HUT Deklarasi Sancang Ke-3

  Deklarasi Sancang pertama kali dicetuskan pada tanggal 10 November 2007, berisi lima butir kesepakatan yang ditandatangani oleh para ulama dan tokoh agama y

Hari Sabtu, 13 Agustus 2016 09:37
HUT Deklarasi Sancang Ke-3
HUT Deklarasi Sancang Ke-3

HUT Deklarasi Sancang Ke-3

 

Deklarasi Sancang pertama kali dicetuskan pada tanggal 10 November 2007, berisi lima butir kesepakatan yang ditandatangani oleh para ulama dan tokoh agama yang ada di Kota Bandung. Isi deklarasi sancang tersebut adalah umat beragama Kota Bandung adalah bagian dari Bangsa Indonesia yang senantiasa menjunjung tinggi kesatuan dan persatuan; menjunjung tinggi nilai kemanusiaan; selalu berjuang untuk tegaknya hukum dalam mewujudkan kesejahteraan, keadilan, dan kemakmuran hidup demi mencapai kebahagiaan bersama; selalu mengembangkan sikap toleransi, tenggang rasa dan saling menghormati dan kelima selalu bekerja sama untuk berperan dalam mengatasi masalah-masalah sosial dan lingkungan.

 

HUT Deklarasi Sancang ke-3 diselenggarakan di aula Universitas Parahyangan (Unpar) Rabu (10/11) malam, dihadiri oleh Wali Kota Bandung, Dada Rosada, Wakil Wali Kota Bandung Ayi Vivananda, Sekda Kota Bandung, Edi Siswadi, Para Deklarator Sancang dan sejumlah tokoh Agama. Dalam kesempatan tersebut juga di kukuhkan 50 pemuda kader penggerak perdamaian lintas iman yang telah di beri pelatihan selama 2 hari.

 

Peringatan HUT tersebut ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Wali Kota Bandung, dan disaksikan para tokoh lintas agama, kemudian potongan tumpeng tersebut diserahkan kepada rektor Unpar, Cecilia Lauw sebagai tuan rumah pelaksanaan kegiatan, dan juga penggalangan dana untuk korban Wasior, Merapi serta Mentawai.

 

Menurut ketua panitia HUT Deklarasi, Romo Agus, tema peringatan kali ini adalah Silaturahim Doa untuk bangsa 3 tahun deklarasi Sancang mengharmonikan kebhinekaan dalam menggerakkan empati bagi bangsa negeri. Tema tersebut dipilih mengingat akan kondisi Indonesia saat ini, dimana bencana datang silih berganti terutama di Wasior, Merapi dan Mentawai. "Kami pun mengundang banyak pihak pada peringatan kali ini agar keterlibatan mereka dapat lebih membumikan isi dari deklarasi sancang", ujarnya.

 

Salah seorang uskup yang hadir dan memberikan sambutan mengatakan, apabila ingin merasakan kedamaian antar umat beragama maka datanglah ke Bandung, dan hal tersebut bukanlah merupakan impian hal ini bisa dilihat tidak adanya kerusuhan antar umat beragama di Kota Bandung. "Kedamaian akan datang apabila ada rasa kasih sayang di antara manusia, dan saya percaya masyarakat Bandung penuh dengan kasih sayang", ujarnya.

 

Senada dengan uskup, salah satu deklarator Sancang KH. Maftuh Kholil, mengungkapkan Kota Bandung adalah Kota yang aman dari konflik antar umat beragama, hal itu karena faktor kepemimpinan Wali Kotanya dengan 7 Agenda Prioritasnya terutama bidang Agama, Bandung sebagai Kota Agamis. "Deklarasi yang dulu dicetuskan itu bukan hanya diucapkan saja, tetapi juga teraplikasi dalam kehidupan sehari-harinya", paparnya.

 

Sementara itu Wali Kota Bandung dalam sambutannya, mengucapkan selamat atas HUT ke-3 Deklarasi Sancang, dan mengharapkan butir-butir dalam deklarasi tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. "Saya ucapkan selamat atas HUT yang Ke-3 ini, mudah-mudahan kedepannya peringatan HUT ini dapat diselenggarakan lebih meriah lagi", ujarnya.

 

Dada pun mengungkapkan dengan HUT ke-3 agar lebh memantafkan lagi apa yang merupakan keinginan dari deklarasi sancang tersebut, yaitu persatuan kesatuan, Bandung yang aman dan kondusif antar umat beragama. "Apalagi dengan adanya kader lintas iman yang baru saja dikukuhkan diharapkan keadaan Kota Bandung akan menjadi lebih kondusif", ujarnya.

 

Selanjutnya Dada pun mengatakan dengan kondusifitas yang terjadi di Kota Bandung, proses pembangunan akan lebih memungkinkan, karena tidak terganggu oleh konflik yang terjadi di masyarakat. "Semoga dengan kondusifitas ini pembangunan di Kota Bandung akan lebih memungkinkan", pungkasnya. (www.bandung.go.id)