Persoalan Kemiskinan Tidak Bisa Diselesaikan Secara Instan

Menyelesaikan persoalan kemiskinan, bukan persoalan lokal, regional atau nasional, tapi sudah merupakan persoalan global yang penyelesaiannya tidak bisa dilakuk

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:34
Persoalan Kemiskinan Tidak Bisa Diselesaikan Secara Instan
Persoalan Kemiskinan Tidak Bisa Diselesaikan Secara Instan

Menyelesaikan persoalan kemiskinan, bukan persoalan lokal, regional atau nasional, tapi sudah merupakan persoalan global yang penyelesaiannya tidak bisa dilakukan secara instan. Namun upaya percepatan, bisa dilakukan di sektor pendukung lainnya, diantaranya pembangunan atau perbaikan infrastruktur jalan serta bantuan permodalan dan pelatihan ketrampilan kearah pengembangan usaha ekonomi produktif melalui pemberdayaan masyarakat.

”Mudah-mudahan di anggaran perubahan tahun ini, ada perkuatan kembali untuk masyarakat melalui kelurahan. Jadi Pak Lurah nanti, dalam menyelesaikan persoalan kemiskinan, pengangguran dan pemberdayaan masyarakatnya, selain dana-dana bantuan yang telah diberikan untuk bantuan gratis pendidikan, kesehatan, bantuan kemakmuran peningkatan pendapatan dan usaha termasuk perkuatan masyarakat kelurahan untuk kegiatan produktifitas dan juga lingkungan,. Kita rencanakan di 151 kelurahan yang ada di Kota Bandung, akan ditambah lagi potensinya, masing-masing mendapat bantuan Rp 1 milyar,” kata Walikota Bandung, H. Dada Rosada SH, M.Si dalam acara silaturahmi dengan masyarakat se Kelurahan Cicadas Kecamatan Cibeunying Kidul, di Jalan Awi Buluh Bandung.

Karena sifatnya yang hibah, walikota mengingatkan, dana bantuan harus benar-benar digunakan untuk meningkatkan produktifitas. Dimanfaatkan sebagai modal usaha sehingga diharapkan, setiap keluarga kurang mampu dapat memiliki sumber penghidupan yang dapat menopang kebutuhan keluarganya, menyekolahkan anak, berobat ke puskesmas ataupun perbaikan rumahnya.

Kota Bandung secara perlahan tapi pasti, dikatakan walikota, seiring dinamika pembangunan akan terus berubah. Tapi kalau maju karena dimajukan orang lain yang datang dari luar, warga Bandung hanya akan jadi penonton, akibatnya penganggur yang terstruktur akan tetap terpelihara, kesengsaraan dan ketidakmampuan akan tetap ada, sementara para pendatang bergelut dan berinteraksi melakukan kegiatan usaha. ”Kalau kita berleha-leha, santai dan tidak sungguh-sungguh, kita akan ketinggalan terus,” ujarnya.

Kepala Bagian Ekonomi Setda Kota Bandung, Drs. H. Ema Sumarna M.Si, menuturkan, program bantuan walikota khusus kemakmuran (Bawaku Makmur) merupakan salah satu paket  kebijakan yang berpengaruh langsung terhadap upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Bandung.

Melalui program Bawaku Makmur, pemkot telah memberikan peluang kepada warga Bandung, khususnya para pelaku usaha mikro untuk mendapatkan akses bantuan permodalan.

Agar bantuan ini tepat sasaran, waktu, anggaran dan tepat manfaat, dari 56.654 proposal (Rp. 225 milyar) yang masuk ke Bagian Ekonomi, setelah diverifikasi, sebanyak 50.971 proposal (Rp. 36,4 milyar) direkomendasikan dan dinyatakan lolos verifikasi. Dari sejumlah ini, 23.456 proposal dengan dana yang telah didistribusikan Rp. 14,4 milyar. Sisanya lebih kurang 27.000 proposal, akan diselesaikan di Tahun 2008. Untuk itu, Pemkot harus menyediakan dana Rp 22,129 milyar termasuk bantuan bagi pedagang Pasar Ujungberung yang terkena musibah kebakaran.

Khususnya Kecamatan Cibeunying, dikatakan Ema, di tahun 2007 Pemkot telah menggulirkan dana Rp. 1.181.300.000,--. Direncanakan  11 April 2008, akan kembali launching untuk putaran tahap ke III. Kecamatan Cibeunying Kidul akan diundang 323 orang untuk mendapatkan uang Rp. 401.850.000,--. Diharapkan, jika DPRD menyetujui, di APBD Perubahan Tahun 2008 yang biasa dilaksanakan di bulan Oktober, akan kembali mengakomodasi 121 pemohon. Ini sudah lolos verifikasi dengan jumlah uang yang akan digulirkan sebesar Rp. 104.150.000,-.

Kalau tahap I s.d IV di Tahun Anggaran ini selesai, uang yang diserahkan ke Kecamatan Cibeunying Kidul Rp. 1.285.500.000,-- dengan penerima bantuan sebanyak 1.665 orang.

Merespon pertanyaan tokoh masyarakat, terkait bangunan 6 lokal klas di SD Awigombong yang telah dibongkar tapi dibiarkan dan belum dilaksanakan pembangunannya, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung, Drs. H. Odji Mahrodji mengatakan, akan dibangun di Tahun 2008. ”Ini sudah diprioritaskan, pembangunan SD Awigombong tiga ini akan diselesaikan,” jelasnya.

Odji menambahkan, bagi siswa yang kurang mampu di Kecamatan Cibeunying Kidul yang jumlahnya mencapai lebih kurang 1.200 anak, dibebaskan dari biaya sekolah. Seluruhnya akan mendapat bantuan wali kota bidang pendidikan atau kebijakan Bawaku Bersekolah. Sehingga diharapkan tidak ada lagi siswa yang tidak mampu bersekolah.  (www.bandung.go.id)