PAUD Lembaga Pendidikan Non Formal Penguatan Keluarga Dalam Perlindungan dan Pendidikan Anak

  Menjadikan anak-anak sebagai pewaris masa depan bangsa yang dapat diandalkan, harus diberikan ruang untuk tumbuh sesuai perkembangan fisik  dan mentalnya. D

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:37
PAUD Lembaga Pendidikan Non Formal Penguatan Keluarga Dalam Perlindungan dan Pendidikan Anak
PAUD Lembaga Pendidikan Non Formal Penguatan Keluarga Dalam Perlindungan dan Pendidikan Anak

 

Menjadikan anak-anak sebagai pewaris masa depan bangsa yang dapat diandalkan, harus diberikan ruang untuk tumbuh sesuai perkembangan fisik  dan mentalnya. Diberikan hak-haknya untuk belajar, bermain dan berinteraksi secara positif dengan lingkungannya. Dijaga dari pengaruh luar negatif, dibina dan dididik dalam suasana penuh kasih sayang.

"Itu bukan sekedar tuntutan social tapi juga perintah agama. Melindungi, mendidik anak dan menyediakan lingkungan belajarnya yang baik, merupakan tanggung jawab pemerintah, masyarakat dan orang tua," kata Wali Kota Bandung, H Dada Rosada memperingati Hari Anak Nasional (HAN) Tingkat Kota Bandung bersama himpunan pendidik dan tenaga kependidikan anak usia dini (Himpaudi) Kota Bandung, di Metro Indah Mall Jalan Soekarno Hatta Bandung, Sabtu (7/8).

Menitipkan anak pada lembaga Pendidikan Anak usia Dini (PAUD), lanjut Dada, merupakan pilihan tepat dan bijak ketimbang memaksakan kemauan orang tua yang belum tentu bisa diterima anak. Apalagi membiarkan anak tumbuh dalam lingkungan pergaulan yang kurang sehat tanpa arah dan tujuan yang jelas.

Peringatan HAN ditandaskannya, harus dimaknai sebagai penguat keluarga, menjadikannya institusi yang bisa diandalkan mencetak SDM berkualitas. "Perlindungan hak anak harus diawali di tingkat keluarga. Tentunya melalui penguatan pendidikan. yang baik, dan itu harus dimulai dari para orang tua," tandasnya.

Selain pendidikan Taman Kanak Kanak (TK) secara formal, lembaga PAUD imbuh Dada, merupakan lembaga non formal bentukan masyarakat karena adanya kebutuhan. PAUD bertujuan membantu keluarga terutama para orang tua yang tidak bisa menyekolahkan anaknya ke TK. Keberadaan tenaga kependidikannya, didasari kesukarelaan dan kepedulian. "Banyak diantaranya tidak dibayar. Kiprah mereka benar-benar murni pengabdian, ikhlas karena ibadah. Untuk itu, kita Pemerintah Kota sangat apresiatif, " ungkapnya.

Perhatian Pemkot Bandung melalui APBD hingga kini, diakui Dada, disebutnya masih minim. Bantuan Pemkot Bandung melalui APBD baru Rp 5 juta per PAUD, itupun belum semua, baru 50 PAUD. "Mudah-mudahan di APBD 2010 Perubahan semua bisa dapat. Saya minta Pak Oji, untuk tambahan bantuan PAUD melalui Dinas Pendidikan segera dianggarkan dan diusulkan ke Dewan," ujarnya antusias menyaksikan kehadiran sekira 3.500 anak dari sebagian PAUD yang ada di Kota Bandung.

Ketua Himpaudi Kota Bandung, Epi Untung Supriyono menuturkan, anggotanya hingga kini berjumlah 418 PAUD termasuk 90 yang belum mengantongi ijin dari Disdik Kota Bandung. Terkait tenaga kependidikan, Himpaudi dikatakannya kini memiliki 2.253 tenaga pendidik, namun baru 905 orang atau 40 % saja yang menjadi anggota. Selain itu, dari kepengurusan 30 kecamatan yang ada di Kota Bandung masih terdapat 4 yang belum terbentuk.

Terkait insentif dari pemerintah, Epi mengakui, Himpaudi telah mendapat perhatian cukup besar. Melalui APBD Kota Bandung di 2008, institusinya menerima insentif dengan besaran Rp 600 ribu /orang/tahun bagi 200 tenaga pendidik. Dilanjut di 2009 dan 2010, masing-masing untuk sebanyak 227 dengan besaran  Rp 1,2 juta/orang/tahun. "Perhatian Pemkot, tentunya akan meningkatkan kesejahteraan para tenaga pendidik PAUD. Namun kita pun ingin, profesionalisme tenaga pendidik PAUD juga meningkat," pungkasnya. (www.bandung.go.id)