Pengobatan yang Dibiayai PT Askes Masih Kurang Pasien Gakin Meningkat

Jumlah pasien keluarga miskin (gakin) hingga Maret 2006 di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung, kembali membeludak. Bahkan, beberapa pasien terpaksa tidur

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:31
Pengobatan yang Dibiayai PT Askes Masih Kurang  Pasien Gakin Meningkat
Pengobatan yang Dibiayai PT Askes Masih Kurang Pasien Gakin Meningkat

Jumlah pasien keluarga miskin (gakin) hingga Maret 2006 di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung, kembali membeludak. Bahkan, beberapa pasien terpaksa tidur di lorong menggunakan veldbed (kasur lipat), karena pihak RSHS tidak mampu menampung mereka lagi.

keluarga dari para pasien yang dirawat di RSHS Bandung, menggelar tikar di lantai ruang tunggu untuk menemani keluarga mereka selama dalam masa perawatan, Minggu (19/3). Sejak Jumat (17/3), jumlah kunjungan pasien ke RSHS melonjak tajam. Mereka berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat, khususnya warga yang memiliki kartu gakin.*M. GELORA SAPTA/"PR"

Jumlah pasien gakin yang dirawat di poliklinik rawat jalan pada Januari-Desember 2004 mencapai 1.908 orang, sedangkan pada tahun 2005 meningkat menjadi 6.000 orang. Lantas pasien gakin yang masuk UGD pada Januari-Desember 2004 sebanyak 47 pasien/hari menjadi 323 pasien/hari pada tahun 2005. Sedangkan untuk rawat inap, yang semula 301 pasien sepanjang tahun 2004 menjadi 2.075 pasien pada 2005. Dan di awal tahun 2006 naik sekira 1,5 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

Hal itu dikemukakan Direktur Utama RSHS, Prof. Dr. Cissy B. Kartasasmita di sela-sela acara peresmian Kantor Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Sekretariat Daerah Jawa Barat, Jln. Mundinglaya No. 12, Kota Bandung, Minggu (19/3).

”Untuk menangani jumlah pasien yang sangat banyak tersebut, kami mencoba bekerja sama dengan RS Sentosa, Jln. Kebonjati, Bandung. Paling tidak mereka bisa menampung 15 persen pasien gakin yang ada di RSHS, untuk meringankan beban kami,” ungkapnya.

Beragam

Penyakit yang diderita para pasien gakin bermacam-macam. Mulai dari penyakit anak hingga orang dewasa, seperti infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), diare, TBC, demam berdarah dengue (DBD), kecelakaan lalu lintas, jantung, dan juga kanker.

Berdasarkan cakupan PT Askes terhadap gakin yang masih rendah, Cissy mengharapkan Pemprov Jabar bisa memberikan tanggungan biaya perawatan gakin yang dirawat di RSHS

”Oleh karena itu, kami minta agar gakin yang tidak ter-cover oleh PT Askes, tapi tetap berobat ke RSHS, biayanya ditanggung sepenuhnya oleh Pemprov Jabar,” ujar Cissy lagi. Jika pemprov tetap tidak memberikan kejelasan dalam penanganan gakin, Cissy yakin rumah-rumah sakit lainnya akan berpikir dua kali untuk menerima pasien gakin. Ini akan sangat berdampak buruk pada pelayanan kesehatan terhadap gakin.

Sebelumnya, Kepala Biro Pelayanan Sosial (Yansos) Pemprov Jabar, Drs. H. Tio Indro Setiadi mengemukakan dari 10,7 juta gakin yang ada di Jabar, yang tertangani oleh PT Askes baru 4,7 juta.

Kurang Rp 3 miliar

Selain jumlah pasien yang membeludak, Cissy juga mengeluhkan ketidaksesuaian biaya yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah pusat hingga akhir tahun 2005 dengan biaya yang telah dikeluarkan RSHS.

Pembayaran yang dilakukan pemerintah pusat tidak sesuai dengan biaya yang sudah dikeluarkan RSHS. Untuk gakin yang ter-cover PT Askes, biaya seluruhnya sebesar Rp 33 miliar, tetapi masih kurang sekira 10-12 persen, atau RSHS harus nombok tidak kurang dari Rp 3 miliar,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua DPD, Ginandjar Kartasasmita menyatakan akan segera mempelajari aspirasi dari RSHS tersebut.