Wakil Wali Kota Bandung, Ayi Vivananda : Perlu Kebersamaan Selesaikan Persoalan Kota

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung diminta untuk lebih serius lagi menangani perbaikan infrastruktur umum terutama jalan, saluran air dan sungai. Perbaikan tidak

Hari Sabtu, 13 Agustus 2016 09:35
Wakil Wali Kota Bandung, Ayi Vivananda :  Perlu Kebersamaan Selesaikan Persoalan Kota
Wakil Wali Kota Bandung, Ayi Vivananda : Perlu Kebersamaan Selesaikan Persoalan Kota

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung diminta untuk lebih serius lagi menangani perbaikan infrastruktur umum terutama jalan, saluran air dan sungai. Perbaikan tidak saja dipusat kota tapi juga merata sampai kepinggiran kawasan yang banyak pemukiman penduduk.

”Swadaya kami sangat terbatas untuk memperbaiki jalan terlebih melakukan pengerukan Anak Sungai Cibeunying yang melewati daerah kami,” keluh Kirsan Ketua LPM Kebon Gedang Kecamatan Batununggal kepada Wakil Wali Kota Bandung, Ayi Vivananda dalam kesempatan open house dikediamannya, Jalan Nyiland Bandung, (03/1009).

Kirsan dan para ketua RW lainnya yang terlewati sungai ini berharap Pemkot Bandung melalui Dinas Bina Marga dsan Pengairan (DBMP), melakukan pengerukan endapan sedimentasinya yang dikatakannya kronis. “Ke depan Pemkot mungkin perlu melakukan normalisasi. Karena selain sudah terjadi pendangkalan, juga penyempitan digunakan bangunan penduduk. Mengakibatkan air sungai meluap dan masuk ke rumah penduduk tidak kurang selutut orang dewasa,” ujarnya.

Berbeda dengan Aris, selaku koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Mitra Sejahtera Kelurahan Kebon Gedang, institusinya yang mendapat amanat memberdayakan ekonomi rakyat terkait pengembangan ekonomi mikro dalam rangka pengentasan kemiskinan di masyarakat perkotaan (P2KP), mengusulkan agar kebijakan Wali Kota Bandung di bidang kemakmuran (Bawaku Makmur), diserahkan kepada BKM-BKM.

“Ini akan menguatkan BKM-BKM dalam pelayanan masyarakat yang ingin berusaha. Selain itu dana ini juga akan menjadi dana abadi masyarakat yang terus berkembang. Selanjutnya tinggal bagaimana secara berkala pemkot melakukan pengawasan dan audit,” usul Aris seraya melaporkan BKM nya memiliki 60 Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dari sebelumnya 11 KSM sejak awal pembentukannya.

Menanggapi hal ini, Wakil wali Kota bandung Ayi Vivananda menyatakan, mengutamakan yang paling dibutuhkan adalah prinsip dasar dalam pengambilan kebijakan. Dari 7 (tujuh) agenda prioritas yang akan dimantapkan hingga 2013, selain primadona pendidikan dalam mencerdaskan bangsa, Kota Bandung di 2010 merencanakan menyelesaikan persoalan infrastruktur jalan khususnya perbaikan jalan-jalan rusak. Pemkot dikatakannya harus menyediakan anggaran tidak kurang dari Rp 150 milyar.

Terkait Bawaku Makmur dikatakan Ayi, kebijakan ini merupakan upaya Pemkot membantu warganya yang benar-benar ingin berusaha. Yaitu warga Kota Bandung yang tidak memiliki akses mendapatkan bantuan perbankan, lembaga koperasi maupun lembaga keuangan lainnya pemberi bantuan. “Bawaku Makmur diberikan bagi pelaku usaha ekonomi mikro yang benar-benar membutuhkan. Pendistribusian kepada penerima manfaat bukan berdasarkan pemerataan atau penjatahan kewilayahan, tapi bedasarkan prioritas sasaran yang harus dibantu,”.

Sementara terkait usulan Rosid dari Kecamatan Cibeunying Kidul tentang perlunya di tiap wilayah ada klinik khusus pelayanan untuk Lansia (lanjut usia), Ayi menyatakan bukan hal yang mustahil diwujudkan. Terlebih menurutnya Kota Bandung telah menggelindingkan Bawaku Lansia melalui program "nyaah ka kolot", baik dalam pelayanan kesehatan, bantuan modal usaha maupun perbaikan rumah tidak layak huni.

Mengakhiri open house selama 2 jam ini, terkait keseluruhan materi yang disampaikan kepadanya, Ayi menandaskan, menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi Kota Bandung selain diperlukan kebersamaan juga harus diselesaikan bersama-sama Pemkot dan warganya.

Pendangkalan penyempitan sungai dikatakannya hanya terjadi karena warga menganggap sungai masih sebagai tempat ideal membuang sampah. Padahal menurutnya, peraturan daerah (Perda) K3 (ketertiban, kebersihan dan keindahan) bukan sesuatu yang luar biasa tapi merupakan kebutuhan bersama. “Kita semua sama-sama butuh kehidupan kota yang tertib. Kita butuh lingkungan berkualitas, juga nyaman dan aman bagi siapa saja yang menghuni. Pengawasan dan penindakan tidak perlu, jika semua sama-sama melaksanakan K3 sebagai kebutuhan hidup mendasar,” ujarnya.

Open house dikatakannya, bebas dihadiri siapa saja yang ingin menyampaikan saran, usul, kritik ataupun ketidakpuasan pelayanan. Ke depan Ayi merencanakan, kegiatan open house bisa dilaksanakan secara mobile di kecamatan dan tematik. “Untuk setiap persoalan atau keluhan, kita tindak lanjuti. Diupayakan selesai minimal pada open house berikutnya,” pungkasnya. (www.bandung.go.id)