Semiloka Dakwah Islam Dan Problematika Lingkungan Hidup Di Kota Bandung

Wali Kota Bandung Dada Rosada secara resmi membuka semiloka mengenai dakwah islam dan problematika lingkungan hidup di Kota Bandung yang diselenggarakan oleh Fo

Hari Sabtu, 13 Agustus 2016 09:38
Semiloka Dakwah Islam Dan Problematika Lingkungan Hidup Di Kota Bandung
Semiloka Dakwah Islam Dan Problematika Lingkungan Hidup Di Kota Bandung

Wali Kota Bandung Dada Rosada secara resmi membuka semiloka mengenai dakwah islam dan problematika lingkungan hidup di Kota Bandung yang diselenggarakan oleh Forsimuda (Forum Silaturahmi Mubalig Muda), di Mesjid As Siraj, Jalan AH. Nasution, Rabu (16/11). Dihadiri oleh Sekda Kota Bandung Edi Siswadi yang sekaligus sebagai salah seorang pembicara, dan sejumlah pejabat publik Kota Bandung.

 

Semiloka yang berlangsung sehari tersebut, diikuti oleh lebih dari 500 peserta, mubalig muda yang berasal dari seluruh wilayah di Jawa Barat. Menurut ketua Forsimuda Ust. Jujun Junaedi, kegiatan semiloka tersebut diadakan untuk menularkan semangat kepada mubalig muda mengenai kepedulian kepada lingkungan seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah.

 

“Rasulullah saja, pernah menasehati umatnya, ketika berperang jangan sampai mengganggu wanita, anak-anak dan pepohonan, sehingga hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya lingkungan hidup sehingga kita harus dapat memelihara lingkungan hidup kita,” ujarnya.

 

Sementara itu menurut Wali Kota Bandung, peserta semiloka bukan hanya berasal dari Kota Bandung saja, tetapi juga dari daerah di Jawa barat, sehingga nantinya dapat sinkron dari hulu sampai hilir. “Karena diikuti oleh seluruh wilayah di Jawa Barat, nantinya kegiatan lingkungan hidup ini, dapat sinkron di seluruh wilayah Jawa Barat, bukan hanya di Kota Bandung saja,“ ujarnya.

 

Dada juga berharap mubalig ini setelah mendapatkan pengetahuan mengenai lingkungan hidup yang berjalan beriringan dengan ajaran agama, dapat menularkannya kepada yang lainnya. “mudah-mudahan saja masyarakat akan lebih sadar mengenai lingkungan hidup ini, apabila diiringi dengan ajaran agama,” tegasnya.

 

Lebih lanjut dikatakannya bumi dan segala isinya merupakan amanah yang harus dijaga, sesuai dengan peran manusia sebagai khalifah yang sejatinya memelihara segala karunia Ilahi. Nilai-nilai kebajikan tersebut menurutnya dapat terus ditanamkan kepada umat, terutama untuk menjadikan alam bukan sekedar amanah tetapi juga sebagai penopang kehidupan manusia itu sendiri.

 

“Persoalannya adalah tidak semua manusia mampu menjaga amanah tadi, sehingga terjadi pengrusakan alam secara sistematik dan dengan derajat yang sangat mengkhawatirkan, hutan-hutan ditebangi, udara dikotori, sungai-sungai dijejali limbah dan penyeimbang ekosistem lainnya dirusak tanpa memperhitungkan dampaknya bagi kehidupan mendatang, bagaimanapun juga hubungan manusia dengan lingkungannya harus terjalin serasi, saling membutuhkan dan menguntungkan,” jelasnya.

 

Terhadap kenyataan tersebut, menurut Dada Pemerintah Kota Bandung tetap konsisten mengintegrasikan nilai-nilai agama dengan pembangunan bidang lingkungan, karena keduanya terkait dengan penguatan pemahaman, sikap dan perilaku umat manusia terhadap karunia Ilahi.

 

Upaya ke arah itu diawali dengan penetapan mulok (muatan lokal) Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) di sekolah-sekolah menggulirkan lima gerakan lingkungan hidup dan menggulirkan semboyan, tiada hari tanpa menanam pohon, membuat sumur resapan dan biopori serta tiada hari tanpa melepas burung dan menebar ikan, dimana semua itu menurutnya dilakukan demi membangun kesadaran kolektif masyarakat akan pentingnya pemeliharaan lingkungan.

 

“Alhamdulillah upaya itu telah berbuah hasil, setidaknya pemeliharaan dan penyelamatan lingkungan telah menjadi gerakan moral yang melibatkan pemerintah, masyarakat dan dunia usaha, yang dalam perkembangannya kemudian melahirkan deklarasi World City Forest yang digagas oleh UNEP,” pungkasnya.(www.bandung.go.id)