SEMINAR ASEAN Next-Gen CSR FORUM

"Masyarakat maju adalah masyarakat yang bahagia, saya belajar negara kaya tidak selalu penduduknya bahagia, untuk kota Bandung saya dengan bangga mengatakan ber

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:43
SEMINAR ASEAN Next-Gen CSR FORUM
SEMINAR ASEAN Next-Gen CSR FORUM

"Masyarakat maju adalah masyarakat yang bahagia, saya belajar negara kaya tidak selalu penduduknya bahagia, untuk kota Bandung saya dengan bangga mengatakan berdasarkan hasil survei kita memperoleh angka 7,3 yang artinya penduduk Kota Bandung termasuk dalam masyarakat bahagia,".

Hal tersebut dikatakan Wali Kota Bandung, M Ridwan Kamil saat menjadi pembicara pada seminar ASEAN Next-Gen Corporate Social Responsibility Forum "Breakthrough for Inclusive & Sustainable Growth in ASEAN Post-2015" bersama ASEAN CSR Network dan kedutaan Kanada di Laguna Resort and Hotel Nusa Dua Bali, Kamis (05/02/2014).

"Pertumbuhan ekonomi kota Bandung tertinggi di indonesia mencapai 9 persen, namun ternyata daya beli mayarakat dari kelas menengah masih rendah sebagai pemimpin saya harus memberikan harapan, dimana semakin hari harga-harga terus melonjak sangat mengerikan."

Dikatakannya selain fokus pada pembangunan ekonomi, Happiness Indexs Project merupakan program eksperimental yang sangat penting untuk pembangunan masa depan, salah satunya kita membeli sepetak lahan di tempat-tempat kumuh untuk dijadikan tempat kreatif, membuat taman-taman, memperbaiki infrastruktur.

"Yang pada intinya di masa depan harus kita mengerti bahwa masyarakat maju tidak selalu dinilai oleh indeks ekonomi namun saya percaya masyarakat yang maju adalah masyarakat yang bahagia," terang Ridwan.

Dihadapan lebih dari 200 pengusaha, praktisi dan investor dari berbagai negara, Ridwan bersama panelis lainnya mengisi seminar yang bertajuk Ensurirg ASEAN's sustainability and economic viability trough proper resource use & management. Selain Ridwan yang menjadi pembicara lainnya adalah Direktur Pertamina, Daniel Dumas (Executive Director, Canadian International Resources and Development Institute), Puvan Selvanathan (Head for Sustainable Agriculture, UN Global Compact), Debora R. Tjandrakusuma (Legal and Corporate Affairs Director, PT Néstle Indonesia), dan Potro Soeprapto (Senior Manager Social Responsibility and Government Relations, PT Newmont Nusa Tenggara).

"Saya belajar bahwa kaum muda dunia, pemuda Asia lah yang paling optimis dibanding negara-negara lain, inilah momentum pertumbuhan negara-negara Asia, refleksi saya kedepan adalah kita harus mempersiapkan fondasi yang kuat, kita tahu tantangan dimasa depan tidaklah lebih mudah dibanding saat ini," papar Ridwan.

Diungkapkannya sebagai Walikota, dirinya sedang mentrasformasi birokrasi karena kehilangan banyak pegawai setiap tahunnya, dengan keterbatasan sumber daya manusia pembangunan akan melambat, Ia memulai melakukan kolaborasi salah satunya gerakan pungut sampah, urban farming di setiap wilayah di kota Bandung, dan mengajak perusahaan-perusahaan untuk menyumbangkan laba usahanya.

"Apa yang saya lakukan dengan mendatangi kaum pebisnis untuk bergerak bersama-sama berkolaborasi, dari itulah banyak CSR datang membantu Kota Bandung".

Dilanjutkannya, "Saya merasa kolaborasi adalah strategi karena saya tahu keterbatasan saya, tujuan saya tinggi namun ada batasnya, saya mengajak mari kita sisikan kompetisi, persaingan melupakan perbedaan dan memulai kolaborasi maka pembangunan akan berjalan lebih cepat, dengan memahami prinsip pembangunan berkelanjutan, kolaborasi adalah kuncinya," pungkas Ridwan.

(www.bandung.go.id)