Seminar Penyusunan RDTRK Wil Bojonegara dan Ujungberung

Wilayah Bojonegara dalam perkembangan saat ini, termasuk kawasan Bandung Utara, orientasi ruanggnya lebih dominant pada upaya konsevasi yang secara konkrit haru

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:31
Seminar Penyusunan RDTRK Wil Bojonegara dan Ujungberung
Seminar Penyusunan RDTRK Wil Bojonegara dan Ujungberung

Wilayah Bojonegara dalam perkembangan saat ini, termasuk kawasan Bandung Utara, orientasi ruanggnya lebih dominant pada upaya konsevasi yang secara konkrit harus mengedepankan tindakan-tindakan rehabilitasi dan revitalisasi. Karena kawasan ini, harus menjadi kawasan dengan komposisi alam dan lingkungan hidup yang berkualitas, sekalipun pertumbuhan kegiatan masyarakat di sector komersial kian meningkat. Hal ini disampaikan Walikota Bandung H Dada Rosada SH, MSi dalam acara Seminar penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Wilayah Bojonegara dan Ujungberung, di Grand Hotel Panghegar Jalan Merdeka Bandung, Senin (27/11/06). Selanjutnya dikatakan walikota, terhadap kawasan Bojonegara, harus mampu mempertahankan kebijakan tata ruang yang bersifat pengendalian pertumbuhan aktifitas pemanfaatan ruang, disertai rehabilitasi dan revitalisasi lingkungan hidup yang optimal. “Bagaimanapun juga, wilayah ini akan memberikan pengaruh besar terhadap ekosistem kota Bandung. Karena stabilitas dan kualitas lingkungan hidup bagian hilir Kota Bandung, sangat tergantung wilayah ini”, ucap walikota. Berdasarkan RTRW Kota Bandung, kawasan ini, mewadahi aktifitas camuran, khususnya jasa dan komersial. Secara obyektif harus lebih selektif, agar kegiatan yang tumbuh, tidak menimbulkan dampak gangguan kesimbangan alam dan lingkungan hidup. Selain mempertahankan KDB 80 : 20, kawasan ini pun perlu ditunjang infrastruktur yang lebih memadai, khususnya saluran air, drainage dan kantung-kantung serapan air, agar memberi manfaat bagi pemulihan kualitas alam, selain juga peningkatan kualitas jalan dan penambahan ruas jalan baru. Sementara Wilayah Ujungberung, menurut walikota, merupakan kawasan yang masih memerlukan pengembangan fungsi, agar memberi peluang bagi pertumbuhan kegiatan yang mampu mereduksi kejenuhan aktifitas di kawasan kota lama. Menurutnya juga, wilayah ini harus dipertegas oleh kebijakan di sector kependudukan. Karena arus urbanisasi ke Kota Bandung, lebih banyak mengalir ke kawasan ini, akibat adanya rangsangan pengembangan Gedebage sebagai pusat primer bagian Timur Kota Bandung. “Jika pengendalian di sector kependudukan tidak dilakukan secara optimal, maka proyeksi kegiatan yang akan dikembangkan disini, tidak akan terpola dengan baik, bahkan dapat menimbulkan dampak lingkungan yang akut serta melemahkan daya saing kawasan ini”ungkap walikota Karenanya menurut walikota, Wilayah Ujungberung yang telah diwarnai aktfifitas industri, perdagangan dan hunian, harus di desain benar-benar tepat, agar bagian Utaranya tetap dipertahankan sebagai konservasi alam. Kawasan ini pun harus bebas dari kegiatan yang cenderung mengeksploitasi lahan. Sebaliknya dikembangkan fungsinya sebagai kawasan lindung, budidaya dan pengembangan budaya, dianataranya melalui pembentukan kawasan wisata agro. Sedangkan pada kawasan sepanjang jalan arteri A.H Nasution (Jl Raya Ujungberung), diperkirakan akan terjadi peralihan fungsi Pasar Ujungberung menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH). Suatu upaya konkrit bagi penguatan fungsi bagian Utara Ujungberungm yang dapat menjadi nilai keunggulan baru. Melalui seminar ini, walikota mengharapkan, adanya pendalaman yang obyektif, agar RDTRK Wilayah Bijonegara dan Ujungberung, menjadi ketentuan yang memberikan arah pengembangan kawasan yang berkualitas, unggul dan berkeadilan. Seminar diikuti 150 orang peserta, terdiri SKPD terkait, Camat, Lurah dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) ke dua wilayah. (www.bandung.go.id)