Pembukaan Bimbingan Teknis Pengawasan KSP/USP Koperasi Di Wilayah Kota Bandung

Sebanyak 80 orang pengawas koperasi yang berada di Kota Bandung, Selasa (18/10) mengikuti Bimbingan Teknis mengenai pengawasan koperasi yang diadakan oleh Dinas

Hari Sabtu, 13 Agustus 2016 09:38
Pembukaan Bimbingan Teknis Pengawasan KSP/USP Koperasi Di Wilayah Kota Bandung
Pembukaan Bimbingan Teknis Pengawasan KSP/USP Koperasi Di Wilayah Kota Bandung

Sebanyak 80 orang pengawas koperasi yang berada di Kota Bandung, Selasa (18/10) mengikuti Bimbingan Teknis mengenai pengawasan koperasi yang diadakan oleh Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung di Hotel Narapati. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai tugas dan tanggung jawab pengawas, pengetahuan mengenai organisasi, manajemen dan akuntansi serta memberikan wawasan mengenai pengawasan internal.

 

Menurut Plt. Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung Meivy Adha Krisnan, pengawas koperasi adalah wakil anggota koperasi yang bertugas untuk melakukan pemeriksaan jalannya koperasi. Sehingga seorang pengawas tentu saja memerlukan keahlian di bidang pengawasan, mulai dari wawasan perkoperasian, organisasi dan manajemen, rencana kerja dan akuntansi.

 

“Sehingga untuk meningkatkan pengetahuan pengawas koperasi ini, kami memberikan bimbingan kepada mereka, dengan nara sumber yang ahli di bidangnya,” ujar Meivy.

 

Selain menjalankan fungsi kontrol, seperti memeriksa tata kehidupan organisasi, seorang pengawas, menurut Meivy, juga harus dapat memberikan saran untuk perbaikan dan memberikan analisa hasil pemeriksaan baik secara lisan maupun laporan secara tertulis.

 

Sementara itu menurut Wakil Walikota Bandung Ayi Vivananda, ketika membuka kegiatan tersebut, mengatakan bahwa pengawasan berperan sebagai upaya prefentif untuk mencegah kemungkinan terjadinya penyimpangan.

 

“Peran pengawasan ini bisa menjadi salah satu instrumen untuk menegakkan citra koperasi, sebagai koperasi yang terpercaya dengan fokus utama membangun kinerja koperasi yang terstandar,” jelasnya.

 

Lebih lanjut menurut Ayi, koperasi sebagai sistem ekonomi memiliki tiga karakter utama, yakni pengelolaan yang demokratis, memelihara mental kerjasama, dan tanggung jawab sosial yang secara keseluruhan bermuara kepada demokrasi ekonomi.

 

“Pada posisi seperti ini koperasi tidak hanya menekankan kolektivitas dalam meraih pendapatan ekonomi, tetapi juga keuntungan sosial dan kultural, dengan fokus utama peningkatan kesejahteraan secara berkeadilan,” ujarnya.

 

Ayi juga yakin dengan menguatnya peran koperasi akan meningkatkan kemampuan berkompetisi dengan badan usaha lain, sekaligus menjadi salah satu pilar yang mendorong pertumbuhan ekonomi Kota Bandung.

 

Wakil Walikota juga berharap pelaksaan bimbingan teknis tersebut dapat menjadi wahana untuk menanamkan pemahaman bahwa yang yang dipelajari terkait dengan masa depan koperasi, terutama untuk mengejar ketertinggalan dari badan usaha lain yang telah maju. (www.bandung.go.id)