Pegawai Tidak Disiplin Terancam Dicopot Jabatan

Sebagai upaya meningkatkan disiplin, khususnya waktu masuk dan pulang kantor sekaligus meningkatkan kesejahteraan dan minat olah raga dan kesenian para pegawai,

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:32
Pegawai Tidak Disiplin Terancam Dicopot Jabatan
Pegawai Tidak Disiplin Terancam Dicopot Jabatan

Sebagai upaya meningkatkan disiplin, khususnya waktu masuk dan pulang kantor sekaligus meningkatkan kesejahteraan dan minat olah raga dan kesenian para pegawai, Sekretaris Daerah (Sekda), DR H Edi Siswadi MSi, mewakili Walikota Bandung, H Dada Rosada SH, MSi mencanangkan penggunaan absensi Handkey dan pengukuhan Tim Pembina  Olah Raga dan Kesenian (Timporkes) di lingkungan Pemkot Bandung, Jum’at (2/3/07), di Plaza Balaikota Jln Wastukancana 2 Bandung.

Sarana hankey dikatakan Asisten Administrasi, H Tjutju Nurdin, apada tahap awal, baru terpasang 5 unit dan masih terbatas bagi SKPD yang berkantor di Wastukancana. Yaitu, lingkup Sekretariat DPRD, Asisten I, II dan III, Badan Pengawasan Daerah (Bawasda), Dinas Informasi dan Komunikasi (Disinkom), Kantor Pusat Arsip Daerah, Kantor Litbang, dan Kantor Pusat data Elektronika (PDE).

Walikota Bandung dalam sambutan tertulis, demikian disampaikan Sekda, penggunaan absensi dengan system elektronik Hand Key, diharapkan menjadi suatu terobosan yang mampu meningkatkan kedisplinan pegawai. Sehingga berdampak pada terciptanya kinerja aparatur yang professional, efektif, efisien, akuntabel dan trasparan, dalam memberikan pelayanan optmal kepada public. Upaya ini sangat penting dan mendesak dilakukan, karena kedisiplinan unsure penting yang harus ada.

“Kita juga akan mencoba menerapkan reward berupa insentif. Tapi jika ternyata setelah dievaluasi, seorang pegawai terbukti jarang masuk, kita akan kenakan pengurangan insentifnya. Bahkan dapat dikenakan sanksi sesuai aturan kepegawaian, dicopot dari jabatan strukturalnya maupun  penundaan gaji”, tegas Sekda seraya meminta seluruh pegawai Pemkot, memehami tata tertib penggunaan Hand Key.

Jam pemberlakuan Hand Key ini, dijelaskan Sekda, pagi hari sejak pukul 06.00 dan maksimal Pukul 08.00. Sedangkan pada sore hari, paling cepat pukul 16.00.

Namun menurut Sekda, Absensi masuk dan pulang kantor, hanyalah salah satu indicator kedisiplinan. Absensi Hand Key ini,   hanyalah sarana pendukung saja, tapi kedisiplinan akan terwujud, masih sangat tergantung dari niat dan keinginan si manusianya. “Saat ini perangkat Hand Key baru terpasang 5 unit. Rencananya kita akan menambah 10 unit lagi yang dipasang di luar lingkungan Balaikota. ” jelasnya.  

Persentasi absensi masuk dan pulang kantor termasuk apel pagi, menurut sekda, dinilai walikota masih perlu ditingkatkan. Karena berdasarkan laporan Bawasda, kehadiran apel pagi selama Tahun 2006, rata-rata masih dibawah 50 %. Yaitu pejabat eselon II sebesar 49,4 %, pejabat eselon III (51,67 %), pejabat eselon IV dan staf (42 %). Sementara di luar lingkungan Balaikota sebesar 42,9 % dan di lingkungan kecamatan 57,6 %.

“Jika kondisi ini dibiarkanberlarut-larut, tidak saja akan mencoreng wajah pemerintahan, tetapi masyarakat yang merasa tidak puas terlayani, dapat menuntut pemerintah yang berakibat buruk pada jalannya roda pemerintahan”, kata Sekda.

Reward atau penghargaan berupa insentif maupun sanksi penundaan gaji, menurut Ketua DPRD. Dsrs H Husni Muttaqien, sangatlah wajar. “Kita lihat saja, setelah ada Hsnd Key ini, apakah masyarakat merasa pelayananannya lebih baik atau tidak. Kalau belum, berarti harus ditingkatkan lagi.  Ini perlu dievaluasi tiga bulanan”, ungkapnya.

Sementara itu, penerapan disiplin di lingkungan DPRD, menurutnya, anggota Dewan itu tidak seperti PNS. Namun bagusnya, pada rapat-rapat formal, perlu juga ada evaluasi, seperti dalam acara-acara pelaksanaan rapat Panitia Khusus (Pansus) atau Panitia Anggaran (Pangar). “Kalau mereka tidak hadir pada rapat komisi dan alat-alat kelengkapan dewan, artinya kinerja mereka jelek”, ungkapnya.

Terkait pengukuhan Timporkes, Sekda mengemukakan,  pembentukan dimaksudkan, manggairahkan minat sekaligus menyalurkan hobinya di bidang seni dan olah raga. Melalui kegiatan ini juga,  fungsi otak kiri dan otak kanan menurutnya harus diisi dan berkembang. Sehingga pegawai Pemkot, diharapkan dapat lebih berpikir positif dan kreatif. Lebih penting lagi, agar mereka sehat dan tidak sakit-sakitan.. “Tentunya, selain pinter,  disiplin dan cerdas, nu penting sehatlah aparat itu, henteu geringan. -- Karena kalau geringan, tidak bisa melayani masyarakat”, ujarnya