Berita

KEREN! KECAMATAN RANCASARI PECAHKAN REKOR PESERTA GPS TERBANYAK GUNAKAN BAJU ADAT SUNDA

Memperingati Hari Sampah Nasional, Kecamatan Rancasari Kota Bandung mengadakan acara Gerakan Pungut Sampah (GPS) dan Gerakan Tanam Pohon “satu rumah satu poho

Miftah Kamis, 15 Maret 2018 15:49
KEREN! KECAMATAN RANCASARI PECAHKAN REKOR PESERTA GPS TERBANYAK GUNAKAN BAJU ADAT SUNDA
KEREN! KECAMATAN RANCASARI PECAHKAN REKOR PESERTA GPS TERBANYAK GUNAKAN BAJU ADAT SUNDA

Memperingati Hari Sampah Nasional, Kecamatan Rancasari Kota Bandung mengadakan acara Gerakan Pungut Sampah (GPS) dan Gerakan Tanam Pohon “satu rumah satu pohon”, yang diikuti oleh masyarakat setempat, anggota TNI, Siswa-siswi Paud, SD, SMP, dan SMA yang berada di wilayah Kecamatan Rancasari, Rabu (14/03/2018).

Hal yang unik dalam acara tersebut, Kecamatan Rancasari menerima penghargaan dari Original Rekor Indonesia (ORI) sebagai peserta terbanyak dengan menggunakan pakaian adat sunda yang mencapai 1007 peserta.

Ditemui usai acara, Camat Rancasari, Sri Kurniasih mengatakan, acara tersebut sebagai edukasi kepada masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya dan melarang masyarakat untuk membuang sampah ke sungai.

“Acara ini sudah kami rencanakan jauh-jauh hari. Semua ini sebagai edukasi untuk masyarakat yang kurang peduli lingkungan. Dengan ini, kami melarang keras kepada masyarakat untuk membuang sampah ke sungai. Apalagi di wilayah kita dilewati sungai Cidurian. Karena itu, sungai Cidurian tersebut harus kita jaga demi masa dengan kita semua," utaranya.

"Selain itu kita memberikan bibit pohon kepada masyarakat untuk mereka tanam di depan rumahnya,” lanjutnya dengan nada menggebu-gebu.

Sri mengatakan, di wilayah Kecamatan Rancasari setiap harinya selalu diadakan bebersih warga. Salah satunya membersihkan gorong-gorong juga saluran air untuk menghindari bahaya banjir saat musim hujan.

“Di wilayah kita, setiap hari diadakan bebersih bareng warga. Terutama gorong-gorong untuk mengantisipasi bahaya banjir saat memasuki musim hujan seperti sekarang,” ujarnya.

Ditanya mengenai pemecahan rekor peserta GPS unik dan penanaman pohon di setiap rumah di wilayahnya, Camat Rancasari merasa senang karena masyarakat antusias mengikutinya sejak pagi. Selain itu jumlah peserta melebihi target yang direncanakan sejak awal.

“Alhamdulillah Kecamatan Rancasari mendapatkan penghargaan berupa pemecahan rekor dari Original Rekor Indonesia dengan kategori jumlah peserta GPS terbanyak dengan menggunakan pakaian adat sunda. Awalnya kami hanya mencanangkan 400 peserta. Namun, di luar dugaan hari ini tercatat mencapai 1007 peserta dengan menggunakan pakaian adat Sunda tentunya kami akan terus termotivasi untuk mengadakan acara acara positif lainnya di wilayah kami,” jawabnya sumringah.

Sementara itu, Komandan Sektor Citarum Harum 22 Wilayah Kota Bandung, Kol. Inf. Asep Rahman Taufik menyatakan, akan terus mendampingi masyarakat dalam melakukan bersih-bersih di sejumlah anak sungai hingga program Citarum Harum tuntas. Maka dari itu, dirinya sangat mengapresiasi usaha dari masyarakat di Kecamatan Rancasari yang peduli akan pentingnya menjaga kelestarian sungai.

“Kondisi sungai yang ada di Kota Bandung saat ini sudah memprihatikan. Kami akan selalu sedia mendampingi masyarakat untuk bebersih lingkungan. Saya senang dengan acara ini, karena menunjukan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya. Terutama untuk sungai yang saat ini sudah rusak karena sampah. Dan banyak pencemaran air yang sudah mengandung beberapa zat-zat limbah seperti merkuri, logam, tinja terutama sampah,”  tuturnya.

Asep mengimbau kepada masyarakat untuk selalu peduli dan berperan aktif menjaga lingkungan supaya tetap bersih.

“Sama-sama kita bersihkan sampah dari sungai dan kita niatkan dari sekarang untuk tidak membuang sampah ke sungai. Untuk perusahaan-perusahaan yang membuang limbah ke sungai Kami harapkan limbah tersebut sudah memenuhi persyaratan air baku sehingga sungai di Kota Bandung lebih bersih,” tegasnya.

Salah seorang peserta, Sabela (13) mengaku, senang melaksanakan GPS. Siswa kelas 1 di SMPN 48 tersebut sudah terbiasa melaksanakan GPS, karena di sekolahnya juga setiap pulang sekolah dilaksanakan GPS.

“Saya senang. Karena GPS membuat bersih. Lagipula di sekolah saya setiap pulang sekolah dilaksanakan kegiatan GPS. Jadi saya dengan teman-teman sudah biasa,” ucap siswa berkederudung tersebut.