KOTA BANDUNG HARUS SIAPKAN ACTION PLAN UNTUK ANTISIPASI BENCANA

Sekretaris Daerah Kota Bandung, Yossi Irianto membuka Seminar Sosialisasi Hasil Penilaian Ketahanan Kota Bandung Terhadap Bencana di Gedung Serba Gubna Pemkot B

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:44
KOTA BANDUNG HARUS SIAPKAN ACTION PLAN UNTUK ANTISIPASI BENCANA
KOTA BANDUNG HARUS SIAPKAN ACTION PLAN UNTUK ANTISIPASI BENCANA

Sekretaris Daerah Kota Bandung, Yossi Irianto membuka Seminar Sosialisasi Hasil Penilaian Ketahanan Kota Bandung Terhadap Bencana di Gedung Serba Gubna Pemkot Bandung, Selasa (17/3). Dr. Irwan Meilano dari dari Pusat Penelitian Mitigasi Bencana Institut Teknologi Bandung (ITB), menjadi salah seorang pembicara.

Menurut Irwan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung harus menyiapkan strategi yang tepat untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam. Pasalnya berdasarkan ideks resiko bencana, Kota Bandung menjadi salah satu daerah yang memiliki resiko bencana tinggi.

Dalam indeks resiko bencana banjir, Kota Bandung menduduki peringkat ke 227 dengan skor 34 dan masuk ke dalam kelas resiko tinggi. Pada indeks resiko bencana cuaca ekstrem, Kota Bandung berada di urutan ke 52 dengn nilai 20 dan masuk kelas resiko tinggi. Sedangkan pada indeks resiko bencana gempa bumi, Kota Bandung berada di posisi 69 dengan skor 22 dan masuk kelas resiko tinggi.

Melihat kondisi tersebut, Irwan merekomendasikan kepada Pemkota Bandung untuk membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daeerah (BPBD). Pasalnya jika terjadi bencana alam di Kota Bandung maka 19 wilayah kelurahan akan merasakan dampak dengan prediksi jumlah pengungsi mencapai sekitar 225.023 orang.

“Jika ada bencana di Kota Bandung, maka Pemkot harus memenuhi kebutuhan beras sebanyak 630 ron/minggu, air minum sebanyak 3.937.906 liter/minggu, dan air bersih sebanyaj 15.076.542 liter/minggu,” katanya dalam acara Seminar.

Selain melakukan persiapan pembentukan BPBD, Pemkot Bandung juga disarankan untuk melakukan kajian ketahanan bencana dengan melibatkan banyak pihak. Dengan kajian tersebut, maka nantinya akan lahir kajian resiko bencana di Kota Bandung secara mendetail.

“Selain pemrintah, kajian ini juga bisa melibatkan NGO, akademisi, dan pelaku bisnis,” ungkapnya.

Yang tidak kalah penting, lanjut Irwan, perlu dibuat action plan untuk menjadikan Kota Bandung sebagai kota yang aman dan tahan terhadap bencana. Karena itu, perlu adanya imlpementasi program dalam bentuk prioritas jangka pendek, menengah dan panjang.

“Pemkot juga harus melakukan diseminasi, partisipasi, dan moniroting,” tegasnya.

(www.bandung.go.id)