750 Pejabat Struktural Pemkot Bandung Ikuti Pembinaan Spritual Aparatur Bermartabat

Menjalani hidup sebagai aparatur atau pegawai negeri merupakan sebuah pilihan. Konsekuensinya, ada proses yang suka atau tidak suka harus dijalani yang dibatasi

Hari Sabtu, 13 Agustus 2016 09:36
750 Pejabat Struktural Pemkot Bandung Ikuti Pembinaan Spritual Aparatur Bermartabat
750 Pejabat Struktural Pemkot Bandung Ikuti Pembinaan Spritual Aparatur Bermartabat

Menjalani hidup sebagai aparatur atau pegawai negeri merupakan sebuah pilihan. Konsekuensinya, ada proses yang suka atau tidak suka harus dijalani yang dibatasi norma-norma dan aturan. Namun sebaik-baiknya pengabdian, apalagi yang kebagian posisi, perlunya setiap aparat memahami bahwa potensi dan prestasi yang dimilikinya harus bermanfaat tidak saja bagi lingkungannya bekerja tapi juga bermanfaat bagi orang lain.

“Intinya pada diri setiap individu aparat, diprasyaratkan adanya kesadaran spiritual keimanan dan ketaqwaan. Kesadaran yang menjiwai peningkatan kinerja dan disiplin. Muaranya adalah wujud aparatur yang jauh dari perilaku KKN”, tandas Walikota Bandung, H. Dada Rosada membuka resmi pembinaan spiritual aparatur di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, di taman kolam belakang Balaikota Jalan Wastukanca Bandung, Kamis malam (03/12/09).

Menuju kesetaraan dan kesejahteraan bermartabat yang dilandasi ibadah, Dada menambahkan, manusia terkadang sering lupa tidak kecuali para pejabat. Pembinaan spiritual setidaknya mengajak untuk merenung. Mengintrospeksi apa yang telah diperbuat untuk selanjutnya melakukan perbaikan. “Hidup adalah bagian dari ibadah untuk bermanfaat. Karenanya orang yang lupa harus diingatkan”, ujarnya. Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bandung, Hj. Evi S. Shaleha menuturkan, pembinaan spiritual aparatur pemkot, bertujuan memberikan motivasi dan kesadaran spiritual khususnya para pejabat struktural karena peran strategisnya terkait upaya mewujudkan pemerintahan yang bersih, berwibawa dan bebas KKN.

Kegiatan dibagi dalam 3 (tiga) gelombang, diikuti sebanyak 750 peserta khususnya para pejabat struktural Eselon II, III, IV pada dinas, badan dan lembaga teknis daerah, bagian di tingkat Kota sampai Kecamatan hingga Kelurahan. Gelombang I (3/12) diikuti 103 orang, Gelombang II (9/12) sebanyak 347 orang dan Gelombang III (10/12) sebanyak 300 orang. Sedangkan materi meliputi aqidah, akhlaq dan ibadah dengan nara sumber ustadz dari forum silaturahmi ulama muda (Forsimuda) Kota Bandung, KH. Jujun Junaedi.

Dalam uraiannya dengan judul kepribadian 12 (duabelas) yang diadopsi dari Rukun Iman (6), Rukun Islam (5) dan Ikhsan (1), Ustadz Jujun membagi kepribadian dalam 3 kelompok meliputi kepribadian Mukmin, kepribadian Muslim dan kepribadian Mukhsin.

Seorang dikatakan memiliki kualitas pribadi dikatakannya, akan ditandai dengan karakter Mukmin, Muslim dan Mukhsin yang sadar diri, sadar posisi dan sadar fungsi. Sedangkan pribadi berkualitas, senantiasa melahirkan produktifitas dalam ibadah dan bekerja.

Jujun juga menguraikan adanya 6 karakter yang perlu dimiliki aparatur. Karakter itu meliputi karakter ta’ib, zahid, wara’, khawf, raja’ dan mukhlas. Aparatur yang memiliki semua karakter ini, ketika melakukan dosa akan segera menyesali dan melepaskan seluruh perilaku dosa seketika itu juga, bertekad tidak mengulanginya baik kepada Allah SWT maupun sesamanya.

Ciri lainnya, diantaranya menganggap hina dan kecil serta tidak butuh sesuatu yang bersifat penghambaan material, menjaga diri dari perbuatan tidak patut yang menurunkan derajat dan kewibawaan, takut akan kemurkaan dan siksaan Allah SWT, perilakunya semata karena Allah, mengharap kebaikan disertai usaha yang sungguh-sungguh dan tawakal.(www.bandung.go.id)