atap Pagoda. Bagian atasnya yang menjulang menyerupai tusukan sate, karenanya secara popular rakyat memberi nama gedung itu "Gedung Sate".


Gedung Merdeka

Bangunan ini dirancang oleh Van Galen Last dan C.P. Wolff Schoemaker. Keduanya adalah Guru Besar pada Technische Hogeschool (Sekolah Teknik Tinggi), yaitu ITB Pada masa pendudukan Jepang gedung ini dinamakan Dai Toa Kaman dengan fungsinya sebagai pusat kebudayaan. Pada Maret 1980 Gedung ini kembali dipercayakan menjadi tempat peringatan Konferensi Asia Afrika yang ke-25 dan pada Puncak peringatannya diresmikan Museum Konferensi Asia Afrika oleh Soeharto, Presiden Republik Indonesia - 2.


Museum Kantor Pos

Bangunan yang dibangun tahun 1928-1931 ini semula berfungsi sebagai "Posten Telegraf Kantoor" (Kantor pos dan telegraf). Kini menjadi Kantor Pos Besar yang dikelola oleh PT. Pos Indonesia. Arsiteknya J. Ven Gendt menerapkan gaya arsitektur modern fungsional (art-deco geometrik) yang dipadu dengan atap bangunan tropis. Di salah satu sudut bangunan ini pada tahun 1920-an dibangun sumur pompa untuk memberikan air bersih kepada penduduk kota.


Gedung Indonesia Menggugat

Pada awalnya di lokasi ini dibangun sebuah rumah tinggal, pada tahun 1906. Kemudian dikembangkan menjadi bangunan yang dapat dilihat sekarang pada tahun 1917, dan berfungsi sebagai gedung Landraad (pengadilan). Peristiwa penting yang pernah terjadi di sini adalah pengadilan terhadap Soekarno (kemudian menjadi Presiden Pertama republik Indonesia), Gatot Mangkoepradja, Maskoen Soemadipoetera dan Soepriadinata oleh Pemerintah Belanda. Pengadilan berlangsung selama 5 (lima) bulan, dari tanggal 18 Agustus sampai dengan 22 Desember 1930.


Villa Isola

Dibangun pada tahun 1933 untuk seorang jutawan Belanda bernama D.W. Beretty, pada zaman itu villa ini terletak jauh di pinggiran kota. Seperti umumnya bangunan karya C.P.W. Schoemaker, bangunan bergaya Streamline Moderne awal ini memiliki sumbu lurus ke arah Tangkuban Prahu, gunung berapi utama di Dataran Bandung.