Paguyuban Pasundan Bhakti Sosial, Pagelaran dan Pasanggiri Seni Sunda

Kesenian Sunda khususnya pupuh dan angganasekar, nampalmya kurang diminati  kalangan anak dan remaja sekarang termasuk pelajar. Padahal keberadaan suatu bangsa

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:33
Paguyuban Pasundan Bhakti Sosial, Pagelaran dan Pasanggiri Seni Sunda
Paguyuban Pasundan Bhakti Sosial, Pagelaran dan Pasanggiri Seni Sunda

Kesenian Sunda khususnya pupuh dan angganasekar, nampalmya kurang diminati  kalangan anak dan remaja sekarang termasuk pelajar. Padahal keberadaan suatu bangsa, dapat dilihat dari seni dan budayanya yang menjadi ciri khas daerahnya. Untuk meningkatkan minat ini, tentunya merupakan pekerjaan rumah baik bagi pemerintah daerah, pembina, guru dan pelaku seni termasuk para orangtua.  

Hal ini dikemukakan H Arif Siskandar SE selaku ketua panitia bakti sosial khitanan massal, pagelaran dan pasanggiri Seni Sunda dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional dan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2007, diselenggarakan Paguyuban Pasundan Kota Bandung, Sabtu (26/05/07), di halaman parkir SOR Pasadena Jalan Caringin Bandung.

Acara dihadiri Asisten Ekbang Kesra, Drs Ir H Taufik Rachman, Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan Jawa Barat, H.A Safe’I, Camat Babakan Ciparay, Drs Dedi Setiadi SIP, Ketua Ancab Paguyuban Pasundan Babakan Ciparay dan ratusan pelajar SD dan SMP peserta pasanggiri.

 Arif melaporkan, bakti sosial dalam bentuk khitanan masaal, diikuti sebanyak 60 anak dari keluarga kurang mampu. Sedangkan peserta pasanggiri Seni Sunda yang diselenggarakan sejak 21 Mei 2007, diikuti 25 peserta SD, 10 peserta SMP sedangkan SLTA tidak ada karena pesertanya hanya satu.

Untuk kelompok SD, keluar sebagai juara I adalah  SD Negeri Paledang-Ujungberung, sedangkan untuk kelompok SMP,   diraih SMP Negeri 3 Bandung. 

Ketua Paguyuban Pasundan Ancab Babakan Ciparay, Soma Gantika MSi mengemukakan, Paguyuban Pasundan didirikan tahun 1913, bertujuan ingin mengangkat harkat dan martabat orang Sunda, dengan cara memerangi kemiskinan dan kebodohan didasari agama dan seni budaya Sunda.

Paguyuban Pasundan dikatakannya, bukanlah seperti ormas umumnya, tapi merupakan organisasi sosial, kultural dan religius. Atas dasar ini, Paguyuban Pasundan mengadakan bakti sosial khitanan massal yang telah direncanakan sejak Pebruari 2007, namun tertunda karena ada penyelenggaraan konferensi cabang untuk memilih kepengurus baru.

Saat ini Paguyuban Pasundan Cabang Kota Bandung, memiliki Ketua Dewan Pangaping, Bapak H Dada Rosada SH, Msi, Walikota Bandung yang terpilih bahkan mendapat dukungan seratus persen dari 26 Ancab Kecamatan yang ada di Kota Bandung,  karena H dada Rosada sebelumnya telah menjadi anggota Dewan Pangaping”, tuturnya.

 “Itu kebahagiaan kami.  Ini bukti kecintaan dan rasa sayang kami kepada H Dada Rosada. Terlebih dengan 7 program strategisnya, beliau mampu meraih prestasi maupun penghargaan di berbagai bidang pembangunan. --  Untuk itu, di Tahun 2008 dalam pilkada nanti, sebelum memilih orang lain, kami tentunya akan memilih H Dada Rosada sebagai orang tua kami sendiri”, ungkapnya.

 Asisten Ekbang dan Kesra, sebelum membacakan sambutan tertulis walikota, mengemukakan, pagelaran dan pasanggiri pupuh dan angganasekar, penyelenggaraannya perlu lebih sering lagi, bahkan terprogram dan berkesinambungan. Karena searah dengan 7 program prioritas, Kota Bandung di tahun 2008 bertekad untuk menjadi kota seni dan budaya.

“Sekecil apapun dukungan, tentu akan sangat berharga apalagi datangnya dari masyarakat. Masyarakat dan Pemerintah adalah mitra sejajar, yang senantiasa harus saling dukung, sesuai dengan porsinya masing-masing”, ucapnya.

Karena dengan kepedulian dan tumbuhkembangnya kemitraan tersebut, diyakini walikota, semua agenda penting yang tengah diperjuangkan termasuk pelaksanaan 7 program strategis maupun 5 gerakan pembangunan lingkungan hidup, akan lebih mudah terlaksana. Satu diantaranya adalah penanganan sampah perkotaan  baik melalui penanganan skala rumah tangga melalui pola 3R (reuse, reduce, resycle) maupun dukungan positifnya terhadap rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Gedebage.  (www.bandung.go.id)