Wali Kota Bandung, H Dada Rosada Beri KTP Kehormatan Untuk Pangdam, Kapolda dan Kajati Jabar

Kota Bandung dengan penduduk lebih dari 2,4 juta jiwa, menjadikan kota ini masuk jajaran kota metropolitan selain Jakarta, Medan, Surabaya, Semarang dan kota la

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:37
Wali Kota Bandung, H Dada Rosada Beri KTP Kehormatan Untuk Pangdam, Kapolda dan Kajati Jabar
Wali Kota Bandung, H Dada Rosada Beri KTP Kehormatan Untuk Pangdam, Kapolda dan Kajati Jabar

Kota Bandung dengan penduduk lebih dari 2,4 juta jiwa, menjadikan kota ini masuk jajaran kota metropolitan selain Jakarta, Medan, Surabaya, Semarang dan kota lainnya di Indonesia yang berpenduduk diatas 2 juta. Kondusifitas merupakan faktor penting dan strategis untuk menjamin terlaksananya segala aktivitas kehidupan, baik dibidang pemerintahan, politik dan kemanan, sosial,  ekonomi, budaya maupun agama.

"Kami Kota Bandung sangat berkepentingan dan bangga bisa bersinergi dekat dengan jajaran Forum Komunikasi Muspida.," kata Wali Kota Bandung, H Dada Rosada dalam kesempatan silaturahmi antara jajaran Muspida Jabar dengan tokoh masyarakat Kota Bandung, di Pendopo Jalan Dalem Kaum Bandung, Jumat malam (12/11).

Silaturahmi ditandai  pemberian kartu tanda penduduk dari Wali Kota Bandung, H Dada Rosada kepada Pangdam III Siliwangi, Mayjen Moeldoko (Kec Bandung Wetan), Kapolda Jabar, Irjen Pol Suparni Parto (Kec Sukajadi) dan Kajati Jabar Sugianto (Kec Coblong). Ketiganya merupakan pejabat baru ditugaskan di Wilayah Jawa Barat dan selama bertugas bertempat tinggal di Kota Bandung.

Kemitraan Muspida di Kota Bandung dalam membangun dan memajukan kota, kata Dada, ada dalam jalinan silaturahmi harmonis. Hanya dengan SMS an, komunikasi kemitraan bisa berjalan baik tanpa harus berhubungan secara formal saja. Kemitraan itu ,eliputi 7 agenda prioritas pembangunan Kota Bandung, meliputi pendidikan, kesehatan, kemakmuran, lingkungan hidup, seni-budaya, olah raga dan agama.

Program Bandung kota agamis, kehidupan umat beragama di Kota Bandung dikatakannya sangat harmonis dan kondusif karena sudah ada saling tolerensi. Peluang untuk ribut, diakuinya pasti ada namun selama ini tidak terjadi. "Kita bisa menyelesaikan melalui komunikasi yang baik. Karena Kota Bandung punya forum silaturahmi umat beragama, forum silaturahmi ormas Islam. Bahkan kita baru saja memperingati 3 tahun deklarasi Sancang yang merupakan deklarasi kerukunan lintas agama. Kemitraan yang dilandasi semangat NKRI dan Bhineka Tunggal Ika,".

Pangdam III Siliwangi, Mayjen Moeldoko yang baru saja diteri warga Pasundan, mengaku dirinya punya komitmen tinggi untuk selalu memberikan pengabdian yang terbaik kepada masyarakat Jawa barat. Dirinya juga mendukung sepenuhnya Pemerintah Daerah didalam melaksanakan pembangunannya dan siap memberikan bantuan tanpa reserve kepada Kapolda, apapaun akan diberikan. "Jadi Pak Wali kota jangan ragu-ragu, perintahkan Panglima untuk apa saja, pasti dijalankan. Itu komitmen kami, karena ingin berbuat yang terbaik untuk masyarakat ,".  

Hal senada juga disampaikan Kapolda Jabar, Irjen Pol Suparni Parto. Dirinya yang mengaku kenal budaya Sunda (tembang dan musik Sunda jadi pengantar makan dibanyak rumah makan) saat bertugas di Ubud Bali, sependapat dengan apa yang dikatakan Pangdam. Meski memiliki jabatan tertinggi di Kapolda jabar, dirinya juga perlu bantuan wali kota dan tokoh masyarakat Bandung.

"Kami komit, dalam rangka memberikan ruang dan waktu kepada Pemerintah Daerah untuk melaksanakan pembangunan, memacu proses pembangunan untuk bisa mensejahterakan masyarakat. Kami akan melihat dan bersinergi dengan jajaran Pemerintah Daerah," ujar Suparni.

Jawa barat dengan penduduk lebih dari 43 juta jiwa, dibanding dengan jumlah tingkat gangguan kamtibmas dan krimanalitas, dikatakannya, Jawa Barat adalah daerah yang paling aman. "Di Jawa Barat diperoleh laporan, Gangguan kamtibmas dan krimanalitas itu ada 25 kejadian per harinya. Sebagian besar adalah pencurian dan penipuan. Untuk penduduk 43 juta, dalam sebulan dengan 25 kejadian termasuk aman," ujarnya.

Kajati Jabar, Sugianto SH MH melihat Bandung dan Jawa Barat dari segala aspek, dikatakannya cukup kondusif. Komitmen dalam tugas, dirinya ingin dikenal tidak hanya sebagai seorang penuntut dan bukan Jaksa yang dikenal serem.  "Kami ingin mensosialisasikan Jaksa yang ramah. Jaksa penegak hukum adalah jaksa pengayom masyarakat, kecuali terhadap penjahat.

Jaksa kini dikatakannya, banyak dikenal terkait dengan penegakan hukum khususnya dibidang pemberantasan korupsi, yang sebenarnya hanya sebagian dari tugas penegakan hukum. Namun Sugianto tegas menyatakan, dirinya berkeinginan untuk memberikan perhatian yang sama disemua bidang penegakkan hukum.

Khusus penegakan dibidang pemberantasan korupsi, Sugianto memberikan perhatian aspek pencegahannya. Dirinya lebih mengedepankan preventif daripada represif. Menurutnya, jika hanya mengedepankan represif,  tujuan pemberantasan korupsi tidak akan tercapai. Dirinya pun tidak bangga, melihat LP dan Rutan penuh sesak dengan penyelenggara negara. Itu menurutnya bukan target dari pemberantasan korupsi. "Saya menghimbau melalui Pak Wali yang memiliki akses lebih luas dan lebih dalam dijajaran pemerintah daerah, upayakan lebih memperhatikan dan mengutamakan aspek preventif daripada represif,". ajaknya.

(www.bandung.go.id)