Bandung Menjawab : Kantor PUSARDA

Program peningkatan literasi di Kota Bandung menjala hingga ke kelurahan. Berbagai program disiapkan agar buku bisa menjangkau hingga gang-gang kecil di wil

Miftah Kamis, 13 Oktober 2016 13:36
Bandung Menjawab : Kantor PUSARDA
Bandung Menjawab : Kantor PUSARDA


Program peningkatan literasi di Kota Bandung menjala hingga ke kelurahan. Berbagai program disiapkan agar buku bisa menjangkau hingga gang-gang kecil di wilayah-wilayah.

Demikian disampaikan Kepala Seksi Pengelolaan Perpustakaan, Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (Kapusarda) Kota Bandung, Neti Supriati, dalam Bandung Menjawab di Media Lounge Balai Kota Bandung, Kamis (13/10/2016).

Neti menjelaskan, lokasi Kapusarda yang berada jauh dari pusat kota tidak membuat lembaga tersebut kehabisan akal untuk mengajak warga Kota Bandung menyukai buku. Pihaknya melakukan berbagai inovasi agar masyarakat bisa mengakses perpustakaan.

Program yang dijalankan antara lain adalah moving library, yakni perpustakaan keliling menggunakan mobil perpustakaan. Namun, kondisi kewilayahan yang kerap dihadapkan dengan gang-gang kecil tidak memungkinkan mobil tersebut untuk masuk ke wilayah tersebut.

Atas inovasi dari beberapa kelurahan dan instruksi Wali Kota Bandung, kini telah hadir gerobak baca dan library box. Keduanya menjadi jawaban dari masalah ketidakterjangkauan wilayah sempit oleh perpustakaan.

Melalui gerobak baca, warga bisa mendapatkan akses ke perpustakaan sederhana melalui gerobak-gerobak berisi buku. Lain halnya dengan library box yang ditempatkan di ruang-ruang interaksi warga, seperti pos kamling, pangkalan ojek, taman, hingga mall.

"Sekarang orang tidak bisa lagi mengatakan buku itu mahal dan susah diakses. Kita hadir menjemput para pembaca untuk membawa pengetahuan kepada mereka," ucap Neti.

Sebagai bentuk pendampingan, pihak Kapusarda Kota Bandung telah memberikan pelatihan pengelolaan perpustakaan kepada 151 perwakilan tiap-tiap kelurahan.

"Pelatihannya sudah selesai di 151 kelurahan. Tinggal aktivasi di wilayah-wilayah belum seluruhnya optimal," kata Neti.

Perpustakaan-perpustakaan yang ada di taman-taman dan kelurahan sebagian telah memiliki pengelola tetap. Pengelolaan tersebut sebagian besar dilakukan oleh komunitas-komunitas literasi dan organisasi seperti Karang Taruna dan PKK. Neti menjelaskan, telah ada 15 perpustakaan taman yang sudah memiliki pengelola sendiri.

Perpustakaan yang berada di kewilayahan dan taman-taman mendapatkan pasokan buku dari Kapusarda Kota Bandung. Sistem yang dilakukan adalah pinjam pakai.

"Kita tidak bisa memberikan hibah secara permanen karena bukan kewenangan Kapusarda," jelasnya.

Saat ini koleksi buku Kapusarda sudah mencapai 74 ribu eksemplar. Setiap tahunnya, Kapusarda menargetkan ada 6000 penambahan buku baru. Per Agustus 2016, jumlah pengunjung Kapusarda sudah mencapai 22.834 orang.