UPAYA BPLH KOTA BANDUNG KENDALIKAN MUKA AIR TANAH

Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bandung tengah berupaya menjaga tinggi muka air tanah di Kota Bandung. Kepala Subbidang Program, Evaluasi, d

Miftah Jumat, 16 September 2016 02:23
UPAYA BPLH KOTA BANDUNG KENDALIKAN MUKA AIR TANAH
UPAYA BPLH KOTA BANDUNG KENDALIKAN MUKA AIR TANAH


Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bandung tengah berupaya menjaga tinggi muka air tanah di Kota Bandung. Kepala Subbidang Program, Evaluasi, dan Pelaporan, Sofyan Hernadi, mengatakan, pesatnya pertumbuhan pembangunan dan aktivitas ekonomi di Kota Bandung berdampak pada kondisi muka air tanah.


Oleh karena itu, BPLH Kota Bandung melakukan berbagai upaya untuk menjaga stabilitas muka air tanah sehingga dapat tetap menjaga keseimbangan alam serta kebutuhan aktivitas masyarakat.


“Muka air tanah sekarang semakin menurun. Sehingga upaya-upaya yang kita lakukan adalah antara lain melakukan konservasi-konservasi, dan bagaimana caranya agar air tanah itu terisi kembali,” ungkap Sofyan dalam Bandung Menjawab di Media Lounge Balai Kota Bandung, Kamis (15/09/2016).


Salah satu bentuk upaya yang dilakukan adalah pembuatan sumur resapan dan pembuatan lubang biopori. Selain itu, dilakukan pula pengendalian terhadap penggunaan air tanah. Caranya adalah dengan melakukan pemantauan terhadap pelaku usaha yang menggunakan air tanah.


“Jangan sampai mereka melebihi ijin yang sudah kita tentukan,” ujar Sofyan.


Sejauh ini, telah ada 700 ijin penggunaan air tanah yang diterbitkan di Kota Bandung. Satu ijin penggunaan air tanah biasanya digunakan untuk hingga 5 titik bor. Oleh karenanya, BPLH Kota Bandung memasang alat bernama Automatic Meter Reading untuk memantau keseluruhan penggunaan air tanah ini.


BPLHD juga telah mengatur regulasi bagi para pengguna air tanah agar mereka juga turut melakukan upaya konservasi. Salah satu caranya adalah pembuatan sumur imbuhan bagi mereka yang menggunakan air tanah dalam.


Terdapat dua sumber air untuk pembuatan sumur imbuhan, yakni resirkulasi air dan tadahan air hujan. Resirkulasi air adalah upaya mendaur ulang air yang telah dipakai untuk kemudian disuntikkan lagi ke dalam tanah untuk diserap.


Sumber kedua, air hujan, diperoleh dengan cara menyalurkan air hujan melalui talang-talang bangunan menuju sumur Aquitos Storage Recovery (ASR). Setiap tahunnya, BPLH sendiri membuat 2-4 unit sumur ASR. Selain bisa diambil airnya, sumur ini juga bisa menjadi input untuk menambah volume air tanah.


“Jadi dari talang-talang bangunan kita masukkan ke sumur ASR itu, kita inject sampai kedalaman 100-120 meter. Ketika nanti butuh air, dia bisa diambil,” jelas Sofyan. Oleh karena itu, sumur ASR ini selain menjadi sumur penampung juga menjadi sumur produksi.