Walikota tidak akan terpengaruh provokator sampah

Walikota Bandung menegaskan tidak akan terpengaruh dengan aksi sejumlah provokator yang belakangan ini banyak bermunculan dengan berbagai kepentingan, sehingga

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:31
Walikota tidak akan terpengaruh provokator sampah
Walikota tidak akan terpengaruh provokator sampah

Walikota Bandung menegaskan tidak akan terpengaruh dengan aksi sejumlah provokator yang belakangan ini banyak bermunculan dengan berbagai kepentingan, sehingga memperlambat penyelesaian masalah penanganan sampah di KotaBandung.

“Memang saya akui, di sekitar kita banyak provokator. Tapi saya tidak akan terpengaruh dengan ulah provokator-provokator tersebut. Juga sikap orang-orang yang kedul,” demikian ditegaskan Walikota Bandung, H Dada Rosada SH, MSi, kepada rombongan Panitia Ad Hoc (PAH) II DPD RI ke Kota Bandung, di ruang tengah, Selasa (13/06/06), menjawab pertanyaan seorang anggota PAH II DPD RI dari Sumatera Barat, H Zairin Kasim, tentang fenomena yang terjadi saat ini, dimana masyarakat lebih percaya kepada provokator daripada kepada pemerintah.

“Saya heran, mengapa masyarakat saat ini lebih percaya kepada provokator dibandingkan professor, atau kepada pemerintah. Mungkin perlu pendekatan-pendekatan persuasive untuk menyelesaikan masalah ini,” ujar anggota PAH tersebut. 

Pertanyaan tersebut terlontar sehubungan fakta di lapangan tentang beredarnya oknum yang memprovokasi warga di sekitar lokasi calon TPA sehingga memperlambat proses penanganan sampah Kota Bandung. Hal ini terbukti dengan begitu mudahnya masyarakat di sekitar TPA Pasir Bajing menolak kedatangan sampah di lokasi TPA tersebut setelah sebelumnya menyatakan setuju.

Lebih lanjut walikota menyatakan, yang diperlukan saat ini adalah orang-orang yang mau bekerja, bukan yang hanya pandai berbicara. Untuk itu, diperlukan kebersamaan dari semua pihak termasuk ulama, cendekiawan, aparat beserta seluruh elemen masyarakat lainnya, bahu membahu menyelesaikan permasalahan sehingga hal ini tidak terulang kembali.

“Kebersamaan di antara kita masih kurang. Karena itu perlu ditingkatkan. Pemberdayaan juga sudah dilakukan, diantaranya melalui pemberdayaan RT, RW, meski hasilnya tidak terlalu bagus,” ungkap walikota.

Sementara menurut H Mahpud anggota DPD RI dari Propinsi Banten mengemukakan, permasalahan sampah yang dihadapi Kota Bandung, tidak terlepas dari sikap dan perilaku masyarakat yang lalai. Kkhususnya tentang kebiasaan membuang sampah sembarangan, Walikota mengakui hal itu. Namun menurutnya, perilaku masyarakat perkotaan saat ini, telah lebih baik dibandingkan sebelumnya. Karena budaya malu dan takut telah melekat di hati masyarakat khususnya ketika akan membuang sampah di sungai atau jalan-jalan umum.

Terlebih lagi, melalui program Cikapundung Bersih yang setiap bulan dilakukan, masyarakat sekitar sungai sudah mulai takut dan malu untuk membuang sampah di sekitar sungai tersebut. “Minimal, sudah ada budaya malu dan takut. Kalau dulu, di depan mata kita juga mereka seenaknya saja membuang sampah. Sekarang ini, alhamdulillah, mereka mulai merasa takut ketahuan dan malu untuk membuang sampah sembarangan, apalagi ke sungai Cikapundung,” papar walikota.

Kunjungan kerja PAH II DPD RI ke Kota Bandung ini dilakukan berkaitan permasalahan sampah yang selama beberapa bulan terakhir dialami Kota Bandung. Rombongan Panitia Ad Hoc II yang diketuai H Sofyan Yahya ini diterima Walikota Bandung beserta jajarannya, sejumlah anggota DPRD Kota Bandung, unsur Muspida Kota Bandung, Dirut PD Kebersihan Kota Bandung, Managemen PT Bandung Raya Indah Lestari (BRIL), dan sejumlah elemen masyarakat.

Dalam kesempatan tersebut, Walikota Bandung mewakili pemerintah Kota Bandung menyerahkan cindera mata kepada H Sofyan Yahya, begitu pula DPRD Kota Bandung, yang penyerahannya diwakilkan kepada Drs. H Yod Mintaraga.

Dalam pertemuan selama kurang lebih dua jam tersebut, Dirut PD Kebersihan Drs Awan Gumelar MSi memaparkan, latarbelakang terjadinya permasalahan sampah di Kota Bandung hingga  penanganan yang telah dilakukan Pemkot beserta masyarakat Kota Bandung. Teramasuk kendala kekurangan armada sebanyak 687 buah dump truk dan 30 buah wheal loader, untuk dapat menyelesaikan penumpukan sampah di sejumlah TPS. Juga tentang rencana persiapan lokasi TPA baru di Blok Legok Nangka, Ciherang, Kabupaten Bandung, yang hingga kini masih dalam tahap proses. 

Seorang anggota panitia PAH II lainnya, H Abdul M Kilian, mengusulkan agar rencana pengolahan sampah jangka panjang dengan mengikuti metode pengolahan yang dilakukan di Shanghai Cina, dipertimbangkan kembali mengingat biayanya yang tinggi. Diusulkan untuk meminta pertimbangan dari pihak BPPT dan metode pengolahan yang dilakukan oleh Kota Brownsweigh, Jerman, yang dilakukan secara sederhana namun berhasil guna cukup tinggi. “Kami akan mempertimbangkan saran untuk berkonsultasi dengan pihak BPPT serta 5 kotaSisterCity tentang masalah ini, khususnya dengan Brownsweigh, Jerman,” kata walikota.