GROUND BREAKING PASAR SAE SARIJADI

Pemerintah Kota Bandung berencana pasar-pasar tradisional di Kota Bandung akan ditata dan dikelola secara modern. Pasar yang meski tradisonal namun dengan kond

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:43
GROUND BREAKING PASAR SAE SARIJADI
GROUND BREAKING PASAR SAE SARIJADI

Pemerintah Kota Bandung berencana pasar-pasar tradisional di Kota Bandung akan ditata dan dikelola secara modern. Pasar yang meski tradisonal namun dengan kondisi berbeda, tidak kumuh, dan kotor seperti pasar tradisonil umumnya. Pasar-pasar dimana pedagang dan pembeli beraktivitas, berada pada kondisi lingkungan yang nyaman.

Wali Kota Bandung, M Ridwan Kamil mengatakan akan merevitalisasi lebih dari selusin pasar tradisional di kota bandung, “Selama lima tahun kepemimpinan kami, kita akan buat minimal selusin pasar tradional baru, saya ingin tarik pedagang di jalanan dan orang orang yang biasa belanja di supermarket agar kembali belanja di pasar tradisional.”

Hal tersebut dikatakannya saat memberikan sambutan sekaligus melakukan peletakan batu pertama bersama Wakil Wali Kota Bandung, Oded M. Danial, Dandim O618/BS Letkol Inf Rudi M Ramdan, Direktur PD. Pasar Bermartabat sebagai tanda dimulainya konstruksi Pasar Sae Sarijadi, di Jl. Sariasih Kel. Sarijadi kec. Sukasari Kota Bandung, Rabu (17/09/2014).

Dikatakannya dimulainya proses konstruksi pasar tradisional sarijadi tersebut mewakili semangat baru bahwa pasar tradisional di Kota Bandung harus keren, kreatif dan multifungsi sehingga aktivitas kehidupan pasar dari pagi, siang, dan malam terus ramai.

“Hari ini kita tunjukan ke Indonesia dimulai di Bandung yang namanya pasar tradisional akan gaul, akan keren, akan kreatif, sehingga keberhasilannya akan diukur oleh orang menengah atas yang jika nongkrong nya di pasar ini berarti berhasil, itulah kenapa kita sediakan berbagai fasilitas seperti foodcourt, arena futsal dan lainnya, sehingga kehidupannya tidak hanya di pagi hari tapi sampai malam hari jadi ekonominya terus berputar,” terang Ridwan.

Program revitalisasi Pasar Sarijadi dibangun dengan konsep pasar tropis dan konsep pengelolaan secara modern yang akan dibangun diatas lahan 3.538,34 m2, dengan bangunan seluas lebih kurang 5.200 m2, yang terdiri dari 3 lantai yaitu dialokasikan untuk fasilitas ruang dagang sebanyak 194 unit, 42 unit di lantai dasar diperuntukan untuk komoditi basahan dan sisanya 152 untuk komoditi keringan. sebagai fasilitas tambahan, pasar sarijadi ini akan dilengkapi dengan sarana olah raga yaitu lapangan futsal, area foodcourt, dan hunian kos-kosan sebanyak 16 kamar.

Awalnya Pasar Sarijadi ini didirikan pada tahun 1985 diatas tanah seluas 3.538,34 m2, dengan status tanah adalah hibah dari perum perumnas dan dibiayai dari dana inpres sebesar Rp. 77.527.000,-. pada saat itu, pasar dibangun dengan 110 ruang dagang, yang terdiri dari 90 kios dan 20 meja, namun dalam perjalanannya, kondisi pasar sarijadi hanya diisi oleh 19 pedagang yang aktif, sebagian besar ruang dagang dibiarkan kosong dan tidak digunakan, sehingga kondisi pasar menjadi rusak dan tidak repersentatif dan akhirnya masyarakat sarijadi dan sekitarnya lebih memilih pasar swasta sari rahayu yang berlokasi di daerah cibogo.

Dikatakan Direktur Utama PD. Pasar Bermartabat, Moch. Rinal Siswadi, “Investasi pembangunan pasar sarijadi dialokasikan sebesar Rp. 19,5 milyar, dengan proyeksi pendapatan pertahun diperkirakan berkisar Rp. 2,5 milyar, dan apabila proyeksi kenaikan pendapatan rata rata sebesar 10% pertahun, maka kami optimis akan Break Event Point (BEP) pada tahun ke 7.”

Dipaparkannya lebih lanjut pembangunan pasar sarijadi itu bukan semata mata ditujukan untuk keuntungan perusahaan saja, tetapi lebih kepada peningkatan pendapatan para pedagangnya dan juga menumbuhkan perekonomian masyarakat di sarijadi dan sekitarnya.

Senada dikatakan Rinal, Ridwan menekankan untuk menumbuhkan perekomomian masyarakat harus kreatif, “Mimpi Republik ini adalah adil dan makmur, hari ini menegaskan komitmen saya dan Mang Oded inilah yang kita sebut ekonomi kerakyatan kreatif, ekonomi kerakyatan tanpa kreatif tidak bisa besaing sebaliknya juga kreatif saja tanpa keperdulian kerakyatan akan menimbulkan kapitalisme.”

Ridwan berkeinginan, “Sebagai arsitek saya punya mimpi kalau pasar tradisional itu pembangunannya harus murah tapi punya kualitas dan keunikan tidak kalah dengan pasar modern, keunggulan pasar tradisonal dibanding supermarket adalah hubungan interaksi kemanusiaannya sehingga tercipta hubungan batin antara penjual dan pembeli, kedekatan antara penjual dan pembeli ini tidak boleh hilang,” Pungkasnya.

(www.bandung.go.id)