Berita

Dorong UKM untuk Berani Ekspor, Disdagin Kota Bandung Gelar Mentoring Go Export

Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung mengadakan Program Mentoring Go Export untuk 61 pelaku usaha Kota Bandung, di Ballroom Hotel Fox Harris Lite Bandung

IS/al/Ril Rabu, 16 Maret 2022 09:54
img
img
img
img
img
img
img
img
img
img
Siaran Pers Diskominfo Kota Bandung 16 Maret 2022

Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung mengadakan Program Mentoring Go Export untuk 61 pelaku usaha Kota Bandung, di Ballroom Hotel Fox Harris Lite Bandung, Rabu (16/3/2022).

Disdagin menghadirkan pemateri-pemateri berpengalaman dalam bidangnya, seperti Eriklex D Sahusilawane dari EKSPOR 5.0, Nico F Pattinasarany dari UKMHub dan Mashuri Damas dari English Solution Center (ESC), untuk memberikan paparan pengetahuan teknis yang berkaitan dengan ekspor.

Usai pembekalan materi teknis, program mentoring dilanjutkan dengan virtual International B2B Trade Forum (Business Matching) dengan pembeli potensial dari Bangladesh.

Dalam sambutannya, Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh RI di Dhaka, Bpk. Heru H. Subolo menyampaikan bahwa Bangladesh merupakan salah satu negara yang cukup potensial untuk tujuan ekspor dengan menghadirkan 55 pelaku usaha yang tergabung dalam Dhaka Chamber of Commerce and Industry dan Cittagong Women Chamber of Commerce and Industry di Bangladesh secara virtual.

Para pelaku usaha Kota Bandung yang dihadirkan antara lain pemilik restoran dan catering, retail dan fashion yang berhubungan dengan 61 peserta Go Ekspor mulai dari produk makanan, fashion, batik serta handycraft sehingga diharapkan dapat meningkatkan hubungan dagang antara Indonesia khususnya Kota Bandung dan Bangladesh.

Eriklex Donald dengan materi “Strategi Penetrasi Pasar Asia Selatan” mengajak para peserta untuk menyadari bahwa di kawasan Asia Selatan ini komoditas ekspor dari Indonesia sangat diminati. Pasar Bangladesh, misalnya, adalah pasar potensial untuk ekspor lemak dan minyak nabati, garam, pakaian, atau kapas.

“Bangladesh membuka pasar seluas-luasnya untuk produk-produk Indonesia. Banyak sekali komoditas kita yang bisa kita ekspor ke negeri ini. Untuk itu, setelah pemaparan ini, kita akan lanjutkan sesi kita dengan business matching agar output program ini konkrit,” ungkap Eriklex.

Sementara itu, Nico F Pattinasari yang membahas tentang “Brand Management untuk UKM berorientasi Ekspor” menegaskan bahwa para pelaku UKM perlu memahami pentingnya sebuah brand untuk mendukung memasarkan sebuah produk. Brand yang mencakup logo, warna dan slogan merupakan identitas yang melekat dan berfungsi sebagai pembeda antar satu produk dengan lainnya.

“Brand itu sangat penting untuk memenangkan pasar, apalagi untuk menembus pasar ekspor. Untuk itu sebuah brand harus dipersiapkan secara matang, baik desain dan warnanya. Yang harus diingat dalam membuat brand adalah simplicity dan uniqueness agar mudah diingat oleh pasar” urai Nico.

Untuk melengkapi kesiapan para pelaku UKM untuk Go Export, Mashuri Damas mengajarkan kepada peserta bagaimana berkomunikasi dalam Bahasa Inggris melalui surat dengan calon buyer. Dengan materi “Business Correspondence”, Damas mengingatkan bahwa penulisan surat yang baik dan benar sangat penting karena hal ini merepresentasikan profesionalitas sebuah bisnis.

“Dalam menulis surat berbahasa Inggris, kita harus paham benar hal-hal seperti letter style, letter format, tanda baca, pilihan kosa kata yang pas dan tata bahasa yang benar. Salah sedikit saja akan bisa membuat calon buyer menjudge ketidakprofesionalan kita,” kata Damas.

Business Matching

Penting untuk diketahui bahwa pelaku usaha yang menjadi peserta Program Mentoring Go Export ini adalah mereka yang memiliki produk berorientasi ekspor. Peserta tersebut sudah dikurasi oleh tim Disdagin & UKMHub dari ratusan peserta yang mendaftar. Saat sesi virtual B2B International Trade, ke 61 peserta tersebut dipertemukan dengan 55 pengusaha yang tergabung dalam Dhaka Chambers of Commerce and Industry dan Cittagong Women Chambers of Commerce and Industry.

Business Matching yang dilaksanakan secara virtual melalui zoom tersebut dibuka oleh Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung Ir. Hj. Elly Wasliah.

"Virtual Business Matching yang kita laksanakan hari ini adalah kiat alternatif untuk menyiasati promosi dagang yang tidak bisa dilaksanakan di luar negeri akibat masih terus berlanjutnya pandemi Covid-19," kata Ir. Hj. Elly Wasliah dalam sambutannya.

Pertemuan bisnis atau business matching tersebut akan ditindaklanjuti dengan pengiriman sample dan kegiatan lainnya yang dibutuhkan oleh kedua belah pihak agar terjadi transaksi dagang antara pelaku usaha di Indonesia dan Bangladesh. (IS/al/Ril)