Berita

Bertekad Bebas Sampah, Cigending Gunakan Metode Open Windrow Hingga Maggotisasi

Sebagai optimalisasi pengelolaan sampah di wilayah, setiap kecamatan dan kelurahan terus berinovasi untuk meminimalisir produksi sampah yang dibuang. Tak terkecuali di Kelurahan Cigending Kecamatan Ujungberung.

Humas Kota Bandung Kamis, 14 Maret 2024 16:42
img
img
img
img

Lurah Cigending, Henni Revianti mengatakan, saat ini dari 7.200 Kepala Keluarga di Wilayah Cigending sekitar 50 persen telah memilah dan mengolah sampahnya secara mandiri dengan berbagai metode mulai dari Kang Empos hingga maggot.

"Alhamdulillah dengan edukasi yang terus kita lakukan mulai dari tingkat RT sampai kelompok arisan. Hampir 50 persen warga kita telah melakukan pemilahan dan pengolahan sampah secara mandiri," kata Henni.

Henni mengaku, memang tidak mudah untuk mengubah paradigma masyarakat untuk dapat memilah dan mengolah sampahnya secara mandiri.

Namun, dengan berbagai upaya sedikit demi sedikit masyarakat sudah mulai dapat mengolah sampahnya sendiri. Apalagi setelah adanya bantuan pemerintah Kota Bandung melalui maggotisasi.

Ia menyebut, saat ini hanggar maggot di wilayahnya telah salah mengolah lebih dari 4 ton sampah organik.

"Kita tetap semangat, karena maggotisasi dalam sebulan kita dapat mengolah lebih dari 4 ton sampah," katanya.

Untuk terus mengintensifkan edukasi dan pengolahan, kelurahan juga menggandeng Kelompok Swadaya Masyarakat Mandiri di RW 09 Kelurahan Cigending.

Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat Mandiri RW 09, Hermawan mengatakan, sudah sejak tahun 2018 telah membentuk bank sampah untuk mengatasi persoalan sampah anorganik.

"Kelompok bank sampah ini solusi untuk pengolahan sampah anorganik. Alhamdulillah telah berjalan sejak 2018 di RW 09 Kelurahan Cigending," ujarnya.

Sedangkan untuk pengolahan sampah organik sejak tahun 2020 telah menggunakan metode open windrow.

Windrow adalah salah satu sistem pengomposan di tempat terbuka beratap dengan aerasi alamiah.

Masyarakat setiap hari Rabu dan Minggu menyimpan sampah organiknya di ember yang telah disediakan. Lalu sampah organik tersebut diolah untuk dijadikan pupuk kompos dengan metode open windrow.

Saat ini, kata Hermawan, metode pengolahan sampah organik bertambah dengan adanya hanggar maggot yang dibangun.

Ia berharap, dengan berbagai upaya tersebut dapat menyelesaikan permasalahan sampah di Kota Bandung khususnya di Kelurahan Cigending.

"Sekarang kita optimalkan dengan komposisasi dan maggotisasi. Semoga dapat terus konsisten dan bisa menyelesaikan masalah sampah terutama di kelurahan Cigending," ungkapnya. (rob)**


Kepala Diskominfo Kota Bandung

 

Yayan A. Brilyana