PEMBANGUNAN PASAR CICADAS HENDAKNYA MENGUNTUNGKAN SEMUA PIHAK

Walikota Bandung H. Dada Rosada, S.H., M.Si mengharapkan renovasi pasar tradisional di Kota Bandung hendaknya menguntungkan semua pihak, baik pedagang, pengemba

Sysadmin Saturday, 13 August 2016 09:31
PEMBANGUNAN PASAR CICADAS HENDAKNYA MENGUNTUNGKAN SEMUA PIHAK
PEMBANGUNAN PASAR CICADAS HENDAKNYA MENGUNTUNGKAN SEMUA PIHAK

Walikota Bandung H. Dada Rosada, S.H., M.Si mengharapkan renovasi pasar tradisional di Kota Bandung hendaknya menguntungkan semua pihak, baik pedagang, pengembang, pemerintah, dan lingkungan lain yang terkait di dalamnya. Terlebih lagi, Pasar Cicadas sebagai salah satu pasar yang cukup legendaris, keberadaannya tidak mungkin dipisahkan dari kemajuan Kota Bandung yang saat ini tengah diorientasikan menjadi Kota Jasa yang Bermartabat.

“Untuk itu, setiap kesepakatan yang diambil tidak boleh sepihak dan hanya menguntungkan salah satu pihak. Jangan seperti di Pasar Kosambi, sebelum direnovasi, pasar itu termegah dan prospeknya sangat bagus, tetapi setelah direnovasi, kondisinya semakin memprihatinkan. Seperti rumah hantu, pembelinya sepi. Saya juga akan meminta pertanggungjawaban pihak pengembang, kenapa hal ini bisa terjadi. Termasuk apakah ada pengembang, baik yang baru maupun lama yang ingin merenovasi kembali,” demikian ditandaskan Walikota, pada saat peletakan batu pertama pembangunan Pasar Cicadas atau Bandung Trade Mall (BTM), Jl Ibrahim Adjie, Jumat (11/8/06).

Walikota menambahkan, Kota Bandung memiliki 4 pasar yang cukup legendaris, yaitu pasar Cicadas, Kosambi, Andir, dan Pasar Baru. Keempat pasar tersebut memilki nilai historis dan ekonomis yang tinggi yang sangat berperan bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Kota Bandung.

Selanjutnya dikatakan walikota, Pasar Cicadas yang merupakan sentra perdagangan penyangga sentra perdagangan di wilayah pusat kota, diharapkan pembangunannya ditopang berbagai fasilitas penunjang yang merangsang tumbuhnya budaya baru, termasuk penyediaan area parkir, ruang terbuka hijau, fasilitas keagamaan dan keamanan.

“Jika Pasar Cicadas tidak ditunjang dengan fasilitas perparkiran yang baik dan memadai kapasitasnya, sudah barang tentu akan menimbulkan gangguan yang serius terhadap kelancaran arus lalu lintas. Karena pertumbuhan arus lalulintas di Jl. Ibrahim Adjie sangat padat” katanya.

Menurut walikota , apabila kehadiran sebuah  pusat perdaganan menimbulkan dampak kemacetan yang melebihi batas toleransi, Pemerintah Kota Bandung akan merasa perlu meninjau kembali perizinan. Bahkan jika perlu Pemkot akan menambah syarat baru,  yaitu mengharuskan  pemegang izin untuk mendirikan  gedung parkir.

Hal tersebut, menurut walikota,  tidak dimaksudkan menghambat investor, justru sebagai wujud proteksi Pemkot kepada para investor dan para pedagang, jangan sampai investasi yang ditanamkan atau usahanya sia-sia, hanya akibat lokasi usaha cepat mencapai titik jenuh, akibat tingginya kemacetan dan buruknya fasilitas parkir.

“Di Kota Bandung sudah ada beberapa contoh, misalnya di sentra perdagangan Cihampelas dan Cibaduyut. Jalan macet, parkir sempit, diperparah dengan kekumuhan lain, sehingga konsumen sudah kurang berminat lagi ke lokasi itu, dan yang rugi pedagang juga” katanya.

Sementara itu, Camat Kiaracondong Drs.Dody Ridwansyah mengharapkan, BTM dapat menjadi pusat perbelanjaan bagi masyarakat Wilayah Timur Kota Bandung. Apalagi dengan adanya Terminal Cicadas dan Kereta Api Kiaracondong menjadikan pasar ini mudah diakses oleh masyarakat baik dari dalam maupun luar Kota Bandung. “Selain itu, semoga dapat meningkatkan PAD Kota Bandung dan pencapaian LPE Kota sebesar 11 % menuju Bandung Makmur 2008,” tambahnya.

Sementara itu, Herri Suherlan SH, Direksi PT Marga Tirta Kencana mengatakan, pembangunan Bandung Trade Mall yang dirancang 4 lantai, diatas tanah seluas 1,9 Ha akan menyediakan lahan penghijauan dengan menanam pohon pelindung sebanyak 112 pohon, yaitu mahoni, tanjung, dan ki hujan. Selain itu, dibuat sumur resapan pada 30 titik dengan kedalaman 2 meter. Pembangunan pasar direncanakan berlangsung selama 11 bulan, atau diperkirakan selesai pada Juni 2007. “Tapi mudah-mudahan Januari 2007 ini bagian lantai dasar sudah bisa ditempati pedagang lama,” janjinya.

H Dasiman, salah seorang perwakilan pedagang yang juga Ketua Koperasi Pasar Cicadas Baru juga berharap, pembangunan BTM ini mendatangkan manfaat bagi pedagang lama dan pedagang baru yang nantinya akan menempati pasar tersebut. “Harapan kami, kalimat pasar tradisionalnya tidak hilang, meski mekanismenya sudah berbeda. Selain itu, kami juga berharap agar pembangunan secepatnya dilakukan, karena tahu sendirilah bagaimana kondisi pedagang di tempat penampungan,” ujarnya.

Hal senada dikatakan Ketua Asosiasi Pedagang Seluruh Indonesia (APSI) Jawa Barat, H Dadang Suganda. Meski sempat menuai polemik yang berkepanjangan, pedagang dan pengembang akhirnya mencapai kesepakatan bahwa dalam pembangunan BTM  ini akan dilakukan penurunan harga kios, sehingga terjangkau bagi para pedagang. Selain itu, sarana keagamaan akan diutamakan, mengingat mayoritas pedagang adalah muslim.

“Kami mendukung penuh upaya pemerintah melakukan peningkatan pembangunan infrastruktur, selama itu menguntungkan kita semua. Karena kalau bukan pemerintah, dan didukung rakyatnya, siapa lagi. Tetapi kami juga berharap agar pemerintah memperhatikan para pedagang yang kini menempati tempat penampungan sementara. Karena di sana, subuh tidak akan pembeli, bagaimana bisa mereka membeli los nanti kalau mereka tidak mendapat uang,” kata Dadang.

Menyikapi hal tersebut, Walikota langsung menginstruksikan Kepala Dinas Pasar H Dodi Suryadi yang hadir pada kesempatan itu untuk menindaklanjuti usulan pedagang. Walikota juga menekankan pentingnya digiatkan kembali upaya gemar menabung. “Kalau bisa menabung Rp 500 ribu perbulan, sudah lumayan,” tambahnya.

Related News