MARKET SOUNDING PLTSA

  Sekretaris Daerah Kota Bandung, Dr. Edi Siswadi M.Si, merasa optimis proyek Pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah (pltsa) dapat dilaksanakan dalam wak

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:36
MARKET SOUNDING PLTSA
MARKET SOUNDING PLTSA

 

Sekretaris Daerah Kota Bandung, Dr. Edi Siswadi M.Si, merasa optimis proyek Pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah (pltsa) dapat dilaksanakan dalam waktu dekat. Hal tersebut dikatakannya setelah dilakukan market sounding dengan beberapa investor, pada acara Asia Pacific Ministerial Conference (APMC) on Public Private Partnership (PPP) for infrastructure development 2010, di gedung Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (16/4).

Edi pun mengatakan market Sounding yang digagas oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) ini memang bertujuan untuk mengundang para investor, agar mereka melihat berbagai proyek yang akan dilaksanakan di berbagai daerah termasuk Kota Bandung, sehingga mereka mau bekerjasama dan menanamkan investasinya di berbagai proyek tersebut.

"Ketika tadi kita melakukan market sounding, lebih dari 80 investor baik dari dalam maupun luar negeri yang hadir dan menyatakan ketertarikannya, sehingga saya merasa optimis proyek PLTSa ini dapat dilaksanakan dan berjalan sesuai dengan rencana, ujar Edi. Menurut Edi, investor yang hadir terdiri dari pengusaha, dunia perbankan, akademisi, dan lembaga penjamin infrastruktur. Pada umumnya mereka mempertanyakan masalah jaminan pemerintah mengenai proyek ini, baik dari segi suplai bahan baku, lingkungan hidup, regulasi, kerjasama dengan pihak PLN yang akan membeli hasil produksi, teknologi yang digunakan, dan jaminan perbankan.

"Sudah menjadi kewajiban Pemerintah untuk memberikan jaminan tersebut, sehingga proyek ini mempunyai attractive competitivness yang cukup tinggi, termasuk jaminan dari pihak perbankan tersebut," ungkapnya.

Apabila di kemudian hari ada klaim terhadap proyek ini dari masyarakat, menurut Edi itu merupakan tanggung jawab dari pihak nvestor. "Sebelum proyek ini dilaksanakan tentu saja banyak persyaratan dan standarisasi yang harus dipenuhi, hal itu dilakukan untuk mereduksi permasalahan atau klaim yang muncul dari masyarakat," ucapnya.

Selanjutnya Edi pun berharap setelah market sounding ini, pada bulan Juni investor yang tertarik akan mengkerucut lagi, dan pada bulan September dapat dilakukan pelelangan dan bulan Januari dilakukan Legal Constructing dengan pemenang lelang.

"Sampai saat ini, sudah ada sekitar 35 investor yang terdaftar di Bappenas dan Pemerintah Kota Bandung yang menyatakan minatnya, 50% nya saja yang serius dan mengikuti tender itu sudah bagus," kata Edi.

Terkait dengan PT Bril sebagai penggagas proyek PLTSa di Kota Bandung, Edi mengatakan tidak mungkin Pemerintah Kota Bandung menunjuk langsung PT Bril, karena tidak sesuai dengan aturan, harus dilakukan tender terbuka. Hak PT Bril sebagai pemrakarsa tidak hilang, mereka berhak ikut tender tersebut, bahkan mereka memiliki keistimewaan right to match yaitu apabila tidak ada penawaran yang lebih rendah daripada PT Bril maka pemenang tender secara otomatis adalah PT Bril. Selain itu, PT Bril juga mendapatkan bonus nilai sebagai pemerakarsa. "Kita inginkan tender ini secara terbuka, akuntabel, memenuhi standar prosedur yang ada, sehingga pada saat pelaksanaannya nanti tidak ada permasalahan," ujarnya.

Lebih lanjut Edi pun menjelaskan, nantinya PLTSa ini membutuhkan sampah sekitar 1000 ton/hari, padahal sampah yang dihasilkan di Kota Bandung sekitar 1850 Ton/hari. "Sehingga timbul pertanyaan yang sisanya bagaimana?" ujar Edi.

Menurutnya, konsep pengelolaan sampah di Kota Bandung menggabungkan antara yang menggunakan teknologi tinggi yaitu PLTSa dan konsep yang ramah lingkungan yaitu 3R (Reduce, Reuse dan Recycle). "Sisa sampah yang 850 Ton/hari itu diharapkan dapat diselesaikan dengan konsep 3R tersebut," pungkasnya. (www.bandung.go.id)