URBAN FARMING GOES TO SCHOOL

Penduduk perkotaan akan mengalami krisis pangan apabila tidak cepat diantisipasi mulai sejak saat ini, hal tersebut dikatakan Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ed

Sysadmin Saturday, 13 August 2016 09:38
URBAN FARMING GOES TO SCHOOL
URBAN FARMING GOES TO SCHOOL

Penduduk perkotaan akan mengalami krisis pangan apabila tidak cepat diantisipasi mulai sejak saat ini, hal tersebut dikatakan Sekretaris Daerah Kota Bandung, Edi Siswadi.

Edi mengatakan tata ruang sosial ekonomi telah berubah secara cepat seiring lajunya percepatan pertumbuhan Kota Bandung yang di dominasi oleh urbanisasi, industri dan investasi, sehingga diperlukan upaya-upaya pemenuhan kebutuhan pangan warga kota secara mandiri.

"Pada tahun 60an rasio penduduk Indonesia tinggal di pedesaan sekitar 60 persen dan sisanya 40 persen hidup diperkotaan, akan tetapi data tersebut tidak valid lagi saat ini, menjadi berbanding terbalik 60 persen tinggal di kota dan 40 persen di desa, alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian begitu cepat, padahal rata rata penduduk indonesia adalah pengkonsumsi beras."

Hal tersebut diungkapkanya saat membuka pelatihan Urban Farming goes to School yang diikuti 91 guru PLH (pendidikan lingkungan hidup) dari SMP, SMA, SMK se kota Bandung, di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 3 Bandung, Jalan Solontongan No. 10 Bandung, Selasa (17/01).

Urban Farming bertujuan memanfaatkan ruang-ruang terbuka yang tidak produktif (lahan-lahan kosong, lahan-lahan sisa dsb) menjadi lahan perkebunan produktif, menjadi kegiatan alternatif aktifitas masyarakat kota untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ruang terbuka di kota-kota besar.

Refa Riana, Manager marketing Comunication Pikiran Rakyat, mengatakan, "Dengan memberikan pemahaman kecintaan lingkungan sejak dini, Urban Farming bisa dilakukan siswa siswi SMP SMA, bisa dibayangkan bagaimana potensi sekitar 91.000 siswa dari 91 sekolah yang akan terlibat dan terserang virus cinta lingkungan, apalagi sebagian besar peserta hari ini adalah guru guru PLH," katanya.

Edi menambahkan kegiatan Urban Farming dapat mempercepat penambahan ruang terbuka hijau (RTH) yang merupakan prasyarat penting bagi sebuah kota, "Kebijakan Kota Bandung harus mencapai 30% RTH, melibatkan tokoh-tokoh pengajar yang akan mentransfer kepada siswa bagaimana semangat berkebun dengan menumbuhkan pola budaya pemamfaatan setiap jengkal lahan kosong, dengan menanam tanaman yang bisa menghasikan dalam jangka pendek sehingga setiap orang bisa memenuhi kebutuhan pokoknya sendiri," tambahnya.

Lebih lanjut Edi menyatakan, "Terlalu cepat konversi lahan pertanian menjadi non pertanian, jika tidak diantisipasi dari sekarang suatu saat warga akan mengalami krisis pangan," katanya.

saat ini penduduk enggan menjadi petani karena ungkapan menjadi petani itu miskin, istilah cepat sekolah ke Bandung karena bapak juga miskin jadi petani, menyebabkan penduduk desa dan kota tidak mau jadi petani, dampaknya kita akan mengimpor pangan dari negara lain, papar Edi.

Fery Kurmawan, Product manager PT Ultra Jaya, mengajak warga untuk berterima kasih kepada lingkungan yang telah memberikan banyak hal secara gratis, "Terkadang kita lupa untuk menjaganya, tidak cukup hanya berterima kasih saja, tapi diperlukan aksi nyata untuk melestarikannya," pungkasnya.

(www.bandung.go.id)