Berita

Berharap Pengusaha Bandung Mampu Bersaing di Luar Negeri

Wali Kota Bandung, M. Ridwan Kamil mengimbau pengusaha asal Kota Bandung tidak ragu membuka usaha di luar negeri. Ia percaya kemampuan dan kualitas pengusaha as

Zalfa Fauziya Rabu, 15 Agustus 2018 10:04
Berharap Pengusaha Bandung Mampu Bersaing di Luar Negeri
Berharap Pengusaha Bandung Mampu Bersaing di Luar Negeri

Wali Kota Bandung, M. Ridwan Kamil mengimbau pengusaha asal Kota Bandung tidak ragu membuka usaha di luar negeri. Ia percaya kemampuan dan kualitas pengusaha asal Kota Bandung mampu bersaing di luar negeri.

Imbauan tersebut disampaikan Ridwan Kamil saat memberikan sambutan pada pembukaan Musyawarah Cabang (Muscab) IX Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Bandung, di Hotel Arya Duta Bandung, Selasa (14/8/2018).

"Paspor itu cuma administrasi saja. Tunjukkan kemampuan kepemimpinan, kepercayaan diri, produknya, dan lain-lain. Jadi kalau ada pengusaha HIPMI Bandung nggak bisa bahasa Inggris, keterlaluan. Karena HIPMI Bandung harus naik kelas bukan jago kandang," tegas wali kota yang akrab disapa Emil ini.

Emil mengatakan, dirinya menaruh harapan besar pada HIPMI Kota Bandung. Emil berharap HIPMI Kota Bandung bisa menjadi yang terdepan untuk berkompetisi di pasar global.

Pada kesempatan tersebut, Emil menantang anggota HIPMI untuk menciptakan inovasi yang bisa membanggakan Indonesia. Tantangannya dipicu oleh keresahannya terhadap paradigma yang terjadi di Indonesia, warga Indonesia belum sepenuhnya bangga menggunakan produk dalam negeri. Hal tersebut berdampak besar pada pertumbuhan ekonomi Tanah Air.

"Saya ke Cina, semua orang pakai produk Cina. Ke Korea, semua orang pakai produk Korea. Ke Jerman, ke manapun, seperti itu. Di Indonesia, HP Korea, motor Jepang, mobil Jerman. Kita terlalu bangga bisa membeli itu semua. Tetapi di balik itu, kita cuma konsumen," tuturnya.

Kondisi yang terjadi di Indonesia, lanjutnya, bisa diubah dengan keberadaan sumber daya manusia yang memiliki kualitas kemampuan optimal. Ia mencontohkan negara Jepang yang kalah pada Perang Dunia II. Setelah kalah, Jepang langsung berinvestasi besar pada pengembangan sumber daya manusia sehingga saat ini tersohor menjadi negara dengan inovasi dan teknologi yang tak tertandingi.

"Hal yang sama juga dilakukan oleh negara maju lainnya. Di mana-mana, kemajuan suatu bangsa datang dari SDM. Negara-negara maju itu berinvestasi besar pada research and development melalui anggaran negaranya,"" paparnya.

Terlebih lagi, tambahnya, dunia semakin kompetitif dan menuntut sumber daya manusia yang makin berkualitas. "Kalau dunia makin kompetitif, artinya SDM-nya juga harus kompetitif. HIPMI jangan jadi pengusaha medioker yang hanya jago kandang," ujarnya.

Emil juga berharap HIPMI berkontribusi pada pembangunan Tanah Air. Riset McKenzie mengungkapkan, Indonesia akan menjadi negara terkuat nomor 3 di dunia dengan beberapa syarat. Salah satunya adalah, menjaga agar laju pertumbuhan ekonomi tidak kurang dari 5%.

"Selain itu coba berinvestasi dalam politik. Karena syarat lainnya adalah, jangan ada krisis dalam perpindahan kepemimpinan. Dukunglah tokoh politik yang menurut Anda baik, dan mampu membuka peluang pada pertumbuhan bisnis di Indonesia," katanya.


Sumber : Nurul - Humas kota Bandung