Di Kota Bandung Terdapat 102 dari 1.015 Bangunan Kelas Harus Dibongkar dan Segera Direhab Total

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melelui tim inventarisasi, di Tahun 2008 mencatat sedikitnya 1.015 bagunan kelas dinyatakan rusak berat, segera di perbaiki bah

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:34
Di Kota Bandung Terdapat 102 dari 1.015 Bangunan Kelas Harus Dibongkar dan  Segera Direhab Total
Di Kota Bandung Terdapat 102 dari 1.015 Bangunan Kelas Harus Dibongkar dan Segera Direhab Total

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melelui tim inventarisasi, di Tahun 2008 mencatat sedikitnya 1.015 bagunan kelas dinyatakan rusak berat, segera di perbaiki bahkan ada yang harus dibongkar. Untuk bangunan ruangan kelas yang rusak ini, sebelumnya telah diminta kepada para kepala sekolah melalui Dinas Pendidikan, jangan dipakai dulu karena akan kita selesaikan.

“Sekarang ini yang akan kita bangun ada lebih kurang 205 kelas dengan anggaran Rp 8 milyar  bantuan dari Pemerintah Provinsi.” kata Walikota di sela kunjungannya di lokasi kejadian ambruknya bangunan kelas SMP Pasundan 9 di Jalan Babakan Ciparay Bandung, Kamis sore (27/03/08).

Bangunan SMP 9 Pasundan yang juga digunakan SD Pasundan 2 dan 3, dikatakan walikota, adalah diluar perkiraan karena baru 3 bulan selesai diperbaiki, jadi belum termasuk yang terinventarisasi perbaikan di Tahun 2008. karena baru 3 bulan selesai diperbaiki bantuan Rp. 110 juta dari Pemprop Jabar di Tahun 2007.

”Ini dibangun kelihatan hanya bawahnya, temboknya baru tapi atapnya tidak,  masih menggunakan kayu lama. -- Bisa saja kayu lama digunakan, sepanjang itu  di cek oleh Dinas Bangunan, masih bisa atau tidaknya digunakan. Ini barangkali tidak ada pengecekan, tapi mungkin juga Dinas Bangunan tidak diminta. Mudah-mudahan ke depan tidak terjadi lagi kejadian seperti ini, apalagi bangunan ini baru 3 bulan selesai dibangun,” tandasnya.

SMP Pasundan 9 yang berada di lokasi RW. 03 Kelurahan Sukahaji Kec Babakan Ciparay ini, dikatakan warga sekitar yang juga orangtua murid, pagi digunakan siswa SMP dan siangnya digunakan SD Pasundan 2 dan 3.

Sebelum kejadian, anak-anak SD Pasundan 3, rame-rme ingin merasakan nikmatnya belajar di ruang kelas baru, karena selama ini menempati ruang kelas sebelah Barat yang kondisinya agak gelap. Kebetulan salah satu guru yang biasa mengajar di kelas II sakit dan tidak masuk mengajar, diwakili guru lain mengajar di dua kelas bergantian.

Sekira Jam 14.00, tiba-tiba 42 anak yang tengah asyik belajar ini, mendengar suara atap berderak, bahkan sempat berteriak pada gurunya. Ketika sang guru mengecek keluar ruangan, atap keburu ambruk. Sebagian murid ada sempat yang lari keluar, ada juga yang menyelamatkan diri dengan sembunyi dibawah meja. Dalam kejadian ini, tercatat 22 dievakuasi kerumah sakit untuk mendapatkan pertolongan segera.

Dari sejumlah ini, 2 diantaranya mengalami cedera cukup parah perlu perawatan intensif, sementara yang lainnya sudah boleh pulang. Kedua anak yang masih dirawat dan dijenguk walikota, yaitu Rofi Rahmadiah mengalami patah tulang kaki kiri dan sudah mendapat perawatan di gips kakinya. Asti Setiawati retak di pelipis dan belum sadarkan diri, diduga mengalami gegar otak. ”Mudah-mudahan dan kita doakan mereka cepat sembuh. Saya minta kepada orangtuanya, berdoa saja. Biaya perawatan rumah sakit  semua kita tanggung, Itu tanggung jawab Pemerintah kota,” kata walikota yang sebelum ke lokasi kejadian, menjenguk mereka di rumah sakit.

Ambruknya bangunan ruang klas SMP Pasundang 9, dikatakan Kepala Dinas Pendidikan, Drs. Odji Mahrodji, disebabkan tidak adanya kajian dari Disbang Kota Bandung, dibuktikan dengan tidak adanya IMB. ”Jika ada IMB nya, yang pasti tidak akan seperti ini,” kata Odji.

Menanggapi kenapa tidak melalui pihak ketiga saat pengerjaannya, odji mengatakan, itu adalah langsung swakelola, tidak dipindahan ke pihak ketiga sebagaimana proyek-proyek fisik bangunan pemerintah. ”Dinas menyalurkan dana, diserahkan kepada pihak sekolah supaya dikelola, untuk menyelesaikan perbaikan sekolah yang sudah diprogramkan Pemerintah,” jelasnya.

Kepada para kepala sekolah, Odji minta, agar para kepala sekolah betul-betul melakukan pengawasan bangunan-bangunan yang sekiranya membahayakan. Di Kota Bandung, disebutkannya, di tahun 2008 sekarang, Pemkot menyediakan anggaran Rp. 14 milyar untuk perbaikan dan rehab total 600 bangunan kelas, di dalamnya termasuk bantuan Propinsi Rp. 8,2 milyar untuk 205 ruang kelas. ”Setelah diinventarisir, dari 1.015 bangunan ruang kelas SD, TK, SMP dan SLTA negeri dan swasta yang harus diperbaiki, di dalamnya terdapat 102 sekolah yang harus dibongkar, artinya kalau dibiarkan akan membahayakan para siswa,” jelasnya.  (www.bandung.go.id)