Ridwan Kamil Melepasan Keberangkatan Tim Ekspedisi Salu Uro Arus Deras Wanadri 2016

Pelepasan keberangkatan Tim Ekspedisi Salu Uro Arus deras Wanadri 2016 berlangsung khidmat, Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil memimpin langsung acara pelepasa

Miftah Sabtu, 13 Agustus 2016 09:49
Ridwan Kamil Melepasan Keberangkatan  Tim Ekspedisi Salu Uro Arus Deras Wanadri 2016
Ridwan Kamil Melepasan Keberangkatan Tim Ekspedisi Salu Uro Arus Deras Wanadri 2016

Pelepasan keberangkatan Tim Ekspedisi Salu Uro Arus deras Wanadri 2016 berlangsung khidmat, Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil memimpin langsung acara pelepasan tersebut di Pendopo Bandung, Jalan Dalem Kaum , Selasa (16/07/2016).

Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil memakaikan topi kepada salah satu anggota tim Ekspedisi Salu Uro Arus deras Wanadri sebagai tanda melepas keberangkatan ke Salu Uro Sulawesi Selatan.

Dalam amanatnya Wali Kota Bandung mengatakan, bahwa kegiatan seperti ekspedisi arus deras ini merupakan kegiatan yang betul-betul diharapkan oleh bangsa dan negara.

“Mengingat pesertanya yang cukup muda dan semangat seoperti ini, apalgi sekarang bulan ramadhan, pasti tenaga yang dibutuhkan harus banyak. Tetapi saya yaklin Wanadri yang mengikuti ekspedisi hari ini mewakili generasi muda Indonesia. Pertahankan Wanadri selama negara ini ada. Buktikan dan wujudkan ‘Janji Wanadri’ dalam menjalankan tugas-tugas ke depan ” ujar Ridwan.

Ridwan menambahkan, sebagai Organisasi pionir yang selalu terdepan dalam menjelajah dan mengamalkan kecintaan lingkungan harus bisa memberikan contoh yang baik kepada seluruh manusia dengan melakukan ekspedisi arum jeram.

“Apapun yang  kita lakukan niatnya adalah ibadah. Hanya dengan niat insaaloh apapaun yang kita lakukan , tidak lain tidak bukan hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah swt,” jelasnya.

Selanjutnya Ridwan berharap dalam ekspedisi ini, anggota Wanadri menjadi pelopor pembangunan bangsa, memiliki jiwa bela negara, berani, jujur, tulus dan iklas demi maju dan sejahteranya rakyat Indonesia, selain itu berdoa merupakan kunci utama untuk memberikan keselamatan di perjalanan nanti.

“Jangan lupa untuk berdoa di setiap apapun. Doa itu merupakan perlindungan yang luar biasa. Insyaaloh dengan berdoa, perjalanan tim ekspedisi berjalan lancar, selain itu doa dari orang tua adalah doa yang paling makbul.‘Insya Allah tim ekspedisi selamat karena ada perlindungan dari orang tua,” pungkas Ridwan.

Kepala tim ekspedisi wanadri salu uro arum jeram 2016 Toto Saefudin menjelaskan, keberangkatan mulai hari ini Kamis 16 juni sampai 15 Agustus 2016. wanadri menargetkan akan mengarungi aliran Salu Uro dengan beragam tingkat kesulitan jeram yang ada di sepanjang  53 kilometer aliran sungai yang mulai di arungi dari Rongkong dan berakhir di Desa Pohyaang Kecamatan Seko.

“ Ekspedisi pengarungan sungai first descent di Salu Uro ini merupakan penjelajahan yang memiliki tujuan terhadap pemuda-pemudi Indonesia untuk mencintai tanah airnya. Ekspedisi kali ini mengusung konservasi dan pariwisata di area ekspedisi,” jelasnya.

Toto menambahkan, selain melakukan penjelajahan, ada beberapa kegiatan lain yang nantinya akan bermanfaat bagi masyarakat setempat pada khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya. Dalam ekspedisi kali ini kami mengedepankan tema semangat kepemudaan dalam upaya konservasi lingkungan dan kegiatan sosial di wilayah ekspedisi. Kegiatan yang sederhana, namun butuh kerja keras untuk mewujudkannya.

“ Atas tekad serta latihan yang ketat, Wanadri optimis melakukan Ekspedisi Salu Uro. Semoga apa yang kami lakukan dapat bermanfaat untuk kemaslahatan orang banyak serta kemajuan ilmu pengetahuan," pungkas Toto.

Salu Uro adalah sungai yang  terletak di wilayah Seko kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan membentang hingga ke wilayah Kalumpang kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat. Sungai Salu Uro merupakan habitat utama dari satwa langka Sulawesi yaitu Anoa. Arusnya deras dan lingkungan alaminya hampir belum terjamah sama sekali. Sulit mengukur kedalamannya karena terdapat banyak ceruk (warga lokal menamakannya liku atau lubang dalam tak berujung).

Lingkungan sungai Salu uro juga dipenuhi satwa yang berbahaya seperti Buaya dan Ulang (binatang bertubuh sangat panjang seperti tali tambang). Dengan kondisi itu, Salu Uro masih dikeramatkan oleh masyarakat lokal khususnya di Seko, wilayah hulu sungainya. Seringkali dilakukan ritual-ritual khusus jika ingin turun ke sungai yang disebut Mangrara atau Maccera.