WISATA BURUNG

Keberadaan Burung Belekok Sawah dan dan Kuntul Kerbau yang berkembang biak di antara pepohonan bambu di daerah RW 02 Rancabayawak, Kelurahan Cisaranten Kidul, K

Sysadmin Saturday, 13 August 2016 09:37
WISATA BURUNG
WISATA BURUNG

Keberadaan Burung Belekok Sawah dan dan Kuntul Kerbau yang berkembang biak di antara pepohonan bambu di daerah RW 02 Rancabayawak, Kelurahan Cisaranten Kidul, Kecamatan Gedebage, bisa dijadikan sebagai tempat wisata burung. Hal tersebut dikemukakan oleh Wakil Wali Kota Bandung, Ayi Vivananda, sesaat setelah meninjau keberadaan burung-burung tersebut, Selasa (09/02).

Diakui oleh Wakil Wali Kota, potensi alam tersebut  bisa menjadi ikon baru bagi warga Gede Bage, umumnya bagi warga Kota Bandung."Potensi alam ini tentu saja harus kita kembangkan secara optimal sehingga apabila sudah menjadi tempat wisata, masyarakat sekitar bisa mempunyai usaha lain, seperti bidang kuliner dan pariwisata," ujar Ayi sambil memperhatikan burung-burung yang hinggap di pepohonan bambu.

Kedatangannya, ke lokasi tempat berkembang biaknya dua jenis burung tersebut menurut Ayi, merupakan salah satu bentuk perhatian dari Pemerintah Kota Bandung. "Pemkot akan berusaha agar habitat kedua burung tersebut tidak terganggu, apalagi sampai hilang" jelas Wakil Wali Kota Bandung.

Keberadaan lokasi yang berada di daerah pemukiman, membuat sedikit kekhawatiran bakal tergusur. Sehingga, Ayi pun akan terlebih dahulu melaporkan kepada Wali Kota Bandung, dan berkoordinasi dengan SKPD (satuan kerja perangkat daerah) terkait dan berbicara dengan pengembang agar habitat burung-burung tersebut tidak terganggu.

Senada dengan Wakil Wali Kota, Lurah Cisaranten Kidul, Heni Mustika Sari, pun berharap keberadaan lokasi burung tersebut dapat menjadi asset bagi masyarakat sekitar dan Kota Bandung. Menurutnya, saat ini keberadaan burung-burung tersebut berkisar antara 1000an ekor. "sekarang, mungkin hanya ada dua jenis, sedangkan pada tahun 1970an di lokasi ini, jenisnya lebih dari dua," jelasnya.

Lebih lanjut dikatakannya, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Asian Water Bird, UNPAD dan ITB, daerah Rancabayawak tersebut merupakan tempat persinggahan burung dari belahan dunia lain seperti Cina, Mongol dan Rusia. Di daerah Rancabayawak, ada 4 rumpun bambu yang dijadikan tempat singgahnya burung, 3 diantaranya dijadikan sebagai tempat berkembang biak. "Yang satu itu tidak dijadikan tempat berkembang biak, karena burung-burung merasa terganggu, oleh tangan-tangan jahil, warga tidak bisa menjaga rumpun yang satu itu, karena jauh dari pemukiman," jelas Heni.

Warga sekitar lokasi, menurutnya sangat melindungi keberadaan burung-burung tersebut, bahkan apabila ada yang akan mengganggu, masyarakat akan dengan serta merta mengingatkannya. "Alhamdulillah warga di sekitar, ikut membantu menjaga keberadaan burung-burung ini dari tangan-tangan jahil," jelasnya.

Menurut salah satu warga Tatang Safaat, keberadaan burung-burung tersebut awalnya tidak sengaja, tetapi lama-kelamaan menjadi banyak seperti saat ini. Dia berharap keberadaannya dapat terus dijaga dan dilestarikan. "Biasanya burung-burung itu tiap pagi beterbangan mencari makan, kemudian sore sekitar jam 5 sore, kembali lagi ke sini, saat mereka datang dan pergi itu saat-saat yang bagus untuk dilihat," ujarnya.

(www.bandung.go.id)