Binojakrama Padalangan Wayang Purwa ke XXIX Tahun 2008 Se Tatar Sunda (Jawa Barat) dan DKI Jakarta

Apresiasi seni budaya khususnya wayang golek, tidak saja bagian dari agenda kepariwisataan yang bisa meningkatkan kehidupan dan kesejahteraan pelaku seni dan ma

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:34
Binojakrama Padalangan Wayang Purwa ke XXIX Tahun 2008 Se Tatar Sunda (Jawa Barat) dan DKI Jakarta
Binojakrama Padalangan Wayang Purwa ke XXIX Tahun 2008 Se Tatar Sunda (Jawa Barat) dan DKI Jakarta

Apresiasi seni budaya khususnya wayang golek, tidak saja bagian dari agenda kepariwisataan yang bisa meningkatkan kehidupan dan kesejahteraan pelaku seni dan masyarakat sekitar lingkungannya, juga dapat menjadi sarana informasi sosialisasi berbagai kebijakan pembangunan. Karenanya perlu terus dikembangkan baik jumlah maupun kualitasnya termasuk menumbuhkan kecintaan seni wayang  dikalangan generasi muda.

“Binojakrama padalangan ini, saya harapkan menjadi pendorong semakin meningkatnya kecintaan seni Wayang Golek di kalangan masyarakat. Khususnya para peserta, saya mengingatkan, masih ada yang harus dilakukan, yaitu perlunya terus lebih mendalami lagi, jangan tanggung tanggung kepalang basah guna kemajuan dan lestarinya seni wayang ini,” tandas Wali Kota Bandung, H. Dada Rosada SH, M.Si ketika menutup kegiatan Binojakrama Padalangan Wayang Purwa se Tatar Sunda (Jawa Barat) dan DKI Jakarta ke XXIX Tahun 2008, di Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan (YPK), Jalan Naripan 9 Bandung, Sabtu malam (8/3/08).  Dihadiri Ketua Dewan Kurator, Drs. H. Uu Rukmana, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Kota Bandung, Drs. M Askary Wirantaatmaja, tokoh dan seniman seni Wayang Golek se Jawa Barat dan Banten.

Ikhtiar menjadi yang terbaik di bidang seni wayang golek ini, dikatakan wali kota, tidaklah berhenti selesainya acara Binojakrama Padalangan, menurutnya, itu barulah jadi titik awal untuk membangun kreatifitas dan inovasi baru. Terlebih peserta mempunyai ketrampilan yang luar biasa, bahkan spesifik yang tidak dimiliki umumnya orang Sunda, khususnya dalam mengeluarkan pemikiran intelektual, filsafat, agama serta sastra.

“Dengan semakin banyaknya peserta Binojakrama dibanding tahun sebelumnya, ini bukti upaya dan semangat melestarikan seni tradisional kekayaan bangsa, tidaklah  padam atau surut. Ini akan mengangkat harkat dan martabat Ki Sunda,” tandasnya.

Untuk menumbuhkan kecintaan dan suka akan seni khususnya wayang golek dikalangan anak, remaja dan pemuda, Drs. H. Uu Rukmana  selaku Ketua Dewan Kurator mengusulkan sekaligus merencanakan, perlunya ke depan diadakan kegiatan nonton bersama wayang golek  bagi para guru dan pelajar, yang waktunya diatur tidak terlalu lama cukup 1 atau 2 jam, dilaksanakan pada siang hari.

Ketua penyelenggara, Drs. Gugun Gunadi mengemukakan, Binojakrama Padalangan ke 29 tahun ini diikuti 23 peserta perwakilan kabupaten dan kota se Jawa Barat dan DKI Jakarta. Ini menunjukan besarnya kecintaan dan masih banyaknya masyarakat yang menyenangi seni wayang golek. Dirinya yang juga Ketua YPK mengaharapkan, seni wayang golek ke depan akan semakin berkembang dan dihargai masyarakat. Jenis yang dilombakan, meliputi bidang ketrampilan Dalang, Sinden (juru kawih), Wira Swara (Juru Alok) dan Gending. Kepada para juara, selain tropi dan penghargaan, panitia juga menyediakan hadiah uang.

Dalam sidangnya, Dewan Juri yang diketuai Suherman Elan Surawisastra, menetapkan, “Bokor Kancana Astagina” diraih Dalang Rozikin Supriadiputera sebagai Juara Pertama utusan dari Kabupaten Ciamis, sedangkan Dalang Deden Nandang Kartasuhaya utusan Kabupaten meraih Juara II dan Dalang Jajang Amung Sutarya dari Kota Bandung   sebagai Juara III. Diserahkan Wali KotaBandung. H. Dada Rosada SH, M.Si yang juga turut membantu pendanaan termasuk hadiah untuk para pemenang.

Peraih Bokor Kancana Astagina, yaitu Kabupaten Ciamis, sesuai aturan, selanjutnya akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Binojakrana Padalangan ke XXX di Tahun 2010, karena kegiatan ini diselenggarakan 2 tahun sekali.

Untuk kelompok  Wira Swara (Juru Alok), dimenangkan Yoyo Sukmajaya utusan Kabupaten Majalengka sebagai Juara Pertama, menyusul Idin Rosia utusan Kabupaten Ciamis (Juara II), Mang Endju utusan Kabupaten Subang(Juara III).

Kelompok Sinden (Juru Kawih), Juara I diraih Cicih Wasiah utusan Kab. Ciamis, Masyuni utusan Kota Bandung (Juara II), Enung Suwarsih utusan Kab Subang (Juara III). Swedangkan untuk kelompok Gending (Pangrawit), Juara I diraih rombongan utusan Kabupaten Karawang, menyusul Kabupaten Bandung (Juara II) dan Kota Bandung Juara III.   (www.bandung.go.id)