PERINGATAN 65 TAHUN BANDUNG LAUTAN API

Peristiwa Bandung Lautan Api (BLA) yang terjadi 65 tahun lalu, tepatnya tanggal 24 April 1945, merupakan peristiwa heroik. Dimana warga Bandung dan tentara

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:37
PERINGATAN 65 TAHUN BANDUNG LAUTAN API
PERINGATAN 65 TAHUN BANDUNG LAUTAN API

Peristiwa Bandung Lautan Api (BLA) yang terjadi 65 tahun lalu, tepatnya tanggal 24 April 1945, merupakan peristiwa heroik. Dimana warga Bandung dan tentara rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara dengan membumihanguskan kotanya,  agar tidak dikuasai oleh penjajah. Peringatan peristiwa BLA tahun 2011 dilakukan di Lapang Tegallega, di depan monumen BLA, Kamis (24/03).

 

Peringatan tersebut, dihadiri langsung oleh Wali Kota Bandung Dada Rosada, Ketua  DPRD Kota Bandung Erwan Setiawan, Kasgar Bandung Marsekal Pertama Wahyudin Kartadinata, Wakil Wali Kota Bandung Ayi Vivananda, Sekda Kota Bandung Edi Siswadi, anggota LVRI, para pejabat kota Bandung dan para pelajar. Dalam sambutannya Wali Kota Bandung mengingatkan bahwa peristiwa bersejarah Bandung Lautan Api agar menjadi wahana refleksi diri terhadap apa yang telah, sedang dan akan dilakukan terhadap Kota Bandung, terutama untuk meneruskan perjuangan para pahlawan dalam menegakkan harkat dan martabat bangsa.

 

“Terlebih lagi masih banyak cita-cita para pejuang yang belum tertuntaskan, khususnya terkait penanganan persoalan-persoalan sosial, ekonomi, dan lingkungan,” Ujar Dada Rosada. Menurut Dada Rosada, peristiwa BLA tahun 1946 merupakan kenyataan sejarah yang menyisakan kenangan, betapa kemerdekaan Bangsa Indonesia bukan diperoleh dengan cuma-cuma atau hadiah dari bangsa penjajah, tetapo harus dilalui dengan pengorbanan jiwa harta benda yang tak terhingga.

 

“Para pejuang saat itu bersatu padu dan mengangkat senjata bersama tanpa membedakan suku, warna kulit, agama, dan asal-usul yang beragam, karena semuanya memiliki tujuan yang sama yakni membebaskan bangsa ini dari belenggu kekuasaan asing,” jelas Dada.

 

Bahkan pembumihangusan Kota Bandung 65 tahun yang lalu, menurut Dada, bukan saja sebagai bentuk perlawanan kepada kaum kolonial, tetapi juga simbol loyalitas terhadap kepentingan yang lebih luas sesuai kebijakan pemerintah pusat agar para pejuang mundur ke selatan Kota Bandung.

“Singkatnya pengorbanan tadi pada hakekatnya adalah tanggung jawab para pejuang terhadap nasib dan masa depan bangsa, yang semestinya menjadi warisan bagi generasi sekarang untuk meraih kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan,” ucap Wali Kota.

 

Selanjutnya Dada pun mengatakan tantangan kehidupan saat ini tidak lebih ringan di banding masa perjuangan meraih dan mempertahankan kemerdekaan, seperti membebaskan masyarakat dari kemiskinan, banjir serta persoalan sosial ekonomi.

 

Hal itu tentu saja untuk kondisi saat ini dibutuhkan banyak pahlawan sesuai bidang keahlian, kemampuan dan kesempatan. “Peringatan Bandung Lautan Api ini, bukan sekedar mengenang peristiwa heroik melawan ketidakadilan, tetapi yang lebih penting lagi adalah untuk melestarikan

dan mengaktualisasikan nilai-nilai kejuangan dalam dimensi kekinian.

 

Dalam kesempatan itu juga diberikan penghargaan dari Kosgoro kepada Walikota Bandung, Wakil Wali Kota Bandung, Nanang Sudjana dan Dana Setia sebagai ucapan terima kasih atas dedikasi dan pengabdiannya kepada Kosgoro dan Tridharma Kosgoro.

 

Selain itu Wali Kota Bandung juga memberikan piala kepada para pemenang lomba pawai obor dalam memperingati peristiwa Bandung Lautan Api. Pawai obor itu sendiri dilakukan sehari sebelum peringatan BLA, dan diikuti sekitar 2.000 pelajar SMA/SMK se-Kota Bandung, yang di awali dari lapang Tegallega dan finish di plaza Balaikota.

 

 Berikut ini beberapa juara lomba pawai obor, Juara pertama tingkat Utama SMA 26; tingkat Madya SMKN 12; tingkat Bina SMAN 15; tingkat muda SMKN 8; tingkat mula SMKN 1; Juara Favorit SMKN 10; yel-yel terbaik SMK Bandung Selatan; Pakaian  Terbaik SMAN 2; Lampion SMK Kian Santang dan SMA Bina Dharma serta juara kekompakan dimenangkan oleh SMKN 6.(www.bandung.go.id)