Rapat Koordinasi Tim Evakuasi darurat Sampah Kota Bandung

Untuk mengevakuasi 445.500 M3 sampah termasuk 141.750 M3 tambahan timbulan sampah selama 21 hari masa pengangkutan yang ditargetkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Ba

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:31
Rapat Koordinasi Tim Evakuasi darurat Sampah Kota Bandung
Rapat Koordinasi Tim Evakuasi darurat Sampah Kota Bandung

Untuk mengevakuasi 445.500 M3 sampah termasuk 141.750 M3 tambahan timbulan sampah selama 21 hari masa pengangkutan yang ditargetkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung membutuhkan sedikitnya 481 truk, 28 louder, 1 buldozer dan 1 excavator.

“Terkait dengan evakuasi darurat sampah ke tempat pengolahan dan penyimpanan bahan sementara kompos di 3 lokasi, yaitu di Cikubang dan Rajamandala serta Gunung Hejo Purwakarta, dibutuhkan kemampuan sepuluh kali lipat dari keadaan normal atau 1.443 rit perharinya” ungkap Kepala Bappeda Kota Bandung Drs H Tjetje Subrata SH, MM selaku Koordinator Tim Evakuasi Sampah Tingkat Kota Bandung, Senin (29/05/06) dalam acara Rapat Koordinasi dengan anggota tim terakait, di ruang rapat Bappeda Kota Bandung Jalan Tamansari.

Dalam kondisi normal saja, dikatakan Tjetje, kemampuan PD Kebersihan Kota Bandung untuk mengangkut timbulan sampah 7500 M3/hari tersebar di 189 TPS, dibutuhkan sekira 140 truk siap pakai. Sementara kondisi eksisting  saat ini, kemampuan PD Kebersihan hanya memiliki armada angkutan sampah yang dinilai baik hanya 65 truk.

Untuk terpenuhinya kebutuhan, terutama truk angkutan sampah dan alat berat lainnya,  Pemkot memerlukan peran masyarakat dan swasta, kalangan perbankan  dan pengusaha Bandung dalam bentuk truk angkutan sampah termasuk tenaga operasional dan dukungan logistiknya.

Sementara bantuan yang telah diterima, diantaranya bantuan pinjaman 6 truk sampah dan 1 bentuk kapsul termasuk personilnya dari Pemerintan Provinsi DKI Jakarta, 1 buah dump truk dari Kodam III Siliwangi termasuk pengawalan seorang anggota TNI untuk setiap truk selama dalam perjalanan.

Target jangka pendek selama 21 hari ke depan, menurut Tjetje, Kota Bandung harus bersih, tidak ada sampah berserakan di jalan-jalan dan tidak ada bau di setiap TPS. Masyarakat diharapkan terus melakukan “Gerakan Jumat Bersih” dalam bentuk upaya pengomposan dalam skala kecil atau mengurangi timbulan sampah dengan cara menimbun, memilah dan memusnahkannya.

Sedangkana dalam jangka menengah, dikatakan Tjetje,  melakukan sosialisasi kepada petugas sampah swakelola RW untuk tidak melayani dan mengangkut sampah rumah tangga yang tidak dipilah. Sementara kegiatan pengomposan dan pemusnahan sampah dalam skala sedang, baik oleh LSM maupun masyarakat di tingkat kecamatan terus dikembangkan.

Kepala Unit Litbang PD Kebersihan, Hartoyo mengatakan, evakuasi sampah selama 3 hari sejak Jum’at (26/05/06), telah diangkut sebanyak 210 rit (2.150 M3) ke TPK Cikubang Cipatat dan Rajamandala. Sedangkan TPK Gunung Hejo Kab Purwakarta, belum bisa digunakan, karena masih ada pekerjaan teknis yang harus diselesaikan, dianataranya pembuiatan mauver, pebronjongan jalan di 2 titik, termasuk adanya sumber mata air penduduk yang harus dipindahkan dengan membuat yang baru.

Disebutkan Hartoyo, evakuasi sampah diutamakan di TPS yang volume tumpukannya mencapai diatas 100 M3 yaitu sebanyak 104 TPS. Dari sejumlah ini, 16 TPS diantaranya telah tuntas di evakuasi, sisanya sebanyak 88 TPS lagi, diharapkan selesai dalam jangka 21 hari sesuai target.   

Terkait dengan tumpukan sampah di jalur hijau di sejumlah ruas jalan, dikatakan Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman (Dismtamkam) Kota Bandung Ir. Drs H Taufik Rakhman, akan mengupayakannya untuk diangkut dan ditimbun ke Pasirluyu Regol.  Sedangkan untuk mengurangi bau busuk dan air lindih, diusulkan secara kontinyu penggunaan katalisator ziolit. Sementara penyemprotan minyak sirih dengan alat semprot jenis sprayer, untuk lebih mempercepat pekerjaan, perlu dipertimbangkan untuk menggunakan alat semprot  jenis motor sprayer. Selain juga memusnahkan sampah dengan cara dibakar menggunakan insenerator, perlu dikaji pemanfaatannya secara massal.

Terkait dengan gerakan operasi bersih (opsih), Ketua Forum RW Kota Bandung, Drs Tato Sutamto mengusulkan, operasi bersih (Opsih) secara massal yang melibatkan komponen masyarakat, RT dan RW,  hendaknya dilakukan pada hari libur kerja, Sabtu atau Minggu, sehingga keterlibatan masyarakat umum bisa lebih efektifit. Namun dalam pelaksanaannya Jum’at Bersih (Jumsih) maupun Minggu Bersih (Mingsih), focus pada penanganan memusnahkan sampah, bukan malah menambah volume sampah.