Perayaan HUT Ke-8 PSBB di Balaikota

          Ratusan masyarakat penggemar sepeda kuno melakukan pawai sebelum  berkumpul di Plaza Balai Kota Bandung sejak pukul 6:00 minggu pagi unt

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:40
Perayaan HUT Ke-8 PSBB di Balaikota
Perayaan HUT Ke-8 PSBB di Balaikota

          Ratusan masyarakat penggemar sepeda kuno melakukan pawai sebelum  berkumpul di Plaza Balai Kota Bandung sejak pukul 6:00 minggu pagi untuk merayakan  Hut PSBB ( Paguyuban Sapedah Baheula Bandoeng) yang ke 8 (03/2).

             Dalam kesempatan tersebut Wakil Walikota Ayi Vivananda ikut berpawai dengan sepeda dari rumah dinasnya berbarengan dengan rombongan para penggemar sepeda kuno menuju ke Balai Kota untuk menghadiri acara Hut PSBB, dan setibanya di balai kota Ayi disambut oleh Presiden PSBB Aboy dan Firman Sekjen KOSTI  (Komunitas Sepeda Tua Indonesia) yang sengaja menghadiri Hut PSBB Ke-8 di Kota Bandung.

             Paguyuban Sapedah Baheula Bandoeng-West Java adalah paguyuban penggemar sepeda tua atau sepeda onthel. Berdiri pada tanggal 31 Januari 2005 dan berdomisili di Kota Bandung, Jawa Barat-Indonesia dan didirikan atas dasar kesamaan hobi, rasa cinta, solidaritas, kebersamaan, rasa memiliki, kepedulian dan keinginan dalam melestarikan budaya bersepeda tanpa membedakan klasifikasi, strata dan status sosial.

 Hingga tahun 2013 PSBB Bandung sudah memiliki anggota sebanyak 826 orang , yang bila di rata rata maka setiap tahun bertambah sebanyak 100 orang.

             Membuka acara Hut tersebut adalah prosesi acara pelantikan anggota PSBB yang baru dengan tradisi Upacara khas PSBB yang bernuansa Nasionalisme kental, dimana setelah dilantik secara simbolis oleh Wakil Walikota Ayi Vivananda maka para anggota baru diwajibkan Mencium panji PSBB dan Bendera Merah Putih Pada akhir upacara.

             Dalam sambutannya Ayi menceritakan bagaimana ia bersama PSBB berjuang mempelopori terciptanya Car Free Day di bandung, dan bagaimana ia mendapat banyak kritikan karena memperjuangkan Car Free Day saat itu.

  Kami (bersama PSBB) dulu sering melakukan rapat dibawah pohon , mencabuti paku di pohon dan banyak dulu yang mengkritik kami bahkan menyebut kami gila, tetapi karena sudah bertekat bulat akhirnya yang pertamanya mengkritik menjadi sadar dan malah mendukung, bahkan sekarang cukup apresiasif dengan hal yang dulu kami lakukan tutur Ayi.

 Ayi juga menceritakan bagaimana dahulu kawasan Car Free Day sangat sepi karena belum banyak orang yang mau bersepeda atau mengisi kawasan Car Free Day dengan kegiatan olah raga seperti sekarang.

 Dulu saya berkeliling dari Dago sampai balai kota sampai berkali-kali , karena jalan kosong , tetapi sekarang mau bersepeda satu jam saja sangat susah karena ramai sekali masyarakat yang memanfaatkan kawasan Car Free Day ini dengan kegiatan olah raga atau bersepeda ungkapnya. (www.bandung.go.id)