PEMBICARA CITSM 2016

Dalam inovasi Smart City Kota Bandung menjadi pelopor kota pintar berbasis IT pertama di Indonesia. Smart city di Kota Bandung bertujuan selain mengontrol birok

Miftah Saturday, 13 August 2016 09:48
PEMBICARA CITSM 2016
PEMBICARA CITSM 2016

Dalam inovasi Smart City Kota Bandung menjadi pelopor kota pintar berbasis IT pertama di Indonesia. Smart city di Kota Bandung bertujuan selain mengontrol birokrasi di internal dengan sistem, juga untuk mengobservasi data internet CCTV dan data-data, berkomunikasi dengan warga dan merubah kultur laporan dari yang rulinya hanya tekstual berubah menjadi laporan visual.

"Dulu saya sering dibohongi anak buah, laporan hanya sekadar tekstual, atau verbal sekarang tiap laporan harus ada visualnya," Ujar Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dalam acara International Conference on Information Technology for Cyber and It Service Management (CITSM 2016) di Gedung Multipurpose UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Selasa (26/4/2016).

Menurut Ridwan, Pemkot Bandung menargetkan 1000 aplikasi manajemen Kota Bandung, sebesar 88 persen komplen di Kota Bandung bisa diselesaikan melalui Smart city.

"Tiap bulan banyak komplen saya evaluasi dengan menggunakan teknolgi banyak berubah, kita memberikan contoh di Kota Bandung dalam dua tahun ini, gara gara menggunakan teknologi korupsi berkurang, pelayanan publik meningkat, warga juga merasa dekat, mudah menyampaikan laporan atau komplen, sehingga tingkat kepercayaan warga Bandung bulan ini kurang lebih 80 persen," terangnya.

Ridwan mengaku tanpa teknologi, dirinya tidak tahu ada berapa masalah di Kota Bandung, tidak tahu cara komunikasi dengan warganya.

" Intinya teknologi saat ini sangat dibutuhkan untuk membuat pelayanan menjadi lebih baik dan lebih akurat, lebih efisien dan hemat biaya," terangnya.

Ridwan menambahkan adapun posisi universitas merupakan partner pemerintah dalam melakukan riset. Ridwan pun mengatakan pihaknya mengajak UIN untuk peran serta dalan program maghrib mengaji yang digulirkan pemkot Bandung.

"Kita ada 4 ribu mesjid udah ada 2.000 relawan, kita kurang 2 ribu lagi kami mohon kepada uin lewat pa rektor agar bisa membantu kami, mahasiswa meluangkan waktu menjadi pengajar di masjid masjid seluruh bandung, itulah keseimbangan teknklogi infrastruktur, dengan mental spritual," pungkasnya.