Peristiwa Bandung Lautan Api (BLA) Fakta Sejarah Pengorbanan Mempertahankan Kemerdekaan

  Peristiwa heroik Bandung Lautan Api (BLA) merupakan satu fakta sejarah dari banyak bentuk perlawanan anak bangsa mempertahankan kemerdekaan. Namun perlawana

Hari Sabtu, 13 Agustus 2016 09:36
Peristiwa Bandung Lautan Api (BLA)  Fakta Sejarah Pengorbanan Mempertahankan Kemerdekaan
Peristiwa Bandung Lautan Api (BLA) Fakta Sejarah Pengorbanan Mempertahankan Kemerdekaan

Wakil Walikota beserta Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bandung Melepaskan Balon Sebagai Pencanangan Peringatan 200 Tahun Kota Bandung

 

Peristiwa heroik Bandung Lautan Api (BLA) merupakan satu fakta sejarah dari banyak bentuk perlawanan anak bangsa mempertahankan kemerdekaan. Namun perlawanan tentara pejuang dan rakyat Bandung terhadap agresi militer Belanda di Tanah Air itu, hingga kini belum mendapat pengakuan sebagai Peristiwa Nasional. Peristiwa heroik membanggakan bagi warga Bandung dan Jawa Barat, keberadaannya seperti dianaktirikan pusat.

“Pengakuan Pusat adalah harapan dan harus kita perjuangkan terus sehingga bisa diperingati seperti peristiwa nasional lainnya. Karena BLA adalah sebuah momentum sejarah yang tidak dimiliki kota-kota lain di Indonesia”, ungkap Wakil Walikota Bandung , Ayi Vivananda usai upacara peringatan ke-64 peristiwa BLA, di Plaza Monumen BLA Jalan Otista, Rabu (24/03).

Kegiatan dirangkaikan pencanganan dimulainya kegiatan peringatan 200 tahun Hari Jadi Kota Bandung (HJKB). Dalam kesempatan ini Wakil Walikota dan Sekda Kota Bandung, H. Edi Siswadi melepas burung menerbangkan 200 balon warna biru, kuning dan hijau simbol Kota Bandung. Juga diserahkan trophy peserta terbaik pawai obor BLA. Terbaik Utama diraih SMK Negeri 13 jalan Soekarno Hatta Bandung.

Peristiwa BLA dikatakan Ayi, adalah gambaran bagaimana tentara dan rakyat pejuang Kota Bandung patuh dan loyal pada komando Pemerintah Pusat. Perintah meninggalkan Kota Bandung dan mundur kearah Selatan dilaksanakan, tapi dengan taktik bumi hangus tinggalkan medan pertempuran. “Ini bukan berarti takut dan gentar hadapi musuh tapi kepatuhan, kesetiaan dan loyalitas pada perintah pimpinan dan bukan karena tunduk pada kolonial Belanda”, tandasnya.

Pengakuan pada suatu peristiwa menurutnya, ada dalam setiap hati warga masyarakat. Pengakuan Pusat dikatakannya bukan berarti tidak penting, tapi terpenting pengakuan ada pada semangat dan api juangnya. Semangat rela berkorban, semangat anti penjajah dalam bentuk apapun demi tegak dan eksisnya harga diri sebagai bangsa bermartabat.

Wakil Walikota Bandung berlatar Obor dalam Rangka Memperingati Bandung Lautan Api

“Ini yang harus tetap kita gelorakan terus. Karena peringatan BLA bukan sekedar mengenang jasa-jasa pahlawan tapi untuk melestarikan nilai-nilai kejuangannya, sebagai sumber inspirasi dalam meneruskan cita-cita perjuangannya”, ujar Ayi.

Orientasi perjuangan kini, jelas Ayi, bagaimana menuntaskan persoalan-persoalan sosial ekonomi dan lingkungan hidup. Bandung masih harus berjuang mewujudkan pendidikan yang lebih berkualitas dan mudah diakses penduduk yang berpenghasilan rendah. Berjuang meningkatkan derajat hidup dan kesehatan, mewujudkan perluasan kesempatan kerja dan berusaha, membangun lingkungan hidup yang berkeadilan, melestarikan seni budaya, meraih prestasi olah raga dan penciptaan suasana kota yang kondusif sebagai rumah bersama bagi seluruh umat.

“Perjuangan meraih kehidupan yang lebih baik, bukan pekerjaan mudah. Karena ini terkait erat dengan pola pikir, sikap dan tindakan masyarakat yang masih dalam kondisi serba terbatas, kata Ayi”.

Ditempat yang sama, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Bandung, H. Ubad Bakhtiar selaku Sekretaris Panitia Hari Besar Nasional (PHBN) Kota Bandung menuturkan, dalam rangkaian kegiatan peringatan BLA, sebelumnya Selasa pagi (23/03), Wakil Walikota Bandung bersama Sekda, sejumlah Pejabat Pemkot dan Warga Bandung, ziarah ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Cikutra. Malam harinya, di Plaza Balaikota Jalan Wastukancana, menerima 5.000 peserta pawai obor sekaligus menyulut api obor BLA.

Meski sejak sore Kota Bandung diguyur hujan, peserta yang sebagian besar merupakan pelajar SLTA tampak tetap semangat sampai di Plaza Balikota. Padahal dititik start di Plaza BLA hampir 100 orang diantaranya mengalami pingsan kedinginan, juga kekurangan oksigen akibat berdesakan saat berteduh dibawah tenda. (www.bandung.go.id)

 

Peserta Pawai Obor sudah berkumpul di Plaza Balaikota