UPACARA BLA KE-66

Peristiwa Bandung Lautan Api yang terjadi pada tahun 24 Maret 1946 merupakan fakta sejarah yang menyiratkan bahwa betapa kemerdekaan bangsa Indonesia, bukan dip

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:38
UPACARA BLA KE-66
UPACARA BLA KE-66

Peristiwa Bandung Lautan Api yang terjadi pada tahun 24 Maret 1946 merupakan fakta sejarah yang menyiratkan bahwa betapa kemerdekaan bangsa Indonesia, bukan diperoleh secara Cuma-Cuma atau hadiah dari bangsa penjajah, tetapi dilalui dengan pengorbanan jiwa dan harta benda yang tak terhingga.

Hal tersebut diungkapkan oleh Wali Kota Bandung Dada Rosada saat memberikan sambutan pada upacara peringatan Bandung Lautan Api (BLA) ke-66 di Plaza Tegallega, Senin (26/3). Hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua DPRD Kota Bandung Erwan Setiawan, Wakil Wali Kota Bandung Ayi Vivananda, Sekda Kota Bandung Edi Siswadi, anggota LVRI Kota Bandung, pelajar dan sejumlah pejabat publik.

Lebih lanjut dikatakan oleh Wali Kota Bandung peringatan 66 tahun peristiwa BLA ke-66 bukan sekedar mengenang peristiwa heroik melawan ketidakadilan, tetapi yang lebih penting adalah sebagai pemacu semangat untuk bekerja lebih keras dan lebih disiplin.

"Terlebih tantangan kehidupan sekarang tidak lebih ringan dibanding masa perjuangan meraih dan mempertahankan kemerdekaan, yakni membebaskan masyarakat dari persoalan-persoalan sosial, ekonomi dan lingkungan yang cenderung semakin berat dan kompleks," ujarnya.

Menurut Dada, jika perjuangan pada era perang kemerdekaan adalah mewujudkan negara yang berdaulat, maka orientasi perjuangan saat ini adalah menegakkan kemartabatan dan kemandirian bangsa, khususnya melalui penguatan di berbagai bidang kehidupan, seperti pendidikan, kesehatan, kemakmuran, lingkungan hidup, seni budaya, olahraga, dan agama.

Perjuangan di bidang pendidikan dilakukan melalui peningkatan kualitas disertai kemudahan akses bagi penduduk berpenghasilan rendah untuk menyekolahkan anaknya minimal sampai SMA. "Dengan indeks pendidikan pada tahun 2011 mencapai 90,09 atau meningkat 0,05 dibanding tahun 2010 sebesar 90,14 kualitas pendidikan masih perlu untuk ditingkatkan karena perannya begitu penting dan menjadi basis utama pembangunan kota bandung," jelasnya.

Begitu pula perjuangan dibidang kesehatan dijalani dengan memperluas jangkauan, pemerataan, dan peningkatan kualitas pelayanan, dengan fokus utama pada upaya-upaya promotif dan preventif menyertai penanganan rehabilitatif dan kuratif. "Dengan indeks kesehatan pada tahun 2011 mencapai 81,32  atau meningkat 0,1 di bandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 81,22", tambahnya.

Juga dalam perjuangan hidup dalam bidang kemakmuran, terkait dengan perluasan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, "Khusus untuk masyarakat kecil, dibantu dengan bawaku makmur, yang sejak digulirkan tahun 2007 hingga saat ini telah diberikan kepada 100.095 orang atau kelompok termasuk koperasi dengan total bantuan sebesar Rp 62,5 miliar," katanya.

Sejalan dengan itu, Kota Bandung dituntut untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas RTH yang hingga tahun 2011 mencapai 11,40% atau meningkat 2,05% dibanding tahun 2010 seluas 9,37% dari seluruh wilayah kota, terutama untuk merealisasikan amanah undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang, yakni mneyediakan 30% RTH dari luas wilayah kota yang terdiri atas 20% RTH publik dan 10% RTH privat.

Terkait dengan kelestarian dan pengembangan seni budaya daerah, menurut Dada dalam sambutannya secara nyata bersentuhan dengan perjuangan penguatan karakter bangsa yang insya allah akan berdampak positif terhadap pengembangan aktifitas sosial ekonomi masyarakat.

Perjuangan dalam bidang olahraga, "diupayakan guna meningkatkan kualitas hidup warga, yang sebagian diantaranya mengarah kepada raihan prestasi, agar dapat menginspirasi lahirnya prestasi-prestasi lainnya yang bermaslahat bagi kepentingan yang lebih luas lagi," katanya.

"Sebagai penunjang ketujuh agenda prioritas pembangunan yang dimaksud, kita akan terus meningkatkan pembangunan infastruktur kota pada tahun ini, khususnya melalui pembangunan jalan sepanjang 61km senilai Rp 54 miliar, pengembangan infrastruktur Gedebage sepanjang 2,1 km senilai Rp 30 miliar, dan pembangunan jalan bantuan provinsi sepanjang 1,5 km senilai Rp 1,5 miliar, sehingga secara keseluruhan mencapai 65,6 km senilai Rp 86 miliar", jelasnya.

Sedangkan perjuangan dibidang agama, terfokus kepada peningkatan pemahaman dan pengalaman ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari, "diharapkan mampu menunjang penciptaan suasana kota yang kondusif, serta menjadikan kota Bandung sebagai rumah bersama bagi seluruh umat, dimana setiap perbedaan mendapat tempat untuk dirawat, tumbuh, dan berkembang dalam semangat kekeluargaan," tambahnya.

Dada berharap peringatan dalam BLA ke-66 tersebut pemerintah dan masyarakat Kota Bandung bersama sama menjaga amanah yangh diwariskan para pejuang, "Peringatan 66 tahun Bandung Lautan Api ini menjadi sarana menakar dan mengukur prestasi, terutama untuk menjaga amanah yang diwariskan para pejuang sekaligus memelihara mata rantai pewarisan nilai nilai kejuangan pada generasi mendatang," pungkasnya.

(www.bandung.go.id)