Menjadi Anggota Dharma Wanita adalah Amanah

"Menjadi anggota Dharma Wanita merupakan amanah yang harus diemban secara otomatis oleh seorang istri pegawai negeri sipil. Apalagi kalau suaminya pejabat, ibu

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:31
Menjadi Anggota Dharma Wanita adalah Amanah
Menjadi Anggota Dharma Wanita adalah Amanah

"Menjadi anggota Dharma Wanita merupakan amanah yang harus diemban secara otomatis oleh seorang istri pegawai negeri sipil. Apalagi kalau suaminya pejabat, ibu harus mampu memberikan contoh yang baik, tidak saja di lingkungan Dharma Wanita tetapi juga di lingkungan tempat tinggalnya. Karena ibu melekat, ibu dekat, dan ibu adalah cermin suami ibu sebagai seorang pejabat," demikian ditegaskan Walikota Bandung H Dada Rosada SH MSi , pada puncak peringatan Hari Ulang Tahun ke - 7 Dharma Wanita Persatuan Kota Bandung, di Gedung Serba Guna, Selasa ( 12/12). Oleh karena itu, Walikota mengaku prihatin mendapatkan laporan tentang adanya ibu-ibu pengurus dan anggota Dharma Wanita Persatuan yang sering mewakilkan bahkan tidak hadir sama sekali ketika diundang pada pertemuan Dharma Wanita. Menurutnya, ketidakhadiran ini harus dicari penyebabnya sehingga dapat dicari jalan keluarnya. "Apakah merasa malu, tidak sempat, tidak percaya diri, haroream, malas, atau penyebab lainnya. Kalau diketahui sebabnya, saya akan mudah mencari penyelesaiannya," kata Walikota, seraya menyebutkan, dalam berorganisasi, seorang yang berpendidikan lebih rendah tidak perlu merasa malu dengan yang berpendidikan lebih tinggi, tetapi perbedaan itu justru harus memacu untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengetahuan yang dimiliki. Jabatan atau kedudukan seorang anggota Dharma Wanita, tambah Walikota, melekat secara otomatis karena jabatan yang diemban suaminya dalam pemerintahan. Sehingga pada posisi tersebut, sang istri harus mampu mengimbangi dengan meningkatkan pengetahuan, wawasan dan kepribadiannya secara proporsional, untuk menghindari ketimpangan yang bisa berakibat pada perpecahan. "Karena itu, kalau suami maju, istri juga harus diajak untuk bisa maju. Kalau tidak, perlu dipertanyakan, apakah suami tidak mengajak untuk maju atau istrinya yang tidak mau. Kalau suami maju dan tidak mengajak istri, lalu istri ditelantarkan, itu dosa besar. Itu namanya suami tidak tahu diri," tandas Walikota, yang langsung mendapat tepukan riuh dari hadirin. Dalam kesempatan tersebut, Walikota menyampaikan terima kasih kepada seluruh jajaran dan penasehat Dharma Wanita Kota Bandung atas bantuan dan dukungannya sehingga Tim Penggerak PKK Kota Bandung pada 15 Desember nanti akan memperoleh Penghargaan Manggala Bhakti Husada Arutala bidang kesehatan di Malang. "Tanpa dukungan seluruh masyarakat khususnya Dharma Wanita Persatuan, prestasi ini tidak mungkin akan diraih," ujarnya. Sementara itu, Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan Ny Nila F Moeloek, dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Ketua Dharma Wanita Persatuan Kota Bandung Ny Yetna Maman Suparman, menegaskan bahwa pergerakan wanita Indonesia merupakan bagian tak terpisahkan dari pergerakan bangsa Indonesia. Kaum perempuan berjuang untuk memajukan serta meningkatkan kedudukan wanita Indonesia dan berpotensi besar dalam mengisi pembangunan bangsa. "Karena itu, organisasi harus bergerak dengan paradigma aktif. Tujuan organisasi untuk memberikan kesejahteraan kepada anggota dan masyarakat bukanlah hal mudah. Walaupun bangsa masih berada dalam era yang sulit, kaum perempuan perlu memberdayakan dirinya sendiri bersama pemerintah dan non pemerintah untuk berinvestasi membangun sumber daya manusia yang berkualitas," tandas Ketua Umum. Ketua Panitia HUT ke-7 Dharma Wanita Persatuan Kota Bandung Tahun 2006, Ny Yeti Awan Gumelar dalam laporannya menjelaskan, kegiatan yang dilaksanakan berkenaan dengan HUT tersebut antara lain : donor darah bekerja sama dengan Korpri Kota Bandung pada 14 November s/d 8 Desember 2006, ziarah ke Taman Makam Pahlawan Cikutra bersama Korpri Kota Bandung pada 10 November 2006, memberikan bantuan sembako bekerjasama dengan TP PKK Kota Bandung dan Daya Mahasiswa Sunda, Talk Show mengenai PP 10/83 dan PP 45/90 pada 15 November 2006, Seminar Wanita bertajuk "Wanita yang Dicintai Suami dan Ibu Idola Anak-anak" pada 27 November 2006 dan memberikan santunan pendidikan bagi putera puteri anggota golongan I dan II sebanyak 10 siswa SD, 10 siswa SMP, dan 10 siswa SMA, sekaligus melaksanakan pemeriksaan dan pelayanan kesehatan cuma-cuma bekerjasama dengan PT Aventis dan TP PKK Kota Bandung, pada 28 Desember 2006. "Selain itu, berbagai kegiatan lomba yang diikuti oleh anggota Dharma Wanita Persatuan Kota Bandung dan Lomba Pidato Bahasa Sunda antar anggota Dharma Wanita Persatuan seKota Bandung pada 5 Desember 2006," ungkap Yeti. Puncak peringatan HUT Dharma Wanita Persatuan Kota Bandung Tahun 2006 tersebut diakhiri dengan penjelasan berdurasi sekitar satu jam mengenai ESQ (Emotional Spiritual Quotient) pimpinan Ary Ginanjar di hadapan Walikota dan hadirin lainnya. (www.bandung.go.id)