PDAM Kota Bandung Upayakan Pelestarian Kawasan Sumber Air Baku

Produksi air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung, saat ini ditenggarai sedang mengalami penurunan. Ini disebabkan semakin berkurangnya debit

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:34
PDAM Kota Bandung Upayakan Pelestarian Kawasan Sumber Air Baku
PDAM Kota Bandung Upayakan Pelestarian Kawasan Sumber Air Baku

Produksi air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung, saat ini ditenggarai sedang mengalami penurunan. Ini disebabkan semakin berkurangnya debit air baku, baik sumber air dalam tanah maupun mata air. Bahkan sebagian besar sumur artesis milik PDAM, tidak lagi berfungsi termasuk andalan utama pasokan air baku dari  Sungai Cisangkuy yang berasal dari Sungai Cilaki melalui Situ Cipanunjang dan Situ Cileunca.

”Hal ini menjadi perhatian utama kita PDAM Kota Bandung. padahal permintaan pelayanan konsumen setiap tahunnya terus meningkat,” kata Direktur Utama (Dirut) PDAM Kota Bandung, H. Jaja Sutardja, SH dalam acara semiloka konservasi air baku PDAM Kota Bandung di kawasan Bandung Selatan, di Grand Hotel Aquila Jalan dr Djoendjoenan, Rabu (12/12/07). Menghadirkan narasmber, pakar lingkungan Prof Otto Sumarwoto, Kadis Kehutanan Jabar, Kadis Pertanian Kabupaten Bandung, Direktur Ais Bersih PDAM Kota Bandung, Tasdan Setiawan.

Semakin berkurangnya pasokan air baku ini, dikatakan Jaja, disebabkan terganggunya kawasan dan konservasi disekitarnya, baik kuantitas maupun perubahan kualitasnya. ”Jika hal ini terus berlanjut, maka kapasitasnya akan semakin menurun yang dapat akibatnya PDAM tidak dapat berproduksi lagi,” ungkapnya.

Dalam hal pelayanan kepada 140.000 pelanggannya, dengan debit air baku yang diolah lebih kurang 2.600 liter/detik, diakui Jaja, PDAM belumlah optimal. Cakupan pelayanannya baru mencapai 65 % dari total jumlah penduduk Kota Bandung, padahal idealnya sesuai target Millenium Development Goal’s (MDG’S) Tahun 2015 adalah 80 % dari total jumlah penduduk.

Untuk mengatasi hal ini, menurut Jaja, diperlukan kerjasama dan koordinasi stakeholder terkait untuk menjaga dan memelihara sumber-sumber air baku, diantaranya Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan, Dinas Pertanian termasuk PDAM, untuk mencari solusi atau jalan keluarnya. 

Wali Kota Bandung, H. Dada Rosada SH, M.Si dalam sambutan tertulis yang dibacakan Sekretaris daerah (Sekda) Dr. Edi Siswadi M.Si mengemukakan, Sungai Cisangkuy selain bersfungsi sebagai salah satu sumber air baku PDAM dalam pelayanan air bersih bagi warga Kota Bandung, juga mempunyai peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Namun karena  letaknya berada di kawasan Kabupaten Bandung, penanganan Sungai Cisangkuy, haruslah melibatkan banyak pihak sesuai kewenangan dan kemampuan daerah masing-masing.

Mengingat besarnya kepentingan Pemerintah dan Warga Kota Bandung terhadap Sungai Cisangkuy, ditandaskan wali kota, sudah seharusnya Kota Bandung memiliki komitmen dan bisa memberikan kontribusi untuk memelihara DAS Cisangjuy. ”Melalui semiloka ini, mudah-mudahan dapat menghasilkan rumusan penanganan Cisangkuy yang realistis, rasional dan aplikatif selaras dengan program yang ditetapkan Pemerintah Kabupaten Bandung,” harapnya.

Wali kota mengingatkan, kerjasama haruslah intensif agar konservasi DAS Cisangkuy lebih terintegrasi sekaligus menggambarkan kesatuan gerak masing-masing pihak. ”Apapun model kerjasama yang dikembangkan, haruslah tetap memperhatikan aspirasi dan prakarsa yang berkembang dalam masyarakat sebab merekalah yang lebih memahami akar permasalahan serta kondisi sosial ekonomi yang terjadi disekitarnya,”  ujarnya. (www.bandung.go.id)