SMA Negeri 15 Jalan Sarimanis Canangkan Sekolah Berwawasan Lingkungan

Ketergantungan untuk hidup sejahtera pada alam sekitar, serta menyadari kedudukannya sebagai warga <?xml:namespace prefix = st1 ns = "urn:schemas-microsoft-c

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:31
SMA Negeri 15 Jalan Sarimanis Canangkan Sekolah Berwawasan Lingkungan
SMA Negeri 15 Jalan Sarimanis Canangkan Sekolah Berwawasan Lingkungan

Ketergantungan untuk hidup sejahtera pada alam sekitar, serta menyadari kedudukannya sebagai warga kota untuk ikut menyukseskan program lingkungan hidup, para siswa dan guru SMA Negeri 15 Jalan Sarimanis – Sarijadi Bandung, mencanangkan sekolah yang berwawasan lingkungan, Selasa (30/05/06).

Pencanangan diresmikan Walikota Bandung, H Dada Rosada SH, MSi, ditandai  penandatanganan rehab ruang kelas baru (RKB), laboratorium bahasa, Website SMAN 15, penyerahan tong sampah kepada pelajar peserta pelatihan pengolahan sanmap sekolah serta penanaman pohon produktif.  Disaksikan Deputi Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) bidang Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat, Drs Sudaryono, Ketua Assosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI) Kota Bandung, Drs E Haris H, MSi,  sejumlah pejabat public Kota Bandung, Camat Sukasari Drs Slamet Setiawan dan para lurah setempat.

Walikota mengatakan, Gerakan Sekolah Berwawasan Lingkungan di SMA Negeri 15, melalui kegiatan penghijauan, pelatihan pengelolaan sampah sekolah dan pembuatan sumur serapan, audah sangat sejalan dengan program warga dan Pemkot Bandung, yang pada hakekatnya merupakan bentuk komitmen kalangan pendidikan terhadap program penghijauan dan pemeliharaan lingkungan hidup di Kota Bandung. Diharapkan melalui kegiatan ini, peserta didik akan memiliki kecerdasan intelektual yang prima, berakhlak mulia dan peduli lingkungan.

Walikota mengungkapkan, kondisi nyata penghijauan di Kota Bandung yang dokompilasi dari berbagai dinas instansi yang berkompeten sampai saat ini,  total pohon pelindung dan pohon produktif yang telah ditanam sebanyak 431.972 pohon, dengan luas areal  1.606,79 Ha. Sementara ruang terbuka hijau (RTH) yang dikelola Pemeritah Kota Bandung, seluas 253,23 Ha (1,51 %), potensi  RTH lainnya seluas 1.094 Ha (6,53 %). Liputan pohon sebanyak1.607 Ha (9,61 %). Dengan demikian total RTH Kota Bandung seluas 2.954 Ha (17,65 %). Padahal target RTH  yang tertuang dalam RTRW sebesar 1.672,9 Ha (10 %).

Sedangkan jumlah sumur resapan di Kota Bandung sejak tahun 2003 sudah ada sebanyak 7.200 sumur resapan. Tahun 2003 sampai tahun 2006 bertambah 3.800 sumur resapan, sehingga seluruhnya berjumlah sebanyak 11.000 sumur resapan,  dari target sebanyak 17.604 sumur resapan pada tahun 2008.

Selanjutnya dikatakan walikota, kita sangat menyadari Kota Bandung lingkungannya tidak nyaman, tidak asri, tidak enak dan air pun sudah cukup sulit. Kalau hal ini dibiarkan tentunya akan membuat masyarakat sengsara, menderita bahkan sakit “Oleh karena itu saya sangat takut sekali pada posisi berada di Bandung, apabila ini dibiarkan. Dan yang lebih takut lagi apabila sudah dipanggil Allah SWT, dipertanyakan bagaimana hidup kita dalam penyelaman lingkungan hidup ini” ucap walikota

Pencanangan sekolah berwawasan lingkungan di SMAN 15, menurut walikota, bukan pencanangan untuk semua SMA di Kota Bandung, Karena sejak awal menjadi walikota telah meresmikan beberapa sekolah yang berwawasan lingkungan dan selalu dihadirinya.

“Saya tidak mencanangkan satu SMA untuk seluruh Kota Bandung. Setiap sekolah yang meresmikan sekolah berwawasan lingkungan saya hadir. Kalau 26 SMA Negeri mencanangkan, berarti 26 pencanangan. Itu  tidak masalah” katanya

Bahkan, menurut walikota. Sejak menjadi walikota telah mengajak anak-anak sekolah mulai SD, SMP dan SMA bersama-sama tokoh masyarakat yang mencintai lingkungan, mengadakan kegiatan makan bersama buah-buahan. Buahnya dimakan, kulitnya dibuang ke tempat sampah, kemudian bijinya disimpan di polybag yang berisi tanah yang dipupuk. Kegiatan ini menurutnya merupakan kegiatan pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pengawasan.

Deputy Kementrian Lingkungan Hidup, Sudaryono dalam sambutannya mengatakan, Kementrian Negara Lingkungan Hidup mempunyai dua kegiatan utama yaitu  bagaimana menanggulangi masalah pencemaran lingkungan dan  kerusakan lingkungan. Segala sasuatu yang berhubungan limbah pabrik, limbah rumah tangga, limbah sampah  masuk kedalam katagori pencemarana. Sedangkan hal-hal yang berhubungan dengan banjir, longsor, kebakaran hutan temasuk katagori kerusakan lingkungan.

Selanjutnya dikatakan Sudaryono, KLH sedang mencanagkan program Adhiwyata, yang merupakan program tindaklanjuti dari kesepakan bersama Menteri Lingkungan Hidup dengan  Menteri Pendidikan Nasional yang dilaksanakan 2 Juni 2005.

Program Adhiwyata ini, menurutnya dimaksudkan untuk mendorong masyarakat, khususnya masyarakat pendidikan untuk peduli dan berbudaya lingkungan. Beberapa kegiatannya yaitu, bagiamana mengembangkan kebijakan sekolah agar peduli dan berbudaya lingkungan, pengembangan kurikulum berbasis lingkungan yang sejak tahun 1980 saat menteri KLH Emil Salim direncanakan masuk kurikulum sekolah.  Namun  karena muatan materi sekolah saat itu sudah padat, sehingga sulit dimasukan kurikulum tersendiri. Akhirnya masuk ke dalam kegiatan kegiatan lain yang berhubungan  dgn lingkungan.

Selin itu juga ada kegiatan pengembangan lingkungan berbasis partisipatif,  bagaimana mendorong sekolah-sekolah yang mengadakan study tour untuk mengetahui pabrik menangani limbah, pengeloalan sampah yang baik,  dan akhirnya bagaimana hemat energi, listrik, air dan sebagainya.