Pembukaan Sanlat Ramadhan Gema Saramo Jangan Sia-Siakan Ramadhan Apalagi Sampai Menistakan

Esensi bulan Ramadhan yang sangat kaya nilai-nilai ibadah dan ampunan, tidak dapat dikatakan sebagai rutinitas ibadah biasa. Karena, Ramadhan yang memiliki kekh

Sysadmin Saturday, 13 August 2016 09:31
Pembukaan Sanlat Ramadhan Gema Saramo     Jangan Sia-Siakan Ramadhan Apalagi Sampai Menistakan
Pembukaan Sanlat Ramadhan Gema Saramo Jangan Sia-Siakan Ramadhan Apalagi Sampai Menistakan

Esensi bulan Ramadhan yang sangat kaya nilai-nilai ibadah dan ampunan, tidak dapat dikatakan sebagai rutinitas ibadah biasa. Karena, Ramadhan yang memiliki kekhasan jenis amaliyah lebih, yaitu puasa, shalat tarawih, tadarus Al Qur’an dan amal sholeh lainnya, harus menghasilkan perubahan pada dimensi kehidupan manusia yang melakasanakannya. Ramadhan sebagai kurun waktu paling sempurna, khususnya dalam membentuk pribadi yang berakhlaqul karimah, jangan sampai disia-siakan, dikotori perbuatan yang merugikan hidup dan kehidupan, apalagi sampai menistakan. Hal ini disampaikan Walikota Bandung H Dada Rosada SH, MSi pada acara pembukaan Pesantren Kilat (Sanlat) Ramadhan 1427 H Tingkat Kota Bandung, Senin (18/09/06), di Pontren Al Istiqomah, Jalan Cijerah Bandung.Dihadiri unsur Muspida, Sekretraris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Dr Edi Siswadi MSi, sejumlah pejabat publik50 pimpinan pontren pelaksana Sanlat dan para santri. Pada bulan-bulan lain di luar Ramadhan, menurut walikota, aktifitas kehidupan dunia seolah tanpa kendali, sehingga perilaku buruk manusia nampak secara kasat mata. Ramadhan yang segera datang beberapa hari lagi, dicermati walikota, sebagai suatu proses penyucian perilaku kehidupan social masyarakat yang diaktualisasikan dalam pembinaan moral. Sambutan walikota yang diberi judul “Problema Sosial dan Solusi Moral” ini, karena keinginannya untuk menyajikan realita social yang problematic serta keinginannya mendudukan bulan Ramadhan sebagai solusi bagi kembalinya manusia pada kehidupan yang akhlaqul karimah. Peserta Sanlat Ramadhan, selain akan memiliki pengetahuan agama yang memadai dan berperilaku sesuai norma agama, dimaksudkan agar selama bulan Ramadhan, masyarakat khususnya para pelajar AD, AMP dan SMA, mengisinya dengan kegiatan yang sungguh-sungguh. Tidak saja bermanfaat bagi dirinya, tapi juga bagi masyarakat muslim lainnya, sehingga tumbuh budaya keagamaan yang benar-benar Islami. “Jika konsep dan perspektif Ramadhan diaktualisasiakan seperti itu, maka pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di Kota Bandung, akan mencapai titik tujuam yang sempurna. Betapa tidak, karena tradisi kepatuhan atas norma dan aturan yang terjadi dalam bulan Ramadhan, adalah inspirasi yang harus terjaga dan melekat dalam kepribadian masyarakat, sekalipun Ramadhan usai dan dirayakan dengan hari kemenangan Idul Fitri”, ungkap walikota. Karena menurutnya, fakta problema social yang muncul dan menggejala di Kota Bandung, lebih diakibatkan, kemerosotan moral yang terpolusi oleh budaya asing yang tidak sejalan, kemiskinan, keterbelakangan dan ambisi meraih gaya hidup yang tidak sesuai kemampuan. Melalui Sanlat Ramadhan yang diselenggarakan Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kota Bandung, selain terjadi proses pembentukan kepribadian yang Islami, ilmu agama yang diserap para santri, dapat diamalkan secara konsisten, bahkan mampu menjadi pelaku dakwah Islamiyah yang handal. Sehingga perilaku yang mengakibatkan munculnya problema social, akan terkikis dan menghantarkannya pada kehidupan baru. “Jika kondisi kehidupan bidang agama tidak mantap, dalam pengertian masih banyak warga kota yang perilakunya menyimpang dari norma agama, kemajuan pesat sekalipun, tidak akan bermanfaat, karena moralitas masyarakatnya yang rapuh”, ungkap walikota sekaligus mengingatkan. Ketua FKKP kota Bandung, KH Imam Sonhaji mengatakan, Sanlat dilaksanakan oleh 50 dari 111 Pontren yang ada di Kota Bandung. Deperkirakan akan diikuti sebanyak 25.000 santri, dengan prioritas sasaran, yaitu siswa SD, SMP dan SMA, dilaksanakan 2 tahap.(www.bandung.go.id)