Meneg Lingkungan Hidup RI Canangkan 3R Penanganan Sampah

Bandung sebagai kota dengan produksi sampah yang cukup besar, dengan permasalahan sulitnya mencari tempat pembuangan atau pengolahan sampah, akan berupaya keras

Sysadmin Saturday, 13 August 2016 09:31
Meneg Lingkungan Hidup RI Canangkan 3R Penanganan Sampah
Meneg Lingkungan Hidup RI Canangkan 3R Penanganan Sampah

Bandung sebagai kota dengan produksi sampah yang cukup besar, dengan permasalahan sulitnya mencari tempat pembuangan atau pengolahan sampah, akan berupaya keras, menjadikannya bermanfaat dan mensejahterkan masayarakat, agar tidak menjadi musibah, apalagi menyengsarakan masyarakat. “Saya sebagai walikota, rtidak menghendaki terulang lagi, kejadian musibah TPA Leuwigajah akibat sampah yang menimbulkan korban” tandasnya dalam acara Pencanangan Implementasi Program Reduce, Reuse dan Resycle (3R) Kementrian Negara Lingkungan Hidup, di TPS Pasar Ciroyom Bermartabat, jalan Ciroyom Bandung, Sabtu (09/12/06). Dilakukan Meneg LH, Ir Rahmat Witular. Bandung sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat, dalam penanganan sampah, dikatakan walikota, harus jadi pelopor menjadikan sampah bermanfaat, bukan jadi masalah. Karena secara factual, penanganan sampah pasca musibah TPA Leuwigajah, berangsur-angsur mengalami perubahan, meskipun belum sepenuhnya terbebas dari permasalahan. Hal ini disebabkan daya amgkut armada yang belum optimal, akibat gangguan cuaca dan jauhnya jarak ke TPA. dampak ikutan dari belum optimalnya pengangkutan sampah, tidak menutup kemungkinan, memunculkan permasalahan pencemaran bau. Sebagai bukti seriusnya Pemkot Bandung menangani sampah, dikatakan walikota, berbagai upaya telah dilakukan, diantaranya kampanye mengurangi sampah, memanfaatkan kembali sampah dan mendaur ulang sampah (Reduce, Reuse, Recycle) skala rumah tangga di tingkat penghasil, studi banding ke RRC, bahkan persiapan pembangunan pabrik pengolahan sampah yang direncanakan di Gedebage, telah memasuki tahan kerjasama kajian khususnya feasibility Study (FS), antara ITB dengan pihak pengembang. Diharapkan 1 Maret 2007. peletakan pembangunanannya sudah bisa dilaksanakan, dan telah mendapat dukungan dari Gubernur jabar. “Kampanye 3 R yang dicanangkan Menteri Negara Lingkungan Hidup, adalah merupakan salah satu solusi, yang realistis untuk dilakukan. Selain tidak memerlukan teknologi tinggi, prosesnya pun tidak memerlukan biaya besar”, ungkap walikota. Karena Bagaimanapun juga, sampai saat ini, Pemkot bandung, masih dalam kondisi kesulitan mencari lahan untuk TPA. Sehingga soludi termudah, adalah mengubah paradigma tentang saampah, dari dibuang total menjadi dipilah, diolah dan dimanfaatkan. Perubahan paradigma tersebut, secara konkrit telah dilakukan melalui alih fungsi eks lahan TPA Pasirimpun (4,5 Ha) dan Cicabe (4 Ha) menajdi ruang terbuka hijau. Diharapkan akan diikuti pula dengan keswadayaan masyarakat dalam pemilahan, pengolahan dan pemanfaatan sampah. Terlebih, resposih seluruh warga kota, khususnya dalam penegakan Perda K3 tentang Kebersihan, Keindahan dan Kbersihan. “Mudfah-mudahan serangkaian langkah dan upaya yang telah dan sedang dilakukan Pemkot Bandung, akan memberikan kontribusi yang nyata, terhadap pemulihan kualitas lingkungan hidup yang lebih baik, sekaligus mendorong akselarasi Kota Bandung yang Bermartabat” harap walikota. Meneg KLH yang datang untuk mendukung pencanangan sampah melalui 3R, ini mengemukakan, selama hidupnya manusia memproduksi sampah. Masalahnya, terletak pada volume atau banyaknya sampah, yang belum tertangani secera penuh dalam implementasinya, terutama di kota-kota besar seperti Bandung. Hal ini disebabkan, keterbatasan dukungan lahan TPA maupun TPS yang tidak seimbang dengan banyaknya penduduk yang memproduksi sampah. “Sebenarnya dari program 3 R ini, terutama adalah R yang pertama yaitu Reduce atau mengurangi, dengan memanfaatkan atau mendaur ulang. Satu diantaranya, ialah dengan menerapkan teknologi dan merubah sudut pandang, sampah bukan sebagai masalah tapi sesuatu yang bisa berguna dan punya manfaat. -- Zero Waste seperti yang diterapkan di berbagai negara maju, semuanya terpakai, ”, ungkap Menteri. Karena memerlukan biaya dan teknologi tinggi, upaya yang dapat dilakukan masyarakat adalah dengan menerapkan teknologi 3R, menjadikannya pupuk kompos atau barang lain yang berguna. Menteri mengungkapkan, dalam konteks kota metropolitan seperti Kota Bandung yang diakuinya juga telah menerapkan pola 3 R, diharapkan menjadi pionir dalam pengelolaan sampah. “Secara institusi Kota Bandung ini sangat dicintai, -- mana ada kota besar di Indonesia yang dicintai 4 Departemen dan Kementrian Pusat, untuk menolong. Mentri Risert, KLH, BPPT dan Bappenas, agar Bandung menjadi contoh bagi semuanya” ucap menteri yang saat ini, mendapat juluka Menteri Sampah, Menteri Lumpur dan Menteri asap, terkait musibah sampah di bandung, Lumpur Sidoarjo dan kebakaran hutan. (www.bandung.go.id)