KONSOLIDASI KAMPUS BEBAS NARKOBA DAN OBAT-OBATAN TERLARANG

Walikota Bandung Dada Rosada merasa prihatin dengan jumlah pengguna narkoba dan obat-obatan terlarang yang terus meningkat. Hal tersebut dikemukakannya pada saa

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:39
KONSOLIDASI KAMPUS BEBAS NARKOBA DAN OBAT-OBATAN TERLARANG
KONSOLIDASI KAMPUS BEBAS NARKOBA DAN OBAT-OBATAN TERLARANG

Walikota Bandung Dada Rosada merasa prihatin dengan jumlah pengguna narkoba dan obat-obatan terlarang yang terus meningkat. Hal tersebut dikemukakannya pada saat konsolidasi kampus bebas narkoba dan obat-obatan terlarang, Selasa (30/10), di Wisma Taruna, Jalan Lengkong.

Menurut Dada, setiap kali dirinya mengikuti rapat dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) maka dalam laporannya, selalu terjadi peningkatan pengguna narkotika. Dada juga berharap untuk Kota Bandung paling tidak jangan sampai meningkat, kalau bisa menurun bahkan kalau memungkinkan sampai tidak ada. "inginnya di Bandung tidak ada pengguna narkoba, tetapi paling jumlah penggunanya menurun, jangan sampai meningkat," jelas Dada.

Lebih lanjut dikatakannya, bahwa narkoba itu sangatlah merugikan, bukan hanya untuk dirinya sendiri atau dengan keluarganya, bahkan merugikan masyarakat dan pemerintah. "Bahkan menurut penelitian BNN dengan UI tahun 2008, menunjukkan kerugian penyalahgunaan narkoba mencapai Rp. 15,37 Triliun untuk biaya penyembuhan dan itu belum termasuk ongkos sosial," jelasnya.

Dada juga menyebutkan, jumlah pengguna mencapai 3,3 Juta jiwa atau 1,99 % dari jumlah penduduk. Dan apabila tidak ada upaya serius diperkirakan akan mencapai 2,8 atau 5,1 juta jiwa pada tahun 2015.  "Sedangkan di Jawa Barat menurut data BNN Provinsi pada tahun 2010 terdapat 1.475 kasus dengan rata-rata pengguna berusia di bawah 26 tahun atau tergolong pelajar dan mahasiswa," tegasnya.

Sedangkan di Kota Bandung menurut Dada, berdasarkan data dari BNK Kota Bandung pada tahun yang sama terdapat 74 kasus dan 132 tersangka pengguna narkoba. Oleh karena itu, menurut Dada perlawanan terhadap penyalahgunaan narkoba tidak akan pernah berhenti pada upaya-upaya represif, tetapi ditindaklanjuti langkah-langkah preventif, setidaknya melalui penciptaan suasana yang dapat memberi pemahaman bahwa narkoba sangat berbahaya bagi masa depan bangsa.

Dada juga merasa heran, meskipun para pengguna itu tahu bahwa narkoba itu merugikan tetapi mereka terus saja menggunakannya. Entah itu karena, mencoba, di ajak atau bahkan di paksa. Selain itu Dada juga merasa tidak habis pikir, kalau pengguna narkoba itu karena kemiskinan, ternyata banyak juga penggunanya orang kaya. "Dan yang paling ngeri, menurut saya para penggunanya itu kebanyakan di bawah 26 tahun, mereka itu kan para pelajar dan mahasiswa yang merupakan penerus bangsa ini," ucapnya.

Dada juga menjelaskan secara spesifik, Pemerintah Kota Bandung telah bekerjasama dengan RSHS dengan menyiapkan substitusi atau memindahkan dari pengguna narkoba suntik menjadi diminum atau dimakan untuk mengurangi resiko penularan HIV/AIDS.

"Upaya ini merupakan bagian dari program nasional karena data BNN tahun 2009 menunjukkan pengguna yang benar-benar mendapat pelayanan penyembuhan sesuai standar, baru 0,5% dari pengguna narkoba," pungkasnya.

(www.bandung.go.id)